Puisi Ety K. Husein
1. Persimpangan ...
Bagai sebuah mata uang
sisi yang berlawanan dengan sisi lain
sisi satu senang seakan menggapai langit begitu mudah,
bahkan loncat akan terbang ke angkasa ... tapi kutengok sisi lain
... kuharus tundukkan kepalaku ... kunci surgaku
Sisi lain kuharus menunduk
lihat bagaimana warna wajahmu
Merahkah, atau biru ... tengadahkah atau merunduk
Bila tengadah kuharus meluruskanmu agar kamu tidak jatuh terkena batu di bawah kakimu
Bila tertunduk kuharus tengadahkan kamu agar kamu tahu dunia lain
Tengadahlah lihat barisan pasukan jagoan-jagoan kita ... harus punya langkah, harus hidup kuat, sehat, progres, semangat ...
Jangan biarkan cerminnya retak
Konsumsi sistem nilai ... yang tak sama
Sistem nilai itu yang bedakan
Tak ada salah ... kacamata kita beda
Begini ya Rabb …
Gemuruh usahamu, korbankan harga dirimu
Jadi pengabdi ... cari damai dalam duka
Seperti juga sudah kukorbankan, tapi tak pernah puaskan hatimu
Apa yang salah ...
Bodohnya aku …
2. Kucoba gelorakan semangat ...
untuk goyangkan langit,
menggetarkan darat,
menggelorakan samudra
Biar kita tak tenggelam dalam sakitmu
Kamu yang tenggelam dalam kubangan keputusasaan,
kukorbankan diri bangunkan kamu
dalam pundakku kauberikan tanggunganmu
berat karena mimpiku tidak sesuai dengan jagaku
Kamu kunci surgaku
Lelahku kadang tak sempat sapa mendarat padamu
Sudah cukup lemparan caci, dan hina siap terjangku kering keringatku
… lelah tak mampu tuk lemparkan kata
Maafkanku mungkin kunci surgaku ... hilang
bagaimana kutegakkan hidup bangkitkan barisanku
tegakkan diri tambah terpuruk … hingga Allah lemparkan ... cahaya hingga
ku mampu balikkan rasa pahit kurasa manis,
terbalik kurasa tegak agar tangis terasa nikmat
tetap ingin melihat dirimu tegak ... walau sulit
Mataku tak bisa lihat terang atau gelapnya hari
Hanya mulut basah dalam zikir
Allah tegakkan kuberdiri ... semoga tegakkan kita juga
3. Kasihan ... kata yang terlempar
kaupaksakan diri ... tenggelamkan diri dalam kepahitan
walau tangis keras tak ubah tegakmu
Maafkan … langkahmu tak bisa usaikan masalah
kamu bukan di ruangku kamu hidup dalam ruangmu
kamu benar menilai dalam ruangmu, banggakah
menangkah ... bagaimana ku berjalan dalam damai
Tak perlu lemparkan salah
tak ada yang mengerti
tak ada yang bisa satukan
tak bisa pisahkan kecuali Allah
Takut karena Allah telah berikan
Ku takut pada Allah ...
Hanya terbang yang buat diri kumelayang, cari damai yang kaujanjikan
Dalam cakrawala Allah, kudapati ibu
Entah masih ada surga di bawah kakinya ... atau tidak
Engkau yang tahu ... tapi kupunya segunung kasih
Bila kunci surgaku tak ada ke mana kucari ...
Langkah rahmatmu banyak ... namun ku takut melangkah
Nodai berikan noktah dalam rasa permataku
Kucoba tegakkan damai dalam gemuruh rasa,
kutahu ku bisa karena Allah ada, sambutlah damai ...
dari buku Rumput Kering: Kumpulan Puisi KGM #27 halaman 8-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar