Proyek Penulisan dan Penerbitan Puisi Anak

Yuk nulis puisi untuk anak-anak kita.

Proyek Penulisan dan Penerbitan Cerpen

Terbitkan cerpen Anda jadi buku ber-ISBN

Proyek Penerbitan Cerpen Anak

Anak-anak pun perlu bacaan yang baik. Yuk nulis dan nerbitkan cerita pendek untuk anak.

Karyatunggalkan Puisimu!

Yuk terbitkan puisinya dalam buku karya tunggal

Terbitkan 5 Puisi

Punya 5 puisi? Yuk terbitin bareng-bareng jadi buku ber-ISBN.

Penerbitan 500 Puisi Akrostik

Terbitkan puisi akrostikmu jadi buku 500 AKROSTIK ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Kisah Pengalaman Inspiratif Pendek Guru

Tuliskan pengalaman inspiratif Anda sebagai guru dan terbitkan jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Kisah Pengalaman LUCU Guru

Tuliskan pengalaman LUCU Anda sebagai guru dan terbitkan jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Best Practices

Terbitkan best practices Anda jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Best Practices

Terbitkan artikel pendidikan Anda jadi buku ber-ISBN.

Penerbitan 5000 Pantun Pendidikan

Terbitkan pantun pendidikan dalam 5000 PANTUN PENDIDIKAN

Sabtu, 31 Mei 2014

Grup Kapur Papan dan Penemuan Nama Komunitas Guru Menulis

Kebahagiaan bertemu dengan para penulis buku Cinta Sang Guru dan keinginan untuk mewadahi para penulis dalam sebuah kelompok yang menyatukan mereka membuatku berangan-angan untuk membentuk sebuah komunitas. Komunitas tersebut bertujuan untuk menyolidkan para penulis dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan selanjutnya.

Tampaknya terbitkan buku Cinta Sang Guru telah memberikan semangat baru bagi para penulis untuk tidak mau berhenti di situ. Lomba sudah selesai, pemenang sudah ditetapkan, buku sudah diterbitkan. Lalu selanjutnya? Mereka tidak mau berhenti sampai di situ. Mereka menginginkan adanya kelanjutan dari kegiatan yang ternyata menggairahkan ini.

Maka terpikir olehku untuk membuat grup spesifik yang mewadahi mereka yang sudah resmi menjadi penulis buku yang sudah diterbitkan. Maka kubuatlah sebuah grup di FB bernama Kapur dan Papan. Nama ini mengingatkan kita akan situasi sekolah zaman tahun 80 dan 90-an di mana sebuah kelas akan melangsungkan pembelajaran dengan tidak pernah terlepas dari adanya papan tulis dan kapur. Kapur Papan dengan demikian menyiratkan guru dengan seluruh kegiatannya di kelas. Kapur Papan menjadi sebuah simbol kehidupan guru.

Grup Kapur dan Papan menjadi tempat diskusi semua penulis buku Cinta Sang Guru.

Namun aku berpikir lebih jauh dari itu. Aku ingin menerbitkan kumpulan kisah para guru yang lain lagi, entah bagaimana caranya. Maka karena sebelumnya aku sudah membuat dua grup di FB dengan nama Lomba Nulis Pengalaman Guru dan Guru Menulis, maka terlintaskah di benakku, 'Kenapa tidak membuat Komunitas Guru Menulis saja? Kan sudah ada grupnya di FB?' Demikianlah maka aku menamai sebuah komunitas itu.


 Untuk komunitas ini, aku merancang sebuah logo sederhana dengan tagline "menerbitkan buku itu mudah". Tagline ini kutemukan setelah aku berkenalan dengan Penerbit Lingkarantarnusa yang bisa membantu merealisasikan keinginanku untuk menerbitkan buku kumpulan kisah guru lagi.

Senin, 12 Mei 2014

Peluncuran buku Cinta Sang Guru: Awal Pertemuan dan Berseminya Ikatan

Pada tanggal 10 Mei 2014 dilakukanlah peluncuran buku Cinta Sang Guru. Semua kontributor buku diundang. Dan datanglah dua puluh kontributor dari 39 kontributor yang ada.

Dalam acara tersebut dibacakan salah satu kisah dalam buku tersebut, tulisan Mansata Indah Dwi Utari yang berjudul "Perjuanganku Berbuah Manis." Terlihat pembaca naskah itu tidak bisa menahan air mata dan juga para peserta ikut melinangkan air mata. Kisahnya memang amat sangat menyentuh.

Buku ini memang berisi kisah-kisah yang menyentuh hati. Menyentuh karena guru yang mensharingkan pengalaman ini benar-benar mau memberikan hati untuk anak-anaknya yang bagi kebanyakan guru lainnya dianggap tidak layak mendapatkan hati.

Di sinilah awal kami bertemu, ada Bapak Estu Pramana, Bapak Aloysius Sardi datang dari Solo, Ibu Ria Santati juga dari Solo, Ibu Yulfitri Retno Ambarsari (Yogyakarta), Ibu Udayati (nah ini yang dahsyat, jauh-jauh datang dari Denpasar, Bali), Ibu Riana Ja'far (Yogyakarta), Ibu Laurentia Sumarni Haryanto (Yogyakarta), Ibu Brigitta Kunti Relitawati datang dari Kediri, Ibu Endah Tyas (Yogyakarta), Bapak Heribertus Anne Binawan (Yogyakarta), Ibu Rnd Krisnawati (Yogyakarta), Ibu Petra Suwasti dari Jakarta, dan beberapa guru lain yang tidak sempat saya temui.

Bertemunya sesama guru penulis ini menyalakan semangat dan gairah di dalam diriku. Aku ingin mereka ini tetap bisa saling bertemu dan berbagi dan melakukan sesuatu. Itu yang muncul di hatiku. Terlebih ketika bertemu dengan kontributor yang mengorbankan waktu, uang dan tenaga untuk menghadiri acara ini, dengan bu Petra Suwasti dari Jakarta, dengan bu Brigitta Kunti Relitawati dari Kediri, Ibu Luh Putu Udayati dari Denpasar. Semangat mereka benar-benar membangkitkan gairah dan semangatku.

Terimakasih juga kepada para kontributor buku Cinta Sang Guru:

Reni Siswanti, S.Pd.
Veronica Anna Dwi Arini, S.Pd.
Rr. Yulfitri Retno Ambarsari, S.Pd
Ignatius Bayu Sudibyo
Hanny Kurniawati Tri Wijaya, S.Pd.
Petra Suwasti, S.Pd.
Dra. Th. Lestari Handayani, M.Pd.
Y. Jaka Prastana, S.Pd.
Bernadetta Dini Aryani
Yulia Loekito
Brigitta Kunti Relitawati, S.Pd.
Drs. N. Widi Wahyono
Victor Puguh Harsanto, S.Pd.
Fanny, S.A.B.
Drs. Aloysius Sardi
Venny Ardyani Tri Primasari, S.Pd.
Andreas Aris Eko Mulyono, S.Pd.
Maria Lidwina Dyah Nareswari, S.Pd
L. Bening Parwita Sukci, M.Hum
Benedictus Gerilyadi
Laurentia Sumarni, S.Pd., M.Trans. St.
Fr. Thomas Budi Riyanto, MSF
Bernadeta Tumirah, S.Pd.
Yustina Nunung Sulistiyanti S.Pd
Sr. Crescentiana PMY / Tutut Wahyuningrum, S.Pd.
Rianah, S. Pd.
Rika Prihmono
Dra. Luh Putu Udayati, M.Pd.
Y. Sumardiyanto, S.Pd.
Alexander Estu Pramana, S.Pd.
Mansata Indah Dwi Utari
Rita Nugroho Dwi Krisnawati
Heribertus Binawan, S.Pd.
Lucia Hastiningsih, S.Pd.
Rr. Yulfitri Retno Ambarsari, S.Pd
Maya Cempakasari, S.Pd.
Anna Maria Dyah Purnami Santati, SS.
Dra. Sri Endah Sulistyaningtyas, M.Pd.
Drs. Arcadius Benawa, M.Pd.
Drs. Petrus Gunawan Sudarsono

Berikut ini beberapa gambar jepretan Hermanus Yudi. Terimakasih mas Yudi.