Puisi Hartini
Photo by Dids from Pexels |
Gemerincing nyaring
Pundi-pundi yang dia miliki
Mengalir dengan pasti
Hanyalah boleh dia yang menggiring
Masanya puan hendak meminta
Serta merta kucurkan dan tak perlu mengulang ucap
Namun bila masanya diri telah berulang kali berucap
Tak satu pun yang dia beri apalah dengan serta merta
Bolehlah dia kan terus melupa
Dengan apa yang dia ikrar dulu
Janji terpatri dengan Sang Maha Tahu
Kini dia abai dan entah mengapa
Berulang kali diri mengingatkan janji
Dengan kata penuh makna
Dengan mediasi penuh rencana
Namun dia tetap abai dan mengingkari
Biarlah diri berserah dan berikhlas hati
Tak dapat meminta di alam fana, biarkan di yaumil akhir terhisabkan
Telah gugur kewajiban diri tuk mengingatkan akan janji suci
Hanya Sang Ilahi yang mampu membolak-balikkan hati yang terpatri
Kelu lidah tuk berucap
Walau Sang Maha telah menjanjikan sebagai yang hak
Sepertinya tak pernah tersirat walau dia tahu siapa yang hak
Entah apa salah yang pernah terucap
Biarkan diri sabar dan tawakal
Menerima dia yang abai dan mengingkari
Walaupun dia mampu melenggang tanpa beban
Santai bagaikan di pantai
Tanpa harus berpikir hingga menuai uban
Kehendak Ilahi tak dapat dipungkiri
Kuningan, 12-05-2019
dari buku Rumput Kering: Kumpulan Puisi KGM #27 halaman 3-4
Pembacaan puisi ini bisa dinikmati di video berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar