Minggu, 17 Mei 2020

Menghitung hari-hari senja

Puisi Lodevika Endang Sulastri

Menghitung hari-hari senja, Puisi Lodevika Endang Sulastri
Photo by Download a pic Donate a buck! ^ from Pexels


Senja menggelap seiring waktu berlalu
Satu-satu daun menguning layu,
Langit berwarna abu-abu.
Angin berembus mengabarkan cerita.

Seorang pensiunan duduk menunduk
Di kursi rotan tua senyumpun tak nampak
Butiran biji tasbih terjatuh
Dalam lingkarannya seperti mengabarkan padaku
Doa Ave Maria andalan orang berduka.

Menghitung-hitung hari, seolah hendak pergi
Kapan kan selesai, pergulatan jiwa menanti
Sesaat terhenti, walau jiwa kini dalam simpangan
Ada pertanyaan ... melanjutkan seperti sebuah beban
Menghentikan artinya tidak berjumpa sesiapa
Selain jiwanya yang makin terluka.

Seperti saat sekarang ini ...
Terus berjuang untuk menarik nafas,
Seraya tersenyum menikmati hari mulai pergi
Jiwa terpesona menatap perubahan
Mari tersenyum songsong masa depan tinggal sejengkal
Apa makna dari pergulatan di keheningan alam ...
Mendekat pada Sang Pemberi hidup
Mencari sumber ketenangan batin senja
Sadar akan jiwa yang membutuhkan air kehidupan
Untuk masa depan ... yang tak pernah tahu kapan datang.

Tinggal menyatu pada waktu
Agar jiwa siap memasuki hari-harinya
Dengan banyak amalan sebagai jalan
Jembatan sirotol mustakim bila waktu-Nya tiba.

Tergugah jiwa lara ...
Banyak kenangan yang mengingatkan
Aku belum selesai ... untuk meminta maaf
Sebelum hari-Nya datang 
Biarlah aku diam di diamku 
Agar mampu dengarkan suara hatiku
Yang merindu sesuatu ... yang belum rampung waktu itu.


Palembang, 17 Mei 2020 : 18.29









0 komentar:

Posting Komentar