Puisi Silivester Kiik
Gambar Teresa Gowinda Artati |
Di sebuah kamar rumah tua yang rapuh dinding-dindingnya
Lembaran kertas-kertas putih bertuliskan angka menjadi pelampiasan gejolak benak
Ingin mengatakan sesuatu pada suasana yang sangat melelahkan raga
Biar mengajarkan arti tentang kemenangan dalam sebuah kenangan
Perlahan jemari menyatukan ragam lipatan-lipatan yang menyakitkan
Bergegas mencari wajah dunia lewat ketenangan air di bak mandi yang berlumuran lumut
Sambil berkhayal menelusuri lebih dalam walau terombang-ambing seperti gemuruh di tepi pantai
Hingga letih sembari menyusun harap merangkul sesuatu yang bakal abadi
Waktu perlahan pamit meninggalkan asa lewat sirnanya perahu kertas ini
Lirik sebuah lagu rindu kudendangkan bersama hembusan angin malam
Sebab sumbu keinginan yang bermantra bertengger menyambut asap dupa
Lalu mengantarkannya pada semesta untuk merasakan romantisme hidup
Dalam diri terbingkai lorong rahasia kegelapan duniawi
Tercipta untaian kenangan selagi hujan mengguyurkan rasanya
Siap menuntun ke garis setapak yang penuh karang-karang tajam
Demi keutuhan sebuah nama di langit senja
Atambua, 21 Januari 2019
dimuat dalam buku Romantisme Perahu Kertas: Kumpulan Puisi Januari 2019 #4 halaman 59
Pembacaan puisi ini bisa dilihat di video berikut:
0 komentar:
Posting Komentar