Selasa, 26 Mei 2020

Rindu Biru, Puisi Dina Hanif Mufidah

Puisi Dina Hanif Mufidah

Rindu Biru, Puisi Dina Hanif Mufidah
Photo by Tim Mossholder from Pexels



Aku mulai menuliskan puisi
Di hari pertama kita menawar rasa
Di hari pertama kita bertukar setia
Di hari-hari lain saat kita mengecup lara

Aku mulai menuliskan puisi
Di daun, di ranting, di dahan
Di lantai, di dinding, di jendela
Di detik-detik waktu yang mengendap endap dan menjarah tubuh kita

Apakah sempat kaucicipi puisinya?
yang kuhidangkan di periuk dan bejana, di cangkir kopi, di segelas jus anggur merah 
Yang kutawarkan di sapu tangan, di kemeja, di handuk, di selimut kita
Di apa saja untuk sampai ke renungmu

Kautahu, aku masih saja bertahan menatapmu dengan mataku yang dulu
pengelana samudra yang tak lelah mengajakku berlabuh pada-Nya
lalu lelah
dan apalagi yang tersisa saat kata kata mulai mengkhianati rasa?

: Rindu

Kini kaujadikan dirimu pelangi, pergi menemani cahaya setelah hujan
dan menyisakan satu warna saja dalam kamus hariku

: Biru



dimuat dalam buku Romantisme Perahu Kertas: Kumpulan Puisi Januari 2019 #4 halaman 4-5

Pembacaan puisi ini bisa dilihat di video berikut:

0 komentar:

Posting Komentar