Elisabet Sri Hartati, S.Pd. Lahir 1 Maret 1972 di Gombong. Menempuh pendidikan SD sampai SMP di Yogyakarta, SMA di Kutoarjo, dan menyelesaikan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma. Sekarang mengajar Bahasa Indonesia di SMA Sang Timur Yogyakarta.
Karya Bersama Komunitas Guru Menulis
Kuasa-Diri-Cinta: Puisi Akrostik
Judul Puisi:
1000 Pantun Pendidikan
Mandi Cahaya Cinta
Kidung Agung
Leak Cinta: Kumpulan Puisi #30
Apa Kelebihanku?
Perhentian Sejenak
Kesatuan Hati
Makan Malam
Malam Super Blue Bloood Moon Kumpulan Puisi untuk Bulan Penuh Kedua
Bulan Madu
Bulan di Atas Pabrik
Puncak Kenikmatan: Kumpulan Puisi Juni 2019
Warna
Siapa yang Kauundang?
Mawar Hitam
Ranting
Berapakah Harga Nyawa Manusia?
Bibir Manis
Balada Ban Luar: Kumpulan Puisi Mei 2019
Menjaring Angin
Menahan Tanya Menuai Jawab
Aku Berkata Maka Aku [Ti]Ada
Perempuan di Atas Bukit: Kumpulan Puisi Maret 2019 #3
Yusuf Bertanya
Berhentilah Matahari
Yefta dan Pilihan Hidupnya
Mencari Sekeping Daulat
Orang yang Tidak Pernah Bertanya Mengapa
Ketika Benar dan Salah Begitu Mudah
KAPUR & PAPAN Kisah Menjadi Guru 2
Menuju Selaras
Judul Puisi:
Elisabet Sri Hartati
Aku (1)
Kau
Dia
Kalian
Mereka
Embun
Kuasa (1)
Kuasa (2)
Kuasa (3)
Kuasa (4)
Kuasa (5)
Kuasa (6)
Kuasa (7)
Kuasa (8)
Cinta (1)
Cinta (2)
Cinta (3)
Cinta (4)
Politik (1)
Politik (2)
Mawar
Politikus
Akrostik
Aku (2)
Kamu
1000 Pantun Pendidikan
Mandi Cahaya Cinta
Kidung Agung
Cinquain Corona
Leak Cinta: Kumpulan Puisi #30
Apa Kelebihanku?
Perhentian Sejenak
Kesatuan Hati
Makan Malam
Malam Super Blue Bloood Moon Kumpulan Puisi untuk Bulan Penuh Kedua
Bulan Madu
Bulan di Atas Pabrik
Puncak Kenikmatan: Kumpulan Puisi Juni 2019
Warna
Siapa yang Kauundang?
Mawar Hitam
Ranting
Berapakah Harga Nyawa Manusia?
Bibir Manis
Balada Ban Luar: Kumpulan Puisi Mei 2019
Menjaring Angin
Menahan Tanya Menuai Jawab
Aku Berkata Maka Aku [Ti]Ada
Perempuan di Atas Bukit: Kumpulan Puisi Maret 2019 #3
Yusuf Bertanya
Berhentilah Matahari
Yefta dan Pilihan Hidupnya
Mencari Sekeping Daulat
Orang yang Tidak Pernah Bertanya Mengapa
Ketika Benar dan Salah Begitu Mudah
KAPUR & PAPAN Kisah Menjadi Guru 2
Menuju Selaras
0 komentar:
Posting Komentar