Foto oleh Pixabay dari Pexels |
Sajak
Ini
Makamku
Tak bertutup tak berpeti
Menyimpan-nyibakkan utuh runyam mukaku
Tak berpupur perisai
Sebenang pun
Bagaimana bangkai sembunyikan muka?
Kalau tak sampai tanganmu
menyentuh keningku di hari penghabisanku
Karena tersekat jarak
Nganga makamku kekal menanti
Hidungmu
Atau engkau pun menjijiki awetan bangkaiku yang ini?
Bunga
yang mengharumi doamu malam-malam
Makan juga dari bangkaiku
Tapi tak payah datang
Kalau kau pun jauh
Terlalu
Sajak
Sambung tangan
Usia suaku-engkau
dan sembah sembahyangku
Memeluk kita
Lobam, 21 Februari 2003
Tak bertutup tak berpeti
Menyimpan-nyibakkan utuh runyam mukaku
Tak berpupur perisai
Sebenang pun
Bagaimana bangkai sembunyikan muka?
Kalau tak sampai tanganmu
menyentuh keningku di hari penghabisanku
Karena tersekat jarak
Nganga makamku kekal menanti
Hidungmu
Atau engkau pun menjijiki awetan bangkaiku yang ini?
Bunga
yang mengharumi doamu malam-malam
Makan juga dari bangkaiku
Tapi tak payah datang
Kalau kau pun jauh
Terlalu
Sajak
Sambung tangan
Usia suaku-engkau
dan sembah sembahyangku
Memeluk kita
Lobam, 21 Februari 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar