Puisi Lodevika Endang Sulastri
Image by congerdesign from Pixabay |
Pagi yang sunyi,
Aku melangkahkan kaki
Seolah terbang kubawa motor pagi ini
Sesampai di kantor, memang masih sepi
Kusapa teknisi yang sudah memegang sapu lidi
Dan aku masuk ruang yang pengap ini
Beberapa saat aku mulai bekerja
Terdengar sedikit heboh di sela sibuk diri
Kutengadahkan muka lihat satpam dan teknisi
Entah apa yang diributkan kini.
Aku melambaikan tangan
Teknisi berlari dan lapor diri
Ada "odp" tertidur lelah di depan patung Bunda Maria
Tapi tak ada satupun yang bergerak
Terperangah aku
Sudah di depan mata itu cerita.
Bukan lagi berita berita di jurnal pagi
Tapi memang ada di kita punya negeri.
Siapkah hati, jalan sunyi sudah menanti...
Terperangah aku dan melafal sebait doa,
Rasa tak nyata tapi ada di depan mata
Salam Maria Penuh Rahmat,
Tuhan sertaMu terpujilah Engkau di antara wanita,
Dan terpujilah buah tubuhmu Yesus.
Terperangah aku dan tak berdaya..
Palembang, oktaf ke enam 19:11
saat tiba tuk memeluk kenyataan yang menghunjam tajam, tetapi iman akan membawaku terbang melintasi gunung lembah kehidupan
BalasHapusAmin amin amin
BalasHapusLuar biasa
BalasHapusTrimakasih komentnya..
BalasHapus