Puisi Lodevika Endang Sulastri
Cover buku karangan Romo W. Saputra SJ, Dok. Lodevika Endang Sulastri |
Pergulatan batin melenggang
Seolah ingin pamerkan masalah
Yang tiba-tiba menjadi bayangan
Tertancap duri dalam daging
Mengingatkan dalam tatapan senja
Daging memang benar-benar daging
Daging yang bukan Roh
Daging yang berdarah
Daging yang bila tersayat merasakan sakit
Daging yang juga bisa membusuk
Dan daging itu melingkari tubuhku
Aku berkaca di cermin tua
Ada banyak kerut merut di wajah
Wajah penuh keangkuhan
Wajah penuh kerasnya tempaan
Wajah yang sering mengumbar amarah
Wajah yang menyimpan seribu luka
Dan wajah itu makin menua,
Kerutnya makin bertambah saja
Mataku liar menatap cermin
Mengaduk-aduk hati entah ke mana ...
Antara hati dan wajah tak lagi semakna,
Seperti hilang ditelan masa
Dan amarah itu masih menumpuk,
Menggunung, melingkar bak ular
Wajah itu kulihat makin menua ...
Menatap cermin seraya hembuskan nafas
Tinggal sejengkal ...
Apa makna di balik ini semua?
Mengapa aku ingin meraja selamanya?
Bukankah semua punya masa?
Begitu cepatkah aku harus menepi ...
Memberi jalan bagi regenerasi?
Tidak ...
Meski tua aku sangatlah kuat ...
Biarlah ... aku meraja selama-lamanya.
Pergulatan batin melenggang bangga
Aku bisa menguasainya
Jangan biarkan refleksi menghentikannya.
Karena murka, serakah menjadi miliknya.
Pergulatan batin melenggang bangga ...
Palembang, 28 Mei 2020: 19.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar