Ibu Bapak guru dan dosen, ke depan Komunitas Guru Menulis akan mengadakan serangkaian proyek penulisan, berupa lomba dan proyek penerbitan buku. Berikut adalah salah satu lomba yang akan kami selenggarakan.
1. Lomba Nulis Pengalaman Guru: Mendidik dengan Hati
Setiap guru yang membuka diri dan membiarkan dirinya menjadi bagian dari kehidupan muridnya, pasti memiliki kisah inspiratif yang layak dibagikan kepada sesama guru atau khalayak. Saat Ibu Bapak menghadapi murid yang "unik"; saat Ibu Bapak menghadapi pilihan yang sulit antara memilih "membela" murid atau kepentingan lain (entah egoisme diri atau pihak lain); saat kegigihan dan ketekunan Ibu Bapak akhirnya membuahkan kemanisan setelah melewati masa-masa tanpa secercah pun harapan.
Atau jika Ibu Bapak pernah berhadapan dengan situasi yang menantang posisi keguruan Ibu Bapak dan Ibu Bapak dengan penuh tanggung jawab menghadapi tantangan tersebut, itu artinya sudah saatnya Ibu Bapak untuk melahirkan kisah yang menggugah.
Pengalaman Membaca Pengalaman
(Ini salinan postingan saya, Wakidi Kirjo Karsinadi, di Facebook 24 April 2015. Barangkali bisa menjadi gambaran apa yang dimaui oleh kontes ini.)
Membaca naskah-naskah calon buku KAPUR & PAPAN Cerita tentang Pengelolaan Kelas, saya belajar 1 hal yang menjadi benang merah kisah-kisah yang menurutku inspiratif sehingga [saya nilai] layak terbit:
Guru akhirnya "berhasil" meruntuhkan konsepsi hubungannya dengan muridnya yang semula, yang cenderung satu arah, dan menggantikannya dengan yang baru, dua arah, tidak lagi mengajar namun terlebih belajar dari murid .... sekalipun pada awalnya murid terkesan hanya menjadi sumber masalah dan sumber kejengkelan.
Keterbukaan dan kerelaan membuka hati dan diri menjadi kunci pembuka hubungan yang buntu ... dan banyak yang akhirnya menikmati sebuah level hubungan baru yang amat bermakna dengan muridnya. Guru demikian biasanya memerlukan perjuangan awal untuk mau merendah dan "tidak memaksakan paradigmanya" dalam hubungan mereka ... untuk akhirnya memasuki paradigma hubungan yang baru. Dan tidak jarang guru harus mau berkorban untuk bisa memasuki wilayah-wilayah relasi yang baru.
Bentuk dan Gaya Tulisan: Kisah Pengalaman bukan Paparan Teori atau Wawasan
Ini adalah tentang sepenggal pengalaman. Sepenggal saja dari begitu banyak pengalaman yang Ibu Bapak pernah alami. Fokuslah pada 1 peristiwa atau kejadian, pada seorang murid atau segerombolan murid, atau pada satu pergumulan batin.
Dan ini adalah tentang pengalaman, tentang berkisah, ini tentang curhat, bukan tentang paparan teori atau suguhan keluasan wawasan. Ini tentang Ibu Bapak sendiri, kejadian yang Ibu Bapak alami, bukan teori atau metode yang Ibu Bapak pelajari, juga bukan tentang kritik atas kebijakan.
Boleh tentang kejadian milik sendiri, atau milik orang lain pun juga boleh.
Prinsip Kehati-Hatian dan Hormat
Ketika menyangkut orang lain dan kisah Ibu Bapak merupakan sesuatu yang "sensitif", sebaiknya minta izinlah kepada yang bersangkutan untuk mengisahkannya. Atau paling tidak, mungkin Ibu Bapak perlu menyamarkan nama agar di kemudian hari tidak menimbulkan ketidakenakan ketika naskah Ibu Bapak sudah diterbitkan menjadi buku.
Sudut Pandang
Gunakan sudut pandang dan tingkat keformalan dengan konsisten. Kalau menggunakan sudut pandang orang pertama non formal, gunakan aku secara konsisten. Atau saya untuk menciptakan situasi yang sedikit lebih formal. Hindari penggunaan aku dan saya secara bersamaan dalam satu naskah, kecuali salah satunya digunakan dalam kutipan langsung.
Gaya Penulisan Narasi
Gunakan gaya bahasa bercerita atau narasi. Biarkanlah pembaca ikut mengalami kejadian yang Ibu Bapak alami. Biarkanlah pembaca ikut melihat gambar kejadiannya, mendengar suara yang ditimbulkannya dan merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Biarkanlah pembaca melihat kejadiannya sebagaimana Ibu Bapak melihatnya, mendengar sebagaimana Ibu Bapak mendengar, dan merasakan apa yang Ibu Bapak rasakan saat mengalami kejadian.
Kebaruan Ide Cerita
Kalau Ibu Bapak pernah mengikuti lomba kami sebelumnya, TIDAK DIPERKENANKAN menceritakan kisah atau kejadian yang sama yang pernah dikisahkan dan dikirimkan ke kami. Ambil pengalaman yang lain.
Perbaikan Kualitas Naskah
Bagi Ibu Bapak yang pernah mengikuti lomba yang kami selenggarakan, upayakan kualitas tulisan Ibu Bapak lebih baik daripada naskah yang dikirimkan kepada kami sebelumnya. Mulai tata struktur cerita dengan efektif. Mulai perhatikan kaidah berbahasa, ejaan dan tata bahasa. Miringkan istilah yang tidak baku atau istilah asing. Bedakan cara penulisan awalan dan kata depan untuk "di" dan "ke". Hindari spasi berlebihan. Jangan tambah spasi setelah tanda petik awal dan sebelum tanda petik akhir, juga sesudah tanda kurung awal dan sebelum tanda kurung akhir. Juga jangan tambahkan spasi sebelum koma atau titik dua atau titik koma. Tunjukkan bahwa Ibu Bapak memang belajar dan mau maju bersama kami.
Untuk EYD
Ketik pada Word dengan ukuran kertas A4 margin SEDANG dan spasi tunggal (1). Gunakan Font Type Times New Romans atau Calibri. Atau dengan kata lain, tidak usah diatur-atur. Panjang tulisan HARUS 3-5 halaman atau antara 1.600 sampai 2.600 kata.
Peserta Lomba
Guru atau dosen. Baik di sekolah formal, non formal maupun informal. Boleh juga kepala sekolah atau pengawas.
Pengiriman naskah
Diemail ke akun lomba.nulis.guru@gmail.com dalam file terpisah (lampiran). Nama file: LNPG-2015-Nama Penulis - Judul Naskah. Contoh nama file: LNPG-2015-Wakidi Kirjo Karsinadi - Berburu Semut di Lobang Karang. Jangan menuliskan identitas apa pun di dalam naskah.
Deadline
Naskah diemail ke lomba.nulis.guru@gmail.com paling lambat 30 November 2015 pukul 23.59 WIB.
Biodata Penulis
Bersamaan dengan pengiriman naskah, peserta wajib menyertakan BIODATA PENULIS pendek (maksimal 100 kata) dalam file terpisah dengan dinamai Nama Lengkap Beserta Gelar. Jangan memamerkan diri dalam biodata ini tetapi cukup cantumkan informasi paling penting. Kali ini kami akan ketat membatasi panjang biodatanya. Kalau sudah punya banyak sekali pengalaman mengajar? Pilih yang paling ingin ditonjolkan dan ditambah keterangan "pernah mengajar di 25 sekolah lain". Kalau sudah menerbitkan ratusan buku? Sebut saja yang paling membanggakan dan ditambah "ratusan buku lain".
Hasil Lomba
Hasil lomba akan diumumkan di Grup Facebook Guru Menulis, Lomba Nulis Pengalaman Guru, fanpage Facebook Komunitas Guru Menulis pada tanggal 15 Januari 2016.
Akan dipilih 3 pemenang.
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp300.000.
Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp200.000.
Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp100.000.
Akan dipilih naskah yang layak terbit untuk diterbitkan. Untuk setiap naskah yang diterbitkan, peserta wajib membeli 2 bukunya sendiri.
Sertifikat akan diberikan untuk naskah yang memenuhi syarat dan akan dikirimkan bersamaan dengan buku yang sudah terbit dan cetak.
Kami ingin lebih baik
Untuk itu kami mengajak Ibu Bapak untuk menyiapkan tulisan sebaik mungkin. Ambil waktu yang cukup untuk mulai menulis. Yang biasa kerja semalam, cobalan pilih semalam itu sekarang bukan saat deadline tinggal beberapa jam. Ingatlah ketika Ibu Bapak mengatakan kepada murid agar mereka lebih baik! Yuk, kita sendiri juga menjadi lebih baik!
Kriteria Penilaian Naskah
1. Bobot Dampak
Yang dimaksud dengan bobot dampak adalah, seberapa inspiratif kisah tersebut bagi pembaca. Seberapa kuat kisah menyentuh hati dan menggerakkan pembaca (guru lain) untuk juga “menggerakkan hatinya” di saat mengajar.
Bobot dampak ini menjadi pertimbangan paling penting di dalam penilaian. Bobot dampak ini akan membedakan kisah ini dari sekadar keterampilan dan kelihaian bernarasi. Narasi yang baik memang harus namun isinya atau dampaknya yang paling menentukan penilaian.
2. Kedalaman refleksi penulis.
Kemampuan penulis merefleksikan dan mengenali gejolak yang berlangsung di dalam dirinya yang terungkap di dalam kisah, dan sejauh mana penulis belajar dari dan mengolah pengalaman yang dikisahkan untuk kemudian bersikap dengan tepat demi kemajuan diri pendidik dan anak didik.
Kedalaman refleksi akan terbaca dalam kisah dan membuat kisah itu menjadi lebih berbobot.
3. Penyajian, mencakup beberapa kriteria
a. Struktur Cerita: mengalirkah, runtutkah, mudah diikuti jalan cerita dan logika ceritanya?
b. Gaya atau kekuatan bahasa: sejauh mana penulis mampu mengeksplorasi kekayaan bahasa untuk menyampaikan cerita. Tentu termasuk di dalamnya: penguasaan tata bahasa dan kaidah berbahasa, pemilihan kata, gaya berkalimat/berbahasa, punctuation (tanda baca),
c. Bobot sebagai sebuah cerita: Menarikkah tulisan yang ada sebagai sebuah cerita untuk dibaca.
Poin 3 ini akan membuat isi atau materi pengalaman yang dahsyat menjadi sebuah kisah yang sangat indah dan semakin menyentuh. Kalau materi sudah sangat baik, namun kemampuan bernarasinya kurang, maka potensi dampak yang dimaksudkan menjadi kurang kedahsyatannya. Jadi, meskipun yang paling penting adalah dampak, namun narasi tetap harus diupayakan baik. Narasi yang baik membuat kisah menjadi menarik dan menghibur untuk dibaca. Kisah jadi "nendang" dan "menggigit" dan dampaknya menjadi sangat tajam serta mengena.
4. Kebutuhan Editing
Sejauh mana naskah memerlukan proses editing untuk menjadi layak terbit. Tanpa editing sama sekali? Dengan sedikit editing? Perlu banyak editing? Atau harus dirombak sama sekali?
Salam Menulis
Wakidi Kirjo Karsinadi
Koordinator Komunitas Guru Menulis
Guru akhirnya "berhasil" meruntuhkan konsepsi hubungannya dengan muridnya yang semula, yang cenderung satu arah, dan menggantikannya dengan yang baru, dua arah, tidak lagi mengajar namun terlebih belajar dari murid .... sekalipun pada awalnya murid terkesan hanya menjadi sumber masalah dan sumber kejengkelan.
Keterbukaan dan kerelaan membuka hati dan diri menjadi kunci pembuka hubungan yang buntu ... dan banyak yang akhirnya menikmati sebuah level hubungan baru yang amat bermakna dengan muridnya. Guru demikian biasanya memerlukan perjuangan awal untuk mau merendah dan "tidak memaksakan paradigmanya" dalam hubungan mereka ... untuk akhirnya memasuki paradigma hubungan yang baru. Dan tidak jarang guru harus mau berkorban untuk bisa memasuki wilayah-wilayah relasi yang baru.
Bentuk dan Gaya Tulisan: Kisah Pengalaman bukan Paparan Teori atau Wawasan
Ini adalah tentang sepenggal pengalaman. Sepenggal saja dari begitu banyak pengalaman yang Ibu Bapak pernah alami. Fokuslah pada 1 peristiwa atau kejadian, pada seorang murid atau segerombolan murid, atau pada satu pergumulan batin.
Dan ini adalah tentang pengalaman, tentang berkisah, ini tentang curhat, bukan tentang paparan teori atau suguhan keluasan wawasan. Ini tentang Ibu Bapak sendiri, kejadian yang Ibu Bapak alami, bukan teori atau metode yang Ibu Bapak pelajari, juga bukan tentang kritik atas kebijakan.
Boleh tentang kejadian milik sendiri, atau milik orang lain pun juga boleh.
Prinsip Kehati-Hatian dan Hormat
Ketika menyangkut orang lain dan kisah Ibu Bapak merupakan sesuatu yang "sensitif", sebaiknya minta izinlah kepada yang bersangkutan untuk mengisahkannya. Atau paling tidak, mungkin Ibu Bapak perlu menyamarkan nama agar di kemudian hari tidak menimbulkan ketidakenakan ketika naskah Ibu Bapak sudah diterbitkan menjadi buku.
Sudut Pandang
Gunakan sudut pandang dan tingkat keformalan dengan konsisten. Kalau menggunakan sudut pandang orang pertama non formal, gunakan aku secara konsisten. Atau saya untuk menciptakan situasi yang sedikit lebih formal. Hindari penggunaan aku dan saya secara bersamaan dalam satu naskah, kecuali salah satunya digunakan dalam kutipan langsung.
Gaya Penulisan Narasi
Gunakan gaya bahasa bercerita atau narasi. Biarkanlah pembaca ikut mengalami kejadian yang Ibu Bapak alami. Biarkanlah pembaca ikut melihat gambar kejadiannya, mendengar suara yang ditimbulkannya dan merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Biarkanlah pembaca melihat kejadiannya sebagaimana Ibu Bapak melihatnya, mendengar sebagaimana Ibu Bapak mendengar, dan merasakan apa yang Ibu Bapak rasakan saat mengalami kejadian.
Kebaruan Ide Cerita
Kalau Ibu Bapak pernah mengikuti lomba kami sebelumnya, TIDAK DIPERKENANKAN menceritakan kisah atau kejadian yang sama yang pernah dikisahkan dan dikirimkan ke kami. Ambil pengalaman yang lain.
Perbaikan Kualitas Naskah
Bagi Ibu Bapak yang pernah mengikuti lomba yang kami selenggarakan, upayakan kualitas tulisan Ibu Bapak lebih baik daripada naskah yang dikirimkan kepada kami sebelumnya. Mulai tata struktur cerita dengan efektif. Mulai perhatikan kaidah berbahasa, ejaan dan tata bahasa. Miringkan istilah yang tidak baku atau istilah asing. Bedakan cara penulisan awalan dan kata depan untuk "di" dan "ke". Hindari spasi berlebihan. Jangan tambah spasi setelah tanda petik awal dan sebelum tanda petik akhir, juga sesudah tanda kurung awal dan sebelum tanda kurung akhir. Juga jangan tambahkan spasi sebelum koma atau titik dua atau titik koma. Tunjukkan bahwa Ibu Bapak memang belajar dan mau maju bersama kami.
Untuk EYD
Ibu Bapak bisa cek di http://kbbi.web.id/ == kbbi online atau gunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (Luring) == kbbi offline atau http://kateglo.com/.
Format Pengetikan
Ketik pada Word dengan ukuran kertas A4 margin SEDANG dan spasi tunggal (1). Gunakan Font Type Times New Romans atau Calibri. Atau dengan kata lain, tidak usah diatur-atur. Panjang tulisan HARUS 3-5 halaman atau antara 1.600 sampai 2.600 kata.
Peserta Lomba
Guru atau dosen. Baik di sekolah formal, non formal maupun informal. Boleh juga kepala sekolah atau pengawas.
Pengiriman naskah
Diemail ke akun lomba.nulis.guru@gmail.com dalam file terpisah (lampiran). Nama file: LNPG-2015-Nama Penulis - Judul Naskah. Contoh nama file: LNPG-2015-Wakidi Kirjo Karsinadi - Berburu Semut di Lobang Karang. Jangan menuliskan identitas apa pun di dalam naskah.
Deadline
Naskah diemail ke lomba.nulis.guru@gmail.com paling lambat 30 November 2015 pukul 23.59 WIB.
Biodata Penulis
Bersamaan dengan pengiriman naskah, peserta wajib menyertakan BIODATA PENULIS pendek (maksimal 100 kata) dalam file terpisah dengan dinamai Nama Lengkap Beserta Gelar. Jangan memamerkan diri dalam biodata ini tetapi cukup cantumkan informasi paling penting. Kali ini kami akan ketat membatasi panjang biodatanya. Kalau sudah punya banyak sekali pengalaman mengajar? Pilih yang paling ingin ditonjolkan dan ditambah keterangan "pernah mengajar di 25 sekolah lain". Kalau sudah menerbitkan ratusan buku? Sebut saja yang paling membanggakan dan ditambah "ratusan buku lain".
Hasil Lomba
Hasil lomba akan diumumkan di Grup Facebook Guru Menulis, Lomba Nulis Pengalaman Guru, fanpage Facebook Komunitas Guru Menulis pada tanggal 15 Januari 2016.
Akan dipilih 3 pemenang.
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp300.000.
Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp200.000.
Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp100.000.
Akan dipilih naskah yang layak terbit untuk diterbitkan. Untuk setiap naskah yang diterbitkan, peserta wajib membeli 2 bukunya sendiri.
Sertifikat akan diberikan untuk naskah yang memenuhi syarat dan akan dikirimkan bersamaan dengan buku yang sudah terbit dan cetak.
Kami ingin lebih baik
Untuk itu kami mengajak Ibu Bapak untuk menyiapkan tulisan sebaik mungkin. Ambil waktu yang cukup untuk mulai menulis. Yang biasa kerja semalam, cobalan pilih semalam itu sekarang bukan saat deadline tinggal beberapa jam. Ingatlah ketika Ibu Bapak mengatakan kepada murid agar mereka lebih baik! Yuk, kita sendiri juga menjadi lebih baik!
Kriteria Penilaian Naskah
1. Bobot Dampak
Yang dimaksud dengan bobot dampak adalah, seberapa inspiratif kisah tersebut bagi pembaca. Seberapa kuat kisah menyentuh hati dan menggerakkan pembaca (guru lain) untuk juga “menggerakkan hatinya” di saat mengajar.
Bobot dampak ini menjadi pertimbangan paling penting di dalam penilaian. Bobot dampak ini akan membedakan kisah ini dari sekadar keterampilan dan kelihaian bernarasi. Narasi yang baik memang harus namun isinya atau dampaknya yang paling menentukan penilaian.
2. Kedalaman refleksi penulis.
Kemampuan penulis merefleksikan dan mengenali gejolak yang berlangsung di dalam dirinya yang terungkap di dalam kisah, dan sejauh mana penulis belajar dari dan mengolah pengalaman yang dikisahkan untuk kemudian bersikap dengan tepat demi kemajuan diri pendidik dan anak didik.
Kedalaman refleksi akan terbaca dalam kisah dan membuat kisah itu menjadi lebih berbobot.
3. Penyajian, mencakup beberapa kriteria
a. Struktur Cerita: mengalirkah, runtutkah, mudah diikuti jalan cerita dan logika ceritanya?
b. Gaya atau kekuatan bahasa: sejauh mana penulis mampu mengeksplorasi kekayaan bahasa untuk menyampaikan cerita. Tentu termasuk di dalamnya: penguasaan tata bahasa dan kaidah berbahasa, pemilihan kata, gaya berkalimat/berbahasa, punctuation (tanda baca),
c. Bobot sebagai sebuah cerita: Menarikkah tulisan yang ada sebagai sebuah cerita untuk dibaca.
Poin 3 ini akan membuat isi atau materi pengalaman yang dahsyat menjadi sebuah kisah yang sangat indah dan semakin menyentuh. Kalau materi sudah sangat baik, namun kemampuan bernarasinya kurang, maka potensi dampak yang dimaksudkan menjadi kurang kedahsyatannya. Jadi, meskipun yang paling penting adalah dampak, namun narasi tetap harus diupayakan baik. Narasi yang baik membuat kisah menjadi menarik dan menghibur untuk dibaca. Kisah jadi "nendang" dan "menggigit" dan dampaknya menjadi sangat tajam serta mengena.
4. Kebutuhan Editing
Sejauh mana naskah memerlukan proses editing untuk menjadi layak terbit. Tanpa editing sama sekali? Dengan sedikit editing? Perlu banyak editing? Atau harus dirombak sama sekali?
Salam Menulis
Wakidi Kirjo Karsinadi
Koordinator Komunitas Guru Menulis
berarti setiap saat boleh kirim ya pak
BalasHapusSilakan ngirim Bu Indah Palupi. Deadline 30 November 2015.
HapusGuru Muda ikutan ah...
BalasHapuswww.gurumuda.web.id
ditunggu kiriman naskahnya
HapusJempol buat pak Wakidi, inilah bentuk sumbangan nyata upaya beliau untuk pengembangan profesional guru, langsung menyentuh pada kebutuhan riil. Kami siap berpartisipasi dalam prgogram-program cerdas Anda berikutnya
BalasHapusTerima kasih Pak Sarno. Tetap ditunggu tulisan-tulisannya.
HapusSaya akan mencoba, semoga ada waktu untuk menulusnya
BalasHapusditunggu kiriman naskahnya Ibu
HapusMaaf, salah penulisan, maksudnya menulis
BalasHapusWaduh saya kok baru dapat infonya, telat dong -_-
BalasHapusmasih bisa kirim naskah kalau mau untuk dipertimbangkan kemungkinan penerbitannya, meskipun sudah tidak diikutkan dalam lomba
Hapuskapan saya bisa mngirim tulisan karena sudah telat mungkin di tahun 2016
BalasHapusmasih bisa kirim naskah kalau mau untuk dipertimbangkan kemungkinan penerbitannya, meskipun sudah tidak diikutkan dalam lomba
Hapuskalau ada lagi saya mau ikut untuk belajar menulis seperti yang diajarkan bunda @etna maduramendidik@gmail.com
BalasHapusmasih bisa kirim naskah kalau mau untuk dipertimbangkan kemungkinan penerbitannya, meskipun sudah tidak diikutkan dalam lomba
Hapusierimakasih redaksi banyak yang termutivasi terutama dari guru pamekasan
BalasHapussyukurlah
Hapus