Kamis, 18 Juni 2020

Tenggelam

Tenggelam, Puisi Ety K. Husein
Photo by Steve Johnson from Pexels




1. Persimpangan ...
Bagai sebuah mata uang 
sisi yang berlawanan dengan sisi lain 
sisi satu senang seakan menggapai langit begitu mudah, 
bahkan loncat akan terbang ke angkasa ... tapi kutengok sisi lain 
... kuharus tundukkan kepalaku ... kunci surgaku 
Sisi lain kuharus menunduk 
lihat bagaimana warna wajahmu
Merahkah, atau biru ... tengadahkah atau merunduk
Bila tengadah kuharus meluruskanmu agar kamu tidak jatuh terkena batu di bawah kakimu
Bila tertunduk kuharus tengadahkan kamu agar kamu tahu dunia lain
Tengadahlah lihat barisan pasukan jagoan-jagoan kita ... harus punya langkah, harus hidup kuat, sehat, progres, semangat ...
Jangan biarkan cerminnya retak 

Konsumsi sistem nilai ... yang tak sama
Sistem nilai itu yang bedakan 
Tak ada salah ... kacamata kita beda
Begini ya Rabb …
Gemuruh usahamu, korbankan harga dirimu 
Jadi pengabdi ... cari damai dalam duka 
Seperti juga sudah kukorbankan, tapi tak pernah puaskan hatimu
Apa yang salah ...
Bodohnya aku …

2. Kucoba gelorakan semangat ...
untuk goyangkan langit, 
menggetarkan darat, 
menggelorakan samudra 
Biar kita tak tenggelam dalam sakitmu
Kamu yang tenggelam dalam kubangan keputusasaan,
kukorbankan diri bangunkan kamu
dalam pundakku kauberikan tanggunganmu
berat karena mimpiku tidak sesuai dengan jagaku

Kamu kunci surgaku
Lelahku kadang tak sempat sapa mendarat padamu 
Sudah cukup lemparan caci, dan hina siap terjangku kering keringatku
… lelah tak mampu tuk lemparkan kata
Maafkanku mungkin kunci surgaku ... hilang 
bagaimana kutegakkan hidup bangkitkan barisanku 
tegakkan diri tambah terpuruk … hingga Allah lemparkan ... cahaya hingga
ku mampu balikkan rasa pahit kurasa manis,
terbalik kurasa tegak agar tangis terasa nikmat
tetap ingin melihat dirimu tegak ... walau sulit 
Mataku tak bisa lihat terang atau gelapnya hari
Hanya mulut basah dalam zikir
Allah tegakkan kuberdiri ... semoga tegakkan kita juga


3. Kasihan ... kata yang terlempar 
kaupaksakan diri ... tenggelamkan diri dalam kepahitan 
walau tangis keras tak ubah tegakmu
Maafkan … langkahmu tak bisa usaikan masalah 
kamu bukan di ruangku kamu hidup dalam ruangmu
kamu benar menilai dalam ruangmu, banggakah
menangkah ... bagaimana ku berjalan dalam damai 

Tak perlu lemparkan salah
tak ada yang mengerti 
tak ada yang bisa satukan
tak bisa pisahkan kecuali Allah 
Takut karena Allah telah berikan 
Ku takut pada Allah ...
Hanya terbang yang buat diri kumelayang, cari damai yang kaujanjikan 
Dalam cakrawala Allah, kudapati ibu
Entah masih ada surga di bawah kakinya ... atau tidak 
Engkau yang tahu ... tapi kupunya segunung kasih 
Bila kunci surgaku tak ada ke mana kucari ...
Langkah rahmatmu banyak ... namun ku takut melangkah
Nodai berikan noktah dalam rasa permataku 
Kucoba tegakkan damai dalam gemuruh rasa, 
kutahu ku bisa karena Allah ada, sambutlah damai ...


dari buku Rumput Kering: Kumpulan Puisi KGM #27 halaman 8-10


Tidak ada komentar:

Posting Komentar