Puisi Ratih Nia PangastutiPhoto by Negative Space from Pexels
Seperti roda yang selalu berputar
kadang di atas kadang di bawah
Seperti rollercoaster yang tiba-tiba melesat naik ke atas
Atau harus diam sejenak ... lalu turun dengan sangat cepat hingga membuat jantung seakan berhenti berdetak
Atau seperti pohon tinggi yang bergerak mengikuti angin adakalanya angin bertiup dengan sepoi-sepoi lalu tiba-tiba datang angin kencang disertai hujan atau bahkan tidak ada angin sama sekali sehingga pohon tak bergerak sedikit pun
Atau seperti buku kas yang harus ditutup setiap bulan kemudian berganti lembar
Saldo akhir bisa menjadi saldo awal
Atau bahkan harus berganti buku karena sudah berganti tahun setelah usai pelaporan tutup buku tahunan
Atau seperti kipas angin
Yang kadang berputar di level 1 kadang harus berputar lebih cepat di level 2 atau semakin cepat di level 3 bahkan distop agar berhenti berputar karena cuaca sedang dingin dan tidak membutuhkan kipas angin
Atau seperti perahu yang sedang berlabuh
Kadang harus terhempas oleh angin berjumpa dengan badai bertemu gelombang yang mampu membawanya terlempar sangat jauh atau berlayar dengan tenang karena cuaca sedang lengang
Atau seperti matahari dan bulan yang tidak pernah bersua meski sama-sama di atas sana karena masing-masing sedang menikmati perputarannya
Itulah hidup
Tergantung kita memaknainya seperti apa
Kita bisa menangkap pesan-Nya secepat apa
Kita bisa mengambil hikmah sejauh mana
Dan menjadikan pembelajaran sampai di mana
Bahkan gugurnya daun pun atas ketentuan-Nya
Dan daun tidak pernah menyalahkan angin atas kejatuhannya
Tuhan Maha Tahu apa yang sedang dibutuhkan oleh masing-masing umat-Nya
Tunggu kebahagiaan dan penghargaan apa setelahnya
Saat ada orang lain yang menutup jalanmu untuk maju
Maka di saat itu juga Tuhan sedang membuka jalan lain untukmu agar kamu bisa melangkah maju lebih jauh
dimuat dalam buku Romantisme Perahu Kertas: Kumpulan Puisi Januari 2019 #4 halaman 12-13
Pembacaan puisi ini bisa dilihat di video berikut:
0 komentar:
Posting Komentar