Proyek Penulisan dan Penerbitan Puisi Anak

Yuk nulis puisi untuk anak-anak kita.

Proyek Penulisan dan Penerbitan Cerpen

Terbitkan cerpen Anda jadi buku ber-ISBN

Proyek Penerbitan Cerpen Anak

Anak-anak pun perlu bacaan yang baik. Yuk nulis dan nerbitkan cerita pendek untuk anak.

Karyatunggalkan Puisimu!

Yuk terbitkan puisinya dalam buku karya tunggal

Terbitkan 5 Puisi

Punya 5 puisi? Yuk terbitin bareng-bareng jadi buku ber-ISBN.

Penerbitan 500 Puisi Akrostik

Terbitkan puisi akrostikmu jadi buku 500 AKROSTIK ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Kisah Pengalaman Inspiratif Pendek Guru

Tuliskan pengalaman inspiratif Anda sebagai guru dan terbitkan jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Kisah Pengalaman LUCU Guru

Tuliskan pengalaman LUCU Anda sebagai guru dan terbitkan jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Best Practices

Terbitkan best practices Anda jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Best Practices

Terbitkan artikel pendidikan Anda jadi buku ber-ISBN.

Penerbitan 5000 Pantun Pendidikan

Terbitkan pantun pendidikan dalam 5000 PANTUN PENDIDIKAN

Minggu, 26 April 2020

Lupa Bersajak

oleh Lusia Yuli Hastiti

 Photo by Pexels
      

biasanya mata pena
tak pernah berhenti
menggoreskan syair-syair
untuk mencatatkan sebuah peristiwa

nampaknya ia telah lupa
bagaimana mengayunkan diri
mengeja satu per satu huruf
yang berserakan
atau menangkap air mata
yang kerap tertumpah
dari hati yang berduka

mungkin juga ia sendiri
yang sedang berduka
aku tak tahu
jika ia pandai menyimpan rahasia
sejauh ini, aku sudah membaca
sajaknya yang mengungkap banyak hal
bahkan yang tersembunyi
di balik jubah kebenaran

Lampung Timur, 26 April 2019
A Poem A Day

Selasa, 21 April 2020

Peyeumpuan

oleh Lusia Yuli Hastiti
Photo by Ihsan Aditya from Pexels


menjadi peyeum haruslah kuat
meski berada dalam situasi
yang selalu membuat jiwa raganya penat
makhluk yang bernama peyeum itu tetap hebat

di depan matanya segudang pekerjaan diembat
tanpa ragu emansipasi itu harus melekat
kadang sudah berjuang sejak pagi namun tetap tak terlihat

si peyeum masih harus menelan
kenyataan pahit itu bulat-bulat
kadang turut melakukan pekerjaan yang berat
yang di dapur tak peduli
kulit lembut melepuh akibat minyak yang terciprat

tapi, peyeum tak pernah membuat sekat
tetap ambil bagian dalam karya yang penuh rahmat
segala karya dilakukannya dengan semangat

Lampung Timur, 21 April 2020

Untuk perempuan-perempuan Indonesia
Selamat Hari Kartini, tetap semangat berkarya untuk negeri.


Puisi bagi Bapa Pendiri (Pater Albino Elegante SCJ)

Puisi Lodevika Endang Sulastri
Dokumen Lodevika Endang Sulastri


Senyummu yang tulus
Selalu membuat aku tergugah
Untuk terus mendalami
Arti sebuah jati diri
Dari sebuah Instituti

Engkau mengenalkanku
Arti komunitas bagi hidup selibatku kini
Yang senantiasa Kauteladankan
Membuat aku belajar
arti intimitas persaudaraan
Yang kami hidupi sekarang

Pater Albino Elegante ...
Engkau tak kan pernah lekang
Dari benak kami kini
rintisanmu untuk hari mendatang
Bagi orang muda hendak berpaut hati
Bersama Hati Sang Ilahi

Wahai saudara seperjuangan kini,
Kita teruskan arti komunio bagi instituti
Agar terus hidupi perjuangan bermisi
Di tanah tanah terjanji
Yang Ilahi telah beri dalam peziarahan ini

Tak perlu berkecil hati,
Beliau telah mendahului
Perjalanan suci menuju Kerajàan Ilahi

Kita teruskan dengan segala amunisi
Persaudaraan, rendah hati, dan berbagi
Sebagai senjata perjuangan bermisi
Mari kita gengam dengan penuh bakti
Besarkan Instituti di seluruh lini

Eropa memanggil, Amerika Latin di sini
Afrika melambai, Asia bersiap diri ...
Kini kita berdiri bersiap menuju lain lini.
Agar sampai misi kita, memperjuangkan hidup dan kehidupan kemanusiaan
Bagi masyarakat mendatang

Mengingat hari wafat Pendiri Compagnia Missionaria dell Sacro Cuore




Senin, 20 April 2020

Kartini Abad Dua Puluh Satu

Puisi Lodevika Endang Sulastri

Photo by Sippakorn Yamkasikorn from Pexels


Suasana rumah di seluruh negri
Di tiga bulan ini 
Tetaplah emak-emak yang berdiri
Melindungi anak-anak dari pandemi

Sejak bangun pagi dan mandi
Beresi rumah dan dikotori lagi
Meja makan terus menanti
Untuk diisi hasil kreasi
Dinikmati seantero rumah ini

Habis makan, mesti beresi dan mencuci
Dengan tersenyum bangga 
Kauangkati semua jemuran siang hari
Belum selesai, anak-anak ribut berkelahi
Belum koreksi menumpuk dari siswa-siswi

Tak hendak memilih akan semua ini
Inilah hidup yang melayani
Emansipasi yang sering kaudengar ini
Sebenarnya artinya menjadi garda depan
Bagi bumi pertiwi.

Lihat kawan-kawan lain juga sama
Pulang berjaga dan periksa pasien
Lelah menanti tapi tak hendak henti
Mesti masuk kamar mandi dan bersih diri
Sebelum memeluk si buah hati

Di sudut pasar lain lagi 
sudah menanti langganan 
mencari sayur pagi untuk hari ini
Engkau tegak berdiri, tersenyum melayani
Meski seharusnya di rumah 
menjaga keluarga sendiri.

Wahai para wanita ibu pertiwi
Berikan seluruh hati
Untuk duniamu ini
Banggalah jadi Kartini sejati
Untuk membangun negri.

Selamat pesta bagi para ibu di bumi pertiwi
Artinya berdiri di garda terdepan negeri
Wahai para Kartini di abad 21 ini.
          


Rindu Pempek Lenjer

Puisi Lodevika Endang Sulastri

Photo by bishop tamrakar from Pexels


Pagi cerah menjelang
Sengat matahari nembus kaca jendela
Ku terbangun menggeliat,
Tidurku terganggu oleh panasnya mentari
Lenyap pempek lenjer dalam mimpi

Rasa badan enggan berdiri
Karena sampai pagi kubegadang lagi
Jadwal tidur terus berganti
Sesuai aktivitas yang menepi.
Tapi perut telah lapar lagi.

Mata enggan menutup meski telah larut.
Siang telah terhempas merana
PSBB menutup kota kami
Hilang sudah mimpi tadi
Nikmati pempek lenjer di pagi hari.

Berjalan hanya antara kamar dan dapur, 
Sejenak duduk di ruang tamu,
Sejauh bisa  di pelataran rumah
Sembari berjemur badan menghangat
Menjaga sehat bagi raga

Terduduk aku di pinggir ranjang,
Menatap kaki telanjang
Hendak ke mana gerangan hari ini?
Akankah hanya sebatas pagar rumah lagi?

Betapa bosan hidup hanya di sini
Meski kucoba berbagai kreasi
Rindu sepenggal obrolan 
Bersama sobat duduk rehat
Nikmati pempek lenjer pagi

Kapan kan berakhir
Aku rindu pempek lenjer
Di samping Benteng Kuto Besak 
Tempat biasa kami berbagi
Pengalaman hari-hari dijalani.

Palembang lewat dini hari, 21-04-2020, 0:21

Minggu, 19 April 2020

Hanya Manusia

oleh Lusia Yuli Hastiti

Photo by Lusia
 

sayangnya aku seorang manusia
hanya mampu mengulurkan sepenggal harapan

suratan itu ada timbangannya
antara pahit dan manis ada gilirannya

terkadang perlu menahan ombak sengsara
di laut tempat perjalanan kita

kadang jua seperti kumbang kekenyangan
mendapati bunga ranum di tepi jalan
mencucup madu tiada henti tanda kesukaan

aku ini hanya seorang manusia
mengharap tenang dalam gelora
mengharap kuat 'pabila tergilas roda-roda dunia

Lampung Timur, 12 Mei 2016

Puisi diambil dari Kumpulan Puisi Juni 2019
#Puncak Kenikmatan#halaman 39


Gugur bunga pahlawan bangsa

https://pixabay.com/images/id-4966947/


Sirene  ambulans mengaung
Meningkah suara kendaraan 
Saling menepi memberi jalan
Tlah gugur pahlawan bangsa nan setia

Di tengah wabah pandemi Covid-19
Telah berpulang satu per satu
Para dokter, perawat, bidan, dan paramedis
Yang berjuang demi berpuluh nyawa

Sambil menunduk kepala
Kolega sejawat beri penghormatan
Sebelum ambulans mengantar
Jasad yang telah rela pergi
Memperjuangkan saudara sebangsa

Kuingat pesan mereka
Tinggallah di rumah saja,
Cucilah tangan sesering mungkin
Berjemur di pagi hari, istirahatlah yang cukup
Makan makanan yang bergizi
Jangan lupa berdoa, agar terhindar
Sejauh mungkin pandemi  Covid-19 ini

Trima kasih pahlawan sejati,
Engkau tidak minta dihormati
Cukuplah agar kami taat saja
Sesuai instruksi demi kesehatan
Baik aku, kamu, dia, dan kita.

Ayo dengarkan mereka
Yang sudah susah payah
Tinggalkan keluarga bahkan menyabung nyawa
Demi sehatnya kita. 

Terima kasih para dokter, perawat, dan paramedis
Aku mengangkat topi
Untuk pengorbanan kalian ini
Kan tercatat sejarah
Hembusan nafas kalian
Seirama tarikan nafas pasien yang berjuang
Mempertahankan hidup agar panjang. 

Terima kasih para dokter,perawat dan Paramedis.
Jasa kalian tak akan kami lupakan. 

Palembang, senin pagi sesudah Otktaf Paskah: 
00:18




Rindu di Jelang pagi

Puisi Lodevika Endang Sulastri

Image by mohamed Hassan from Pixabay 

Malam larut, pagi menjelang.
Terduduk aku di kursi rotanku
Jiwa menghentak ingin berlari
Dari pusaran kisah hari-hari ini

Sepanjang hari tinggal sendiri,
Bangun raga, bersih diri, berdoa, 
Rutinitas pagi selalu tak henti
Tak lepas dari pagar sebahu
Menutup mata bagi semua orang

Bahkan bangun pagi tuk bersiap diri
Menyambut anak-anak di sekolah
Memecah pagi hari tiada lagi
Semua sunyi bak kematian menghampiri

Tak lagi ada lambaian tangan 
Seorang sahabat menghampiri
Sekedar minum kopi di siang hari
Tak ada lagi cerita itu kini.

Senja menghampiri dengan enggan
Seolah menyampaikan pesan
Mengapa malam senyap makin mencekam
Di manakah malam malam meriah
Yang penuhi dunia penuh pekerja

Gugurkah semua manusia,
Dengan kehadiran putri Corona
Yang menghisap Roh manusia
Dengan begitu saja

Alangkah kejamnya dikau Corona
Melenyapkan separuh umat di dunia
Kapankah engkau melenggang pulang
Ke rumahmu yang entah dimana

Lihatlah aku ini,
Yang biasa bersibuk diri 
kini tak lagi pergi
Tahukah engkau wahai corona
Semua serasa tak berarti.

Palembang Larut Minggu 23:45






Nasib

oleh Lusia Yuli Hastiti

Photo by Lusia
   

aku tidak pernah punya maksud untuk menyamakan nasib
kita selalu terjebak dengan nasib
ia adalah bentuk lain dari kesunyian kita

engkau bilang, engkau adalah orang yang pandai menunggu
namun, engkau juga takut bahwa usahamu sia-sia
engkau takut aku tak datang meskipun engkau menunggu

tapi, ada benarnya juga
sebentar kita memang sudah tenggelam
dalam sepi yang mendera
sebenarnya nasib kita adalah sama
tentang rasa yang tak pernah bisa kita lepaskan

nasib jualah yang telah memisahkan
antara hidupmu dan hidupku
tentang sajak nasib yang kutulis ini,
aku meminjamnya dari catatan Chairil Anwar
lalu, aku menyatukannya dengan nasib kita.

Lampung Timur, 19 April 2017

Puisi diambil dari Kumpulan Puisi Maret 2019#3
#Perempuan di Atas Bukit#halaman 10


Bawalah Jiwa-jiwa

Puisi Lodevika Endang Sulastri
Di luar Kerahiman Ilahi tidak ada sumber harapan untuk manusia itu sendiri.

Kerahiman Ilahi Oktaf paska menjelang,
Hari yang dinantikan bagi kami
Kerahiman Ilahi menyentuh jiwa
Pengampunan atas segala dosa
Terutama hati menyembah mendoa bagi jiwa-jiwa duka
Yang masih dalam penantian
Di api penyucian Hari-Mu yang suci,
Diawali dalam kasih sayang
Akan belas kasihan "dari semua bagi semua"

Kami mohon ya Bapa Allah penuh Kerahiman
Telah banyak tangan dan kaki kami
Telentang cerenang membagi dosa
Kini kami datang pada-Mu
Agar mendapat pengampunan

Juga bagi para leluhur kami
Yang telah mengawali isi dunia ini
Membuahkan coretan dosa dan kelemahan
Mengotori dunia tua ini

Melalui Sang Putra kami percaya
Engkau datang senantiasa
Mengangkat jiwa yang terluka
Karena banyaknya dosa.

Ya Bapa, kami bawa sejumlah jiwa-jiwa lara
Berilah belaskasihan dan Kerahiman-Mu
Bawalah mereka ke dalam rumah-Mu
Yang penuh cahaya mulia.

Ya Kerahiman Ilahi
Kami datang memohonkan doa
Bagi jiwa jiwa lara
Melalui Yesus andalan kami.

Palembang, Hari Kerahiman Ilahi 17:33

Sabtu, 18 April 2020

Secangkir kopi

Puisi Lodevika Endang Sulastri

Photo by Bianca Gonçalves from Pexels


Pagi senyap, suara jangkrik berbunyi
burung gereja hinggap di pagar rumah
Secangkir kopi temani diri
Aroma wangi menggugah jiwa kelana

Sebatas mata memandang,
Rindu datang kerabat bertandang
Dihadang covid 19 semua jadi ambyar
Secangkir kopi teman pagi sunyi

Pikiran melayang, hidup kini tak tenang
Sepanjang detak jam berlalu
Tetap singgah sepenggal tanya,
Kapan Tuhan selesaikan masa-masa tulah?
Secangkir kopi hangatkan pikiran sunyi.

Nabi Nuh telah mengalami
Menjadi nakhkoda di delapan bulan
Air bah menghantam bumi.
Hati tersentak menampak
Secangkir kopi temani mimpi pagi.

Nabi Musa telah menjadi kisah,
Kini kami menghadapi realita.
Jadi Tuhan, kapan Engkau akan melawati
Rumah kami dengan coretan darah di daun pintu rumah kami?
Tanda penyelamatan bagi umat manusia ini?
Sekeping budi terhenyak
Di secangkir kopi aroma wangi

Berapa kali Engkau murka Tuhan
Terhadap kami, manusia durhaka ini
Namun kami bertobat Tuhan
Ulurkan tangan di tengah sunyi
Agar kami selamat dari bahaya Covid 19 yang mengerikan ini.
Di hari Minggu Kerahiman-Mu ini
Kami memohon besar kasih sayang-Mu
Engkau andalan hidup kami
Secangkir kopi temani refleksi pagi.

Pagi memecah diiringi bunyi jangkrik,
Seekor burung gereja hinggap di pagar sunyi,
Menggugah pikiran yang sedang tersayat
Ditemani secangkir kopi hangat.

Palembang hari kerahiman Ilahi 08:46

Perpisahan

oleh Lusia Yuli Hastiti

Puisi Perpisahan karya Lusia Yuli Hastiti Buku Perempuan di Atas Bukit Komunitas Guru Menulis
Photo by Lusia

apa yang paling mengharukan selain perpisahan?
rasa di mana kesepian akan tumpah di segenap napasmu
kita dipertemukan dengan orang lain
untuk mengisi ruang kosong dalam buku kehidupan

dalam pertemuan itu
yang paling berat adalah
melepaskan lewat lambaian
bukan tentang dia atau mereka
yang telah pergi dan tak kembali
perpisahan akan mengajarkan kepada kita
tentang waktu yang telah berlalu
dan tak kembali lagi

seperti angin, kisah itu akan hadir
seperti gelap, kebersamaan itu akan menghilang
seperti kabut yang tak tampak
kerinduan itu akan selalu ada
seperti bintang yang bertaburan
perpisahan juga menyimpan banyak harapan
lalu, apakah itu adalah sebuah kebodohan
bila melepaskan dan menghilangkan kesempatan?

Lampung Timur, 3 Mei 2018

Puisi diambil dari Kumpulan Puisi Maret 2019#3

Terperangah

Puisi Lodevika Endang Sulastri
Image by congerdesign from Pixabay 


Pagi yang sunyi,
Aku melangkahkan kaki
Seolah terbang kubawa motor pagi ini
Sesampai di kantor, memang masih sepi
Kusapa teknisi yang sudah memegang sapu lidi
Dan aku masuk ruang yang pengap ini
Beberapa saat aku mulai bekerja
Terdengar sedikit heboh di sela sibuk diri
Kutengadahkan muka lihat satpam dan teknisi
Entah apa yang diributkan kini.
Aku melambaikan tangan
Teknisi berlari dan lapor diri
Ada "odp" tertidur lelah di depan patung Bunda Maria
Tapi tak ada satupun yang bergerak
Terperangah aku
Sudah di depan mata itu cerita.
Bukan lagi berita berita di jurnal pagi
Tapi memang ada di kita punya negeri.
Siapkah hati, jalan sunyi sudah menanti...
Terperangah aku dan melafal sebait doa,
Rasa tak nyata tapi ada di depan mata
Salam Maria Penuh Rahmat,
Tuhan sertaMu terpujilah Engkau di antara wanita,
Dan terpujilah buah tubuhmu Yesus.
Terperangah aku dan tak berdaya..

Palembang, oktaf ke enam 19:11

Jumat, 17 April 2020

Data Penulis

Kamis, 16 April 2020

Di Balik Jarak

oleh Lusia Yuli Hastiti

Puisi Di Balik Jarak karya Lusia Yuli Hastiti Buku Perempuan di Atas Bukit Komunitas Guru Menulis
Photo by Lusia


harus kukatakan  dengan sungguh
apabila aku hendak tidur
aku akan mendoakanmu terlebih dahulu
supaya malam menjaga mimpimu
dan menyanyikan madah-madah syukur
bagai nyanyian surgawi

harus kutulis dengan sungguh
apabila malam dipenuhi gerimis
itu tanda percikan ketabahan
yang menyelingi kesunyian sebuah jarak

harus kubatini dengan sungguh
bahwa di balik jarak
ada kasihku yang begitu besar
tersimpan dalam untukmu

Lampung Timur, 30 Juni 2018

Puisi diambil dari Kumpulan Puisi Maret 2019#3

Doa seorang hamba

Puisi Lodevika Endang Sulastri
Foto Lodevika Endang Sulastri


Senja tampak membiru
Langit bersih, pertanda
Kemacetan telah berlalu
Seiring hadirnya Covid-19
Yang mencekam seluruh kota

Jalanan sunyi ...
Satu dua mobil sekadar lewat
Karena bekal telah amblas
Banyaknya mulut mendamba

Sunyi mencekam kota
Tak hendak orang lalu lalang
Berasa lebih berharga
Kini tinggal dalam keluarga

Dari jam ke jam
Semakin bertambah terdampak
Tak tahu kapan terhenti
Satu atau dua bulan lagi
Entah ...

Ingin percaya, semua kan lalu
Tapi semua masih semu
Berita terus terdengar, terbaca
Di televisi ataupun jurnal
Kini hanya pada Tuhan
Kita bertelut
Memohonkan sebuah mukjizat
Selesaikanlah hari-hari laknat

Tuhan, beri kami kuat.
Hanya pada-Mu kami mendekat
Pasrahkan seluruh jiwa manusia
Agar mendapat rahmat

Segerakanlah ya Sang Dewa
Tulah kami ini
Dan berikanlah kami
Dunia penuh cahaya.

Pada-Mu kami berdoa
Ya Khalik yang Perkasa

Palembang oktaf keempat Paskah 16:50

Penerbitan Karya Anak

Penerbitan Karya Anak


  • Jika Bapak Ibu mengelola kegiatan tulis-menulis di sekolah, entah dalam suatu mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler, yang mendorong anak-anak untuk menulis dan menghasilkan karya tulisan: tugas menulis (puisi, cerpen, artikel, surat), ekstra jurnalistik, majalah dinding, atau kartun, komik, dll.;
  • Jika Bapak Ibu atau lembaga Bapak Ibu memiliki kegiatan pengembangan yang inspiratif dan mendorong siapa saja yang terlibat di dalamnya untuk membuat catatan reflektif atas kegiatan tersebut: retret, makrab, pramuka, latihan kepemimpinan, dll.;
Bapak Ibu bisa menerbitkan hasil karya siswa tersebut menjadi buku. Bapak Ibu silakan mengelola dan menata karya siswa tersebut dan membuat kata pengantar. 

  • Jika berupa tulisan sebagai file lampiran dalam format Word
  • Jika berupa gambar sebagai file lampiran dalam format JPG
Penting: 
  • Naskah Anda akan melewati proses penerbitan standar dan akan diterbitkan oleh Penerbit Anggota IKAPINaskah Anda akan benar-benar diedit (dari segi isi dan bahasa) oleh seorang editor.
  • Mohon tidak mengirimkan naskah jika Anda tidak menyepakati dengan segala ketentuan yang tertulis mengenai proyek ini.

Biaya Penerbitan
  • Biaya penerbitan bisa dilihat dalam tabel berikut:
  • Maksimal
    Halaman
    Total Buku

    Biaya
    Penerbitan

    Jumlah
    Contoh
    Terbit

    36 hal.

    Rp 580,000

    6 eks.

    44 hal.

    Rp 695,000

    7 eks.

    56 hal.

    Rp 815,000

    8 eks.

    72 hal.

    Rp 955,000

    10 eks.

  • Meliputi biaya editlayout, desain cover, administrasi, dan contoh terbit.
  • Jika tebal buku lebih dari 72 halaman, setiap kelebihan halamannya dikenai biaya tambahan Rp8000,00 per halaman 
  • Penerbit akan menetapkan harga jual buku (sesuai ketebalan buku).
  • Jika buku mengandung gambar, tabel, rumus, bagan (selain teks) akan ada biaya tambahan untuk pengolahan dan layout sebagai berikut:
    • Gambar: Rp3.000,00 per gambar
    • Tabel: Rp3.000,00 per tabel atau per halaman (jika satu tabel lebih dari 1 halaman)
    • Bagan: Rp10.000 per bagan
    • Indeks: Rp150.000 untuk buku dengan ketebalan maksimal 250 halaman. Selebihnya akan dihitung biaya tambahan Rp500 per halaman kelebihannya.
    • Rumus. Biaya layout untuk buku yang mengandung rumus akan dihitung tersendiri, tergantung banyak sedikitnya rumus
  • Jika membutuhkan lebih dari eksemplar dalam paket, penulis bisa memesannya dengan fasilitas diskon penulis sebesar 25% dari harga buku yang ditetapkan penerbit.
  • Penulis akan menerima royalti 10% atas semua buku yang terjual di luar paket penerbitan.
  • Penerbit berhak mencetak sejumlah buku untuk dikirimkan ke Perpusnas dan untuk arsip penerbit dan jika diperlukan untuk keperluan promosi
  • Jika ingin mendapatkan sertifikat tercetak Bapak Ibu akan diminta biaya pembuatan dan pencetakan sertifikat sebesar Rp5000 per lembarnya.
  • Biaya belum termasuk ongkos kirim
  • Jika menghendaki cetak isi buku berwarna akan ada perhitungan biaya cetak tersendiri.
Selamat berkarya. Mari kita dorong anak-anak didik kita untuk menghasilkan karya.

Rabu, 15 April 2020

Penerbitan Pentigraf



Pentigraf merupakan akronim dari cerpen tiga paragraf. Karya sastra jenis baru ini, kali pertama digagas dan dikembangkan oleh sastrawan dan akademikus dari Unesa, Dr. Tengsoe Tjahjono. Dinamakan pentigraf sebab syarat utamanya adalah terdiri dari tiga paragraf, tidak kurang dan tidak lebih. Namun demikian, pentigraf haruslah memiliki tokoh, alur cerita, dan konflik yang kuat. Untuk itulah, mengapa dalam menuliskan pentigraf harus memperhatikan pemilihan diksi untuk menciptakan kalimat yang efektif. 


Kirim
ke terbitkanbuku@gmail.com

Panjang
3 (tiga) paragraf. Maksimal 760 kata. Diketik normal. Gak usah pakai font yang aneh-aneh.

Diterbitkan jadi buku 
Jika sudah terkumpul minimal 50 naskah yang layak terbit

Penting: 
  • Naskah Anda akan melewati proses penerbitan standar dan akan diterbitkan oleh Penerbit Anggota IKAPINaskah Anda akan benar-benar diedit (dari segi isi dan bahasa) oleh seorang editor.
  • Mohon tidak mengirimkan naskah jika Anda tidak menyepakati dengan segala ketentuan yang tertulis mengenai proyek ini.

Syarat?
Sanggup membiayai penerbitan, dibayar di muka setelah naskah dinyatakan layak terbit, sebesar Rp165.000 (ditambah ongkos kirim). Biaya ini bukanlah biaya pembelian buku melainkan biaya proses penerbitan yang mencakup: editinglayoutdesain coveradministrasi penerbitandan pencetakan contoh terbit.

Deadline?
Kalau sudah terkumpul 40 naskah layak terbit, akan dibuka lagi untuk proyek penerbitan buku kedua, dst.

Kelengkapan
  1. Foto KTP 
  2. Foto diri 
  3. Biodata narasi maksimal 45 kata.
  4. Melengjkapi DATA PENULIS (akan dikirimkan sebagai balasan email ketika Ibu dan Bapak mengirimkan naskah)
Struktur dan Penentuan Judul Buku
Untuk antologi cerpen dari beberapa penulis, penentuan struktur bukunya (urutan cerpennya) akan ditentukan oleh editor. Bisa jadi tetap dikelompokkan per penulis, namun juga tidak menutup kemungkinan untuk dikelompokkan per tema yang sama.
Judul buku akan diambil dari salah satu judul cerpen dan bisa jadi itu tidak mewakili semua cerpen yang ada. Penentuan judul buku menjadi hak editor dan penerbit. Bukan berarti cerpen yang diambil sebagai judul buku adalah yang terbaik atau lebih baik dari cerpen lainnya, melainkan judul cerpen tersebut mungkin lebih membuat penasaran atau karena pertimbangan-pertimbangan lain yang dianggap oleh editor dan penerbit menarik untuk dijadikan judul buku. Jadi penulis yang cerpennya tidak terpilih sebagai judul buku dimohon ikhlas dan tidak perlu merasa bahwa cerpennya kalah dibanding cerpen yang dipilih sebagai judul buku.

Penerbitan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)



Ketentuan Umum
Jika Ibu Bapak sudah melakukan Penelitian Tindakan Kelas atau bahkan Penelitian Tindakan Sekolah, Bapak Ibu bisa menerbitkannya menjadi buku.

Jika cukup panjang, kemungkinan satu penelitian tindakan kelas bisa menjadi satu buku. Jika tidak terlalu panjang, kemungkinan bisa dua atau tiga PTK baru bisa jadi satu buku, bahkan mungkin empat atau lima atau enam untuk jadi satu buku.

Jika PTK memuat banyak informasi detil, Bapak Ibu bisa pertahankan format formal laporan untuk penyajian bab per bab. Namun, Bapak Ibu harus membahasakan ulang kata pengantar dan judul bab agar tidak terlalu formal. 

Mohon diperhatikan bahwa kami bukan penerbit jurnal.

Ketentuan Khusus
Kirimkan naskah ke komunitas.guru.menulis@gmail.com.

Format file dalam bentuk Word. Mohon tidak mengirimkan file dalam bentuk tautan ke google drive (kecuali terpaksa karena ukuran file yang besar) atau dalam bentuk PDF.

Penting: 
  • Naskah Anda akan melewati proses penerbitan standar dan akan diterbitkan oleh Penerbit Anggota IKAPINaskah Anda akan benar-benar diedit (dari segi isi dan bahasa) oleh seorang editor.
  • Mohon tidak mengirimkan naskah jika Anda tidak menyepakati dengan segala ketentuan yang tertulis mengenai proyek ini.

Sertakan:
  1. Narasi biodata atau profil penulis
  2. Foto diri
  3. Foto KTP untuk kepentingan administrasi penerbitan
  4. Mengisi formulis Data Penulis.xls yang akan dikirimkan dalam email balasan.

Biaya Penerbitan
  • Penerbit menetapkan biaya paket penerbitan sebesar Rp955.000
  • Meliputi biaya editlayout, desain cover, dan contoh terbit sebanyak 10 eksemplar untuk buku dengan ukuran maksimal 145x210 mm (A5) dengan ketebalan maksimal 80 halaman.
    • Jika tebal buku lebih dari 80 halaman, setiap kelebihan halamannya dikenai biaya tambahan Rp8000,00 per halaman 
  • Penerbit akan menetapkan harga jual buku (sesuai ketebalan buku).
  • Jika buku mengandung gambar, tabel, rumus, bagan (selain teks) akan ada biaya tambahan untuk pengolahan dan layout sebagai berikut:
    • Gambar: Rp3.000,00 per gambar
    • Tabel: Rp3.000,00 per tabel atau per halaman (jika satu tabel lebih dari 1 halaman)
    • Bagan: Rp10.000 per bagan
    • Indeks: Rp150.000 untuk buku dengan ketebalan maksimal 250 halaman. Selebihnya akan dihitung biaya tambahan Rp500 per halaman kelebihannya.
    • Rumus. Biaya layout untuk buku yang mengandung rumus akan dihitung tersendiri, tergantung banyak sedikitnya rumus
  • Jika membutuhkan lebih dari 10 eksemplar, penulis bisa memesannya dengan fasilitas diskon penulis sebesar 25% dari harga buku yang ditetapkan penerbit.
  • Penulis akan menerima royalti 10% atas semua buku yang terjual di luar paket penerbitan.
  • Penerbit berhak mencetak sejumlah buku untuk dikirimkan ke Perpusnas dan untuk arsip penerbit dan jika diperlukan untuk keperluan promosi
  • Mendapatkan 1 lembar sertifikat penerbitan
  • Biaya belum termasuk ongkos kirim
Untuk buku dengan ukuran maksimal 14,5x21 cm (A5), disediakan paket penerbitan dengan ketebalan buku lebih tipis, seperti dalam tabel berikut:

Maksimal
Halaman
Total
Buku

Biaya
Penerbitan

Jumlah
Contoh
Terbit

36 hal.

Rp 580,000

6 eks.

44 hal.

Rp 695,000

7 eks.

56 hal.

Rp 815,000

8 eks.

Jika lebih dari 56 halaman, maka masuk ke dalam paket penerbitan Rp955.000 seperti di atas.

Kisah 3 Alinea tentang Kakek atau Nenek

Photo by Tristan Le from Pexels

Tak jarang kakek atau nenek memiliki tempat yang istimewa dalam perjalanan hidup kita, cucunya. Kadang mereka memiliki peran yang tidak bisa dijalankan oleh orang tua kita sendiri. Atau barangkali, kita punya rahasia kecil yang hanya untuk kakek dan kita saja.

Pasti ada pengalaman yang menarik, yang mengesan, yang membekas mengenai kakek atau nenek. Yuk kita tuliskan pengalaman tersebut, sepenggal pengalaman yang berharga, agar tidak hilang begitu saja, tetapi bisa abadi menjadi warisan bagi anak cucu kita.

Kirim
ke terbitkanbuku@gmail.com

Panjang
3 (tiga) paragraf. Maksimal 560 kata. Diketik normal. Gak usah pakai font yang aneh-aneh.

Diterbitkan jadi buku
Jika sudah terkumpul minimal 50 naskah yang layak terbit

Penting: 
  • Naskah Anda akan melewati proses penerbitan standar dan akan diterbitkan oleh Penerbit Anggota IKAPINaskah Anda akan benar-benar diedit (dari segi isi dan bahasa) oleh seorang editor.
  • Mohon tidak mengirimkan naskah jika Anda tidak menyepakati dengan segala ketentuan yang tertulis mengenai proyek ini.

Syarat?
Sanggup membiayai penerbitan, dibayar di muka setelah naskah dinyatakan layak terbit, sebesar Rp155.000 (ditambah ongkos kirim). Anda akan mendapatkan 2 eks buku contoh terbit dan sertifikat. Biaya ini bukanlah biaya pembelian buku melainkan biaya proses penerbitan yang mencakup: editinglayoutdesain coveradministrasi penerbitan, dan pencetakan contoh terbit.

Deadline?
Kalau sudah terkumpul 50 naskah layak terbit, akan dibuka lagi untuk proyek penerbitan buku kedua, dst.

Kelengkapan
  1. Foto KTP
  2. foto (bersama) kakek/nenek (kalau tidak ada foro kakek/nenek, boleh foto diri saja)
  3. Biodata narasi maksimal 40 kata.
  4. Melengjkapi DATA PENULIS (akan dikirimkan sebagai balasan email ketika Ibu dan Bapak mengirimkan naskah)

(J)Angan Puisi

oleh Lusia Yuli Hastiti
Photo by Lusia


suatu hari nanti kau akan berkata kepadaku
bahwa sesungguhnya kau tidak menyukai puisi
kau tidak menyukainya
karena kau akan bergidik sendiri

saat kau bertemu dengan puisi,
kau akan membaca
yang sebenarnya tidak ingin kaubaca;
kau akan melihat
yang sebenarnya tidak ingin kaulihat;
kau akan mendengar
yang sebenarnya tidak ingin kaudengar;
kau akan mengingat
yang sebenarnya tidak ingin kauingat;
kau akan merasa
yang sebenarnya tidak ingin kaurasa

kau akan menutup mata dan telinga
kau ingin aku diam dan berhenti
sampai di sini saja
kau ingin aku menyimpan semua kata
kau akan protes dan menyangkal
apa yang ditulis bukan seperti yang diduga
kau akan membenarkan keraguan
dan meragukan kebenaran
kemudian, kau akan berteriak kepadaku
semua (j)angan puisi!

Lampung Timur, 25 Mei 2018



Puisi diambil dari Kumpulan Puisi Juni 2019
#Puncak Kenikmatan#halaman 38