Rabu, 29 Juli 2020

Memandang Dia yang Tertikam: Puisi Butiran Kontemplasi


Memandang Dia yang Tertikam: Puisi Butiran Kontemplasi

Memandang Dia yang Tertikam: Puisi Butiran Kontemplasi

Buku ini dicetak sesuai pesanan. Pesan 1 eksemplar pun akan kami layani. Untuk memesan buku ini, silakan hubungi yedijanusantara@gmail.com atau melalui pesan WhatsApp dan sampaikan Nama Pemesan serta alamat lengkap (dengan menyebut nama kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, serta kode pos)

Spesifikasi:
Kode: 0120035
Judul: Memandang Dia yang Tertikam: Puisi Butiran Kontemplasi
ISBN: 978-623-7421-17-7
Terbit: 23-Jun-2020
Tebal: 108 (viii+100) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp50.000
Kata kunci: puisi, kumpulan puisi, tulisan guru, karya guru, Lodevika Endang Sulastri, karya tunggal, antologi puisi, puisi renungan

Deskripsi:
Buku kumpulan puisi ini merupakan hasil catatan atas refleksi perjalanan hidup selibat yang dijalani penulis, mulai dari saat sebelum hidup selibat sampai sekarang. Puisi-puisinya memperlihatkan pergumulan hidup rohani dan sosial yang dialami penulis, juga ketika pandemi Covid-19 melanda. Dibagi ke dalam 4 kelompok, ada puisi yang bercerita mengenai pengalaman hidup dalam keluarga, mengenai hidup selibater, mengenai karya nyata di masyarakat, dan mengenai pandemi.

Daftar puisi:
Benih dan Akar
Sebening mimpi kita
Foto Nostalgia
Terkenang ayah
Kenangan Manis
Terkenang Bunda

Di Rumah Cinta
Di Hati-Mu yang Kudus, Tuhan
Puisi bagi Bapa Pendiri (Pater Albino Elegante SCJ)
Bawalah Jiwa-jiwa
Pater Dehon teladan hidup
Mengolah duka
Pada Sang Dewa Perkasa
Syukur Anugerah Pagi
Di Doa Pagi
Malam Bercahaya
Sebait Mazmur Cinta
Hanya Ibu Maria
Perempuan di Betania
Lilin itu masih menyala
Seperti Perempuan Samaria
Pergulatan Batin Melenggang Bangga
Menghitung hari-hari senja

Turun Gunung
Bukan sesiapa
Larut
Kartini Abad Dua Puluh Satu
Warisan Semangat Xaverian

Jeda Corona
Vigili agung
Rinduku Lebur dalam Sunyi
Paskah Sunyi
Gugur bunga pahlawan bangsa
Rindu Pempek Lenjer
Rindu di Jelang pagi
Secangkir kopi
Terperangah
Daun Kelor
Doa seorang hamba
Adakah Senin ceria kembali
Ini Lapangan Bola
Alam yang berdendang
Perjamuan Bersama di Tengah Corona
Merajut Harapan di ujung Pandemi
Aku Rindu Kalian, Anak-anakku
Singkong
Wajah Tuhan
Perjalanan misi












Tidak ada komentar:

Posting Komentar