Kamis, 04 Juni 2020

Ayah


(Kutuliskan puisi ini dalam pancaran kerinduan yang teramat dalam)

“Tika ... lelah menghampiri
Usai bertarung melawan hari
Lari dari rutinitas 
Yang menjemukan dan membosankan

Terbayang wajah teduh itu
Senyum damai yang selalu beriku kekuatan
Untuk bangkit dan tegar menopang hari
Kini ... aku hanya bisa merindukanmu

Menyapa ruhmu dengan doa-doa panjang
Yang kuselipkan di balik sujud dan air mataku
Sungguh kepergianmu menorehkan luka
Yang teramat dalam di batinku
Tak ada lagi sang penyemangat
Tak ada lagi pelukan hangat

Namun aku takkan menyerah
Aku tetap berjuang
Menaklukkan kerasnya hidup
Seperti apa yang kauajarkan

Kuyakin kau di sana ‘kan tersenyum senang




Pembacaan puisi ini dapat dilihat di video berikut:


0 komentar:

Posting Komentar