Kamis, 07 April 2022

Keringat Ibuku


Foto oleh Meenakshi Vinay Rai dari Pexels



Keringat ibuku
Kentalan lelah letihnya
di penghimpitan terik hari dan perih perut
Tertampung utuh di telapak
Tangannya

Itulah luah ladang
yang dibawanya pulang
Tiap-tiap senja menjelang malam
Dipeluknya erat-erat sampai larut dalam doa berbara harap
Lalu digenggamkannya ke tangan kami saban pagi
Setiap hendak beranjak pergi
Sekolah

Di pintu
Tumpangan kami
Ia berdiri menghantar kami
Sampai pulang lagi senyumnya
Di kertas kami

Ibu
Begitu teguh
Dalam pedih demi kami

Itulah
Sebab beratnya
Mengapa tak kulepas lagi
Lembar-lembar keringatnya di genggamanku
Kalau tak untuk belanja lapar perut
dan buku sekolah

Takut aku
Kering keringat ibuku tersia

Senyum ibuku
Kembali petang ini tadi
Berbunga-bunga di kertas kami
Melucut letih kami

Kupu pun
Menari riang sekali
Menghiasi senyumnya di bibir kami
Sayap-sayap kecilnya menghapus halus air matanya
Di pipi kami

Keringat ibuku
Oase segar tengah terik
Susu penguat awet ulet kami
Bekal kehidupan kami

Perteguhen, 21 November 2020
Pintubesi, 16 Juni 2021




*) Luah= Oleh-oleh ( kata bahasa daerah Karo, Sumut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar