Buku ini dicetak sesuai pesanan. Pesan 1 eksemplar pun akan kami layani. Untuk memesan buku ini, silakan hubungi yedijanusantara@gmail.com atau melalui pesan WhatsApp dan sampaikan Nama Pemesan serta alamat lengkap (dengan menyebut nama kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, serta kode pos)
Spesifikasi:
Kode: 0120035
Judul: Memandang Dia yang Tertikam: Puisi Butiran Kontemplasi
Penulis: Lodevika Endang Sulastri
ISBN: 978-623-7421-17-7
Terbit: 23-Jun-2020
Tebal: 108 (viii+100) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp50.000
Kata kunci: puisi, kumpulan puisi, tulisan guru, karya guru, Lodevika Endang Sulastri, karya tunggal, antologi puisi, puisi renungan
Deskripsi:
Buku kumpulan puisi ini merupakan hasil catatan atas refleksi perjalanan hidup selibat yang dijalani penulis, mulai dari saat sebelum hidup selibat sampai sekarang. Puisi-puisinya memperlihatkan pergumulan hidup rohani dan sosial yang dialami penulis, juga ketika pandemi Covid-19 melanda. Dibagi ke dalam 4 kelompok, ada puisi yang bercerita mengenai pengalaman hidup dalam keluarga, mengenai hidup selibater, mengenai karya nyata di masyarakat, dan mengenai pandemi.
Daftar puisi:
Benih dan Akar
Sebening mimpi kitaFoto Nostalgia
Terkenang ayah
Kenangan Manis
Terkenang Bunda
Di Rumah Cinta
Di Hati-Mu yang Kudus, Tuhan Puisi bagi Bapa Pendiri (Pater Albino Elegante SCJ)
Bawalah Jiwa-jiwa
Pater Dehon teladan hidup
Mengolah duka
Pada Sang Dewa Perkasa
Syukur Anugerah Pagi
Di Doa Pagi
Malam Bercahaya
Sebait Mazmur Cinta
Hanya Ibu Maria
Perempuan di Betania
Lilin itu masih menyala
Seperti Perempuan Samaria
Pergulatan Batin Melenggang Bangga
Menghitung hari-hari senja
Turun Gunung
Bukan sesiapaLarut
Kartini Abad Dua Puluh Satu
Warisan Semangat Xaverian
Jeda Corona
Vigili agungRinduku Lebur dalam Sunyi
Paskah Sunyi
Gugur bunga pahlawan bangsa
Rindu Pempek Lenjer
Rindu di Jelang pagi
Secangkir kopi
Terperangah
Daun Kelor
Doa seorang hamba
Adakah Senin ceria kembali
Ini Lapangan Bola
Alam yang berdendang
Perjamuan Bersama di Tengah Corona
Merajut Harapan di ujung Pandemi
Aku Rindu Kalian, Anak-anakku
Singkong
Wajah Tuhan
Perjalanan misi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar