Jumat, 22 Januari 2021

Mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender dari Perspektif Gereja

Mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender dari Perspektif Gereja (Chatarina Suryanti & Elisabeth Marsella

Mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender dari Perspektif Gereja (Chatarina Suryanti & Elisabeth Marsella

Kode: 0320005
Judul: Mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender dari Perspektif Gereja
ISBN: 978-623-7421-34-4
Terbit: 25-Nov-20
Tebal: 122 (x+112) halaman
Ukuran: 13x19 cm
Harga: Rp45.000

Buku ini dicetak sesuai pesanan. Pesan 1 eksemplar pun akan kami layani. Untuk memesan buku ini, silakan hubungi yedijanusantara@gmail.com atau melalui pesan WhatsApp dan sampaikan Nama Pemesan serta alamat lengkap (dengan menyebut nama kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, serta kode pos)


Kata kunci: 
teologi, ajaran gereja, gender, seks, keadilan gender, ketidakadilan gender, kesetaraan gender, keluarga, budaya cinta kasih, pelayanan gereja, doa mazmur gender,spiritualitas pelayanan gereja, bentuk ketidakadilan gender

Deskripsi:

Manusia laki-laki dan perempuan diciptakan sebagai citra Allah. Mereka memiliki martabat yang sama: sama-sama memiliki kecerdasan dan kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya, dan sama-sama diciptakan sebagai makhluk sosial. Kebebasan dan kecerdasan yang mereka miliki bukan untuk kepentingan sendiri melainkan untuk kesejahteraan bersama. Sebagai citra Allah manusia dipanggil Tuhan untuk menjadi sahabat-Nya, sebab tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, tetapi semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Galatia 3: 28). 

Memang laki-laki dan perempuan berbeda secara seksual. Tetapi perbedaan itu bersifat saling menolong dan melengkapi satu sama lain. Ungkapan perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki dan sebagai penolong laki-laki tidak mengindikasikan subordinasi perempuan atas laki-laki, melainkan lebih menekankan pada kesamaan esensial bahwa keduanya sama-sama sebagai citra Allah.

Yesus sangat menghormati martabat manusia bahkan memperjuangkan martabat perempuan. Karena iman dan kesetiaan seorang perempuan Yesus mengubah air menjadi anggur dan menunjukkan keselamatan yang terlaksana dalam wafat dan kebangkitan-Nya. Dengan tegas Yesus berkata: “Barang siapa melakukan kehendak Allah dialah saudaraku laki-laki dialah saudaraku perempuan, dialah ibuku” (Markus 3: 35). Cinta kasih adalah tawaran yang diberikan Yesus untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan gender. Tantangannya terletak dalam kesetiaan antara suami-istri karena ada banyak cobaan, kesulitan dan penderitaan yang diakibatkan oleh sistem ekonomi, politik dan budaya yang merendahkan martabat manusia. Maka Yesus menginginkan supaya Gereja-Nya menjadi sebuah rumah tangga dengan pintu selalu terbuka mencintai semua orang: “Lihat Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku akan makan bersama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3: 20).


Daftar Isi:

Kata Pengantar v
Daftar Isi ix
Bab I Gagasan Dasar dan Petunjuk Umum 1
Bab II Pendahuluan 5
Bab III Materi-materi Penuntun 11
A. Pengertian Gender dan Seks 11
B. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender 17
C. Pandangan Gereja Katolik tentang Gender 24
D. Mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender lewat Keluarga 39
E. Spiritualitas Pelayanan Gereja 47
F. Berjuang dengan Budaya Cinta Kasih 64
G. Refleksi dan Tantangannya 80
H. Doa Mazmur Gender 95
Bab IV Penutup 101
Daftar Pustaka 109
Data Penulis 111

0 komentar:

Posting Komentar