Sebagai guru, tentunya kita pernah mengalami kejadian anak datang terlambat. Ketika melihat anak datang terlambat, banyak guru yang mengajukan pertanyaan, "Kenapa terlambat?" Menurut Ibu Itje Chodidjah, ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah dijawab anak karena anak tidak memiliki "folder" di otaknya untuk bisa segera menjawabnya.
Berbeda dengan pertanyaan, misalnya, "Berangkat dari rumah jam berapa?" atau "Tadi berangkat sekolah naik apa?" atau "Siapa yang mengantar?" Pertanyaan ini akan segera bisa dijawab anak karena ia memiliki "folder" di dalam otaknya untuk bisa segera menjawab pertanyaan ini.
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Bu Itje Chodidjah ini, Komunitas Guru Menulis mencoba mencari tahu bagaimana guru menanggapi kejadian keterlambatan siswa dengan memposting pertanyaan berikut ini
"Pertanyaan apa yang Anda ajukan kepada siswa yang datang terlambat ke sekolah?"
Ternyata jawabannya beragam. Dari jawaban-jawaban yang ada, kelihatan bahwa sebenarnya banyak hal menarik yang bisa digali untuk dijadikan tulisan dan diterbitkan menjadi sebuah buku (ber-ISBN). Kejadian keterlambatan siswa jika ditangani dengan serius ternyata ada yang bisa membawa guru kepada pengenalan akan permasalahan siswa yang sebelumnya di luar bayangannya.
Tampaknya akan sangat menarik kalau kita bisa memiliki sebuah buku kumpulan tulisan dengan tema "siswa terlambat" ini karena darinya setiap kita akan bida belajar untuk semakin memperkaya cara-cara kita di dalam menangani masalah ini.
Untuk itu, kami mengundang Ibu dan Bapak guru untuk menuliskan pengalamannya di dalam menangani masalah "siswa terlambat" ini menjadi sebuah artikel.
- bisa berupa pengalaman pribadi dalam menangani keterlambatan anak didik
- bisa pula pengalaman bersama karena sudah ada kebijakan sekolah yang jelas sehingga semuanya tinggal menjalankannya
- bisa berupa pengalaman keberhasilan
- bisa juga pengalaman kegagalan
- bisa mengenai kasus seorang siswa saja
- bisa berupa rekap data penanganan untuk satu kelas, atau satu level, atau satu sekolah
- bisa berupa deskripsi kebijakan sekolah dan langkah-langkah penanganannya serta contoh kasusnya
- tidak perlu menyertakan teori atau definisi terkait pendidikan dan lebih merupakan sharing atau narasi atas pengalaman nyata yang terjadi
Berbeda dengan pertanyaan, misalnya, "Berangkat dari rumah jam berapa?" atau "Tadi berangkat sekolah naik apa?" atau "Siapa yang mengantar?" Pertanyaan ini akan segera bisa dijawab anak karena ia memiliki "folder" di dalam otaknya untuk bisa segera menjawab pertanyaan ini.
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Bu Itje Chodidjah ini, Komunitas Guru Menulis mencoba mencari tahu bagaimana guru menanggapi kejadian keterlambatan siswa dengan memposting pertanyaan berikut ini
"Pertanyaan apa yang Anda ajukan kepada siswa yang datang terlambat ke sekolah?"
Ternyata jawabannya beragam. Dari jawaban-jawaban yang ada, kelihatan bahwa sebenarnya banyak hal menarik yang bisa digali untuk dijadikan tulisan dan diterbitkan menjadi sebuah buku (ber-ISBN). Kejadian keterlambatan siswa jika ditangani dengan serius ternyata ada yang bisa membawa guru kepada pengenalan akan permasalahan siswa yang sebelumnya di luar bayangannya.
Tampaknya akan sangat menarik kalau kita bisa memiliki sebuah buku kumpulan tulisan dengan tema "siswa terlambat" ini karena darinya setiap kita akan bida belajar untuk semakin memperkaya cara-cara kita di dalam menangani masalah ini.
Untuk itu, kami mengundang Ibu dan Bapak guru untuk menuliskan pengalamannya di dalam menangani masalah "siswa terlambat" ini menjadi sebuah artikel.
- bisa berupa pengalaman pribadi dalam menangani keterlambatan anak didik
- bisa pula pengalaman bersama karena sudah ada kebijakan sekolah yang jelas sehingga semuanya tinggal menjalankannya
- bisa berupa pengalaman keberhasilan
- bisa juga pengalaman kegagalan
- bisa mengenai kasus seorang siswa saja
- bisa berupa rekap data penanganan untuk satu kelas, atau satu level, atau satu sekolah
- bisa berupa deskripsi kebijakan sekolah dan langkah-langkah penanganannya serta contoh kasusnya
- tidak perlu menyertakan teori atau definisi terkait pendidikan dan lebih merupakan sharing atau narasi atas pengalaman nyata yang terjadi
Format Pengetikan
Ketik pada Word dengan ukuran kertas A4 margin SEDANG dan spasi tunggal (1). Gunakan Font Type Times New Romans atau Calibri. Atau dengan kata lain, tidak usah diatur-atur.
Ketik pada Word dengan ukuran kertas A4 margin SEDANG dan spasi tunggal (1). Gunakan Font Type Times New Romans atau Calibri. Atau dengan kata lain, tidak usah diatur-atur.
Panjang tulisan MAKSIMAL 2.500 kata.
Pengiriman naskah
Diemail ke komunitas.guru.menulis@gmail.com sebagai lampiran (tidak diketik di badan email). Nama file: TERLAMBAT-Nama Penulis - Judul Naskah. Contoh nama file: TERLAMBAT-Wakidi Kirjo Karsinadi - Kisah Penjual Arem-Arem.
Deadline dan Penerbitan Naskah
Setelah ada minimal 30 naskah yang layak terbit, naskah akan segera dibukukan dan diterbitkan.
Ketentuan Penerbitan
Sanggup membiayai biaya penerbitan sebesar Rp175.000 (untuk peserta dari Pulau Jawa) atau Rp220.000 (untuk peserta dari luar Pulau Jawa) bagi yang naskahnya layak untuk diterbitkan. Biaya dibayarkan sesudah mendapatkan konfirmasi kelayakan dari panitia.
Peserta akan mendapatkan 2 eks contoh terbit dan sertifikat. Biaya sudah termasuk [sebagian] ongkos kirim. Jika ongkos kirim ternyata lebih mahal, kontributor diminta kerelaannya untuk menambah sesuai kekurangannya yang akan disampaikan kemudian.
Peserta akan mendapatkan 2 eks contoh terbit dan sertifikat. Biaya sudah termasuk [sebagian] ongkos kirim. Jika ongkos kirim ternyata lebih mahal, kontributor diminta kerelaannya untuk menambah sesuai kekurangannya yang akan disampaikan kemudian.
Kelengkapan:
1. Foto KTP
2. Foto Diri. Sertakan foto diri yang menarik dalam file terpisah dalam format JPG (tidak boleh ditempel di Word karena akan merepotkan kerja kami), dinamai Nama Lengkap Penulis.
3. Biodata Penulis pendek (maksimal 75 kata). Hindari untuk memamerkan diri dalam biodata ini tetapi cukup cantumkan informasi paling penting. Kalau sudah punya banyak sekali pengalaman mengajar, pilih yang paling ingin ditonjolkan dan ditambah keterangan, misalnya, "pernah mengajar di 25 sekolah lain". Kalau sudah menerbitkan ratusan buku, sSebut saja yang paling membanggakan dan ditambah, misalnya, "ratusan buku lain".
1. Foto KTP
2. Foto Diri. Sertakan foto diri yang menarik dalam file terpisah dalam format JPG (tidak boleh ditempel di Word karena akan merepotkan kerja kami), dinamai Nama Lengkap Penulis.
3. Biodata Penulis pendek (maksimal 75 kata). Hindari untuk memamerkan diri dalam biodata ini tetapi cukup cantumkan informasi paling penting. Kalau sudah punya banyak sekali pengalaman mengajar, pilih yang paling ingin ditonjolkan dan ditambah keterangan, misalnya, "pernah mengajar di 25 sekolah lain". Kalau sudah menerbitkan ratusan buku, sSebut saja yang paling membanggakan dan ditambah, misalnya, "ratusan buku lain".
4. Data Penulis: Mengisi dan Mengirimkan kembali DATA PENULIS dalam format Excel yang akan dikirimkan bersamaan dengan email balasan.