Namun sedih karena masih banyak tulisan yang bagus yang tidak terterbitkan. Aku berharap dan bermimpi, kalau temen-temen mengizinkan dan mendukung, menerbitkan sebuah atau dua buah buku lagi, namun independen, dari tulisan teman-teman.
Aku akan mencoba mengedit, melayout, dan membuat cover ... kemudian menanyakan kepada percetakan kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan untuk membukukannya. Aku akan mengupayakan international standard book number (ISBN)... barangkali buku itu nanti bermanfaat bagi temen-temen.
Maka kubentuklah grup di Facebook dengan nama "Membukukan yang Tersisihkan". Dalam grup itu aku mengundang semua peserta yang naskahnya tidak terpilih yang memiliki akun Facebook untuk bergabung. Aku sampaikan maksud pembuatan grup itu.
Syukur kepada Tuhan karena akhirnya aku bertemu dengan sebuah Penerbit Lingkarantarnusa yang bisa membantu penerbitan naskah tersebut menjadi buku ber-ISBN dengan biaya yang bisa dicicil, artinya dicetak dulu lalu pembayaran menyusul. Dari sini ide penerbitan itu semakin mengkristal: aku bisa mengajak para guru penulis untuk bersama-sama menerbitan buku yang biayanya ditanggung secara merata oleh semua kontributor.
(Untuk memperkuat upaya ini maka aku ingin membentuk semacam komunitas yang mewadahi kegiatan semacam ini dan akhirnya muncullah ide untuk membuat Komunitas Guru Menulis. Komunitas ini nantinya tidak hanya bertujuan untuk menerbitkan naskah-naskah yang tersisihkan tersebut namun juga bisa menjadi wadah para guru penulis. Aku berpikir bahwa komunitas ini juga akan mewadahi semua kegiatan yang terkait dengan kegiatan tulis-menulis yang dilakukan oleh para guru. Dan lahirlah Komunitas Guru Menulis.)
Selanjutnya aku membuat surat edaran kepada semua peserta yang naskahnya tersisihkan dengan menggunakan nama Komunitas Guru Menulis dan menyatakan rencanaku untuk menerbitkan naskah mereka menjadi sebuah buku ber-ISBN dan meminta izin mereka. Dari semua penulis yang kuhubungi, sudah ada 2 penulis yang menerbitkan naskahnya sendiri dan ada 2 penulis yang jelas-jelas menolak ajakan saya.
Upaya penerbitan ini ternyata membutuhkan waktu yang agak lama. Awalnya aku menjadwalkan bahwa upaya ini sudah berhasil menerbitkan buku di bulan Juli. Namun ternyata tidak mudah untuk menghubungi teman-teman penulis dan mendapatkan persetujuan mereka. Hal itu dikarenakan sulitnya menghubungi mereka. Namun akhirnya aku berhasil menghubungi mendapatkan 61 persetujuan tertulis.
Dari 61 naskah ini lahirlah dua buah buku, yang pertama berjudul Kapur & Papan Kumpulan Kisah Pengalaman Guru yang Jujur dan Menggugah yang memuat 30 tulisan dan yang kedua berjudul Lilin 71 Kumpulan Kisah Guru yang dengan Tulus Memberikan Hati untuk Murid-Muridnya.
Kapur & Papan - Terbit Agustus 2014 |
Lilin 71 - Terbit Oktober 2014 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar