Rabu, 03 Juni 2020

Sepotong bulan bertengger di balik jendela




Sepotong bulan bertengger di balik jendela
Kutengadah sambil terpesona
Alangkah indahnya,
dan alangkah anggunnya.

Kucecap malam dalam hening
Kunikmati dalam sendiri,

Sepotong bulan bertengger di balik jendela,
Dalam lingkar aura,
Kutatap kuningnya yang merah,
Merahnya yang terang, terangnya bulan cantik

Sesisip tanya menggeletar
Ayah, sedang apakah engkau?
Kutarik segera jiwa meratap,
pantaskah aku meratap?
Jangan-jangan membuat jiwanya
terluka ...
memandang sang anak?

Di tengah rimba kehidupan,
Dalam kesunyian mencekam
Biarlah ...
Kusampaikan ...
Ayah ... aku baik-baik saja, meski sedikit rindu
Sepotong bulan bertengger di balik jendela.


dari buku Sepotong Bulan Bertengger di Balik Jendela: Kumpulan Puisi Oktober 2018 #2 halaman 26 

Pembacaan puisi ini bisa dinikmati dalam video berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar