Kode: 0120041
Judul: Kala yang Tak Kusangka: Kumpulan Puisi Pandemi #2
Penulis: Agus Supriyanto [et al.]
ISBN: 978-623-7421-25-2
Terbit: 30-Jul-2020
Tebal: 122 (viii+114) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp60.000,00
Buku ini dicetak sesuai pesanan. Pesan 1 eksemplar pun akan kami layani. Untuk memesan buku ini, silakan hubungi yedijanusantara@gmail.com atau melalui pesan WhatsApp dan sampaikan Nama Pemesan serta alamat lengkap (dengan menyebut nama kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, serta kode pos)
Spesifikasi:
Kode: 0120041
Judul: Kala yang Tak Kusangka: Kumpulan Puisi Pandemi #2
Penulis: Agus Supriyanto, Ani Purwati, Catur Riyanti, Desrianti, Eti Suhayati, Evy Chrisna, Gusnawati , Hironimus Deo, Hortensia Herima, Kosmas Lawa Bagho, Lorentina, Lukas Onek Narek, Marfidah, Maria Bura, Muhamad Nursyahid, Neti Soelistyani, Pujarsono, R.N.D. Krisnawati, Retty Anggriany, Siti Fadilah, Sumi Arsih, Susanti Wilujeng, Tobias Nggaruaka, Tri Handayani, Yanti Aries Putri, Yanti Rosa, Yerem B. Warat
ISBN: 978-623-7421-25-2
Terbit: 30-Jul-20
Tebal: 122 (viii+114) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp60.000,00
Kata kunci: puisi, kumpulan puisi, antologi puisi, puisi corona, puisi pandemi, Covid-19, Agus Supriyanto, Ani Purwati, Catur Riyanti, Desrianti, Eti Suhayati, Evy Chrisna, Gusnawati, Hironimus Deo, Hortensia Herima, Kosmas Lawa Bagho, Lorentina, Lukas Onek Narek, Marfidah, Maria Bura, Muhamad Nursyahid, Neti Soelistyani, Pujarsono, R.N.D. Krisnawati, Retty Anggriany, Siti Fadilah, Sumi Arsih, Susanti Wilujeng, Tobias Nggaruaka, Tri Handayani, Yanti Aries Putri, Yanti Rosa, Yerem B. Warat
Deskripsi:
Ini adalah buku kumpulan puisi hasil Proyek Penulisan Refleksi Corona tahap kedua. Buku ini diberi judul Kala yang Tak Kusangka sebagai sebuah gambaran bahwa ternyata kita masih harus menunggu lagi. Sebelumnya kita berharap bahwa pandemi corona ini akan cepat berlalu. Kenyataannya tidak demikian. Kita bahkan tidak tahu sama sekali sampai kapan pandemi masih akan menemani keseharian kita.
Namun, apa pun yang terjadi dan akan terjadi, tugas kita adalah memaknai setiap hidup dan peristiwa di dalamnya. Refleksi adalah salah satu caranya. Menulis puisi menjadikan refleksi itu tetap terpatri, suatu saat kita bisa membacanya kembali untuk melihat jejak-jejak langkah kehidupan kita. "
Daftar Penyair dan puisinya:
R.N.D. Krisnawati
Pahlawan Pandemi
Saat Bertapa
Bersemi
Damai dalam Keabadian
Tuhan Menjaga
Ada Asa
Suatu Senja di Pinggiran Kota
Di Rumah Saja
Sahabat Kecil
Perlombaan di Tengah Badai
Tambang Tulang
Secangkir Kopi Sabar di dalam Pagar
Embun Kerinduan dan Bandara yang Sesak
Gaji Buta
Surau, Kitab, dan Kotak Infak
Belajar di Rumah
PSBB katanya
Apa kabarmu sekalian?
Tunas Rindu
Rindu Pagi
Pantun Refleksi Corona
Corona
Corona Wuhan Jadi Corona Dunia
Lawatan Bidadari Covid-19
Corona Datang
Badai Pasti Berlalu
Covid-19
New Normal
Ter-lockdown Cinta
Konspirasi
Azab atau Nikmat
Harap Dalam Senyap
Tetes Berkah
Ramadan Ini
Melawan Rindu
Sebiji Sawi
Riuh Sunyi
Ramadan Kareem
Eid Mubarak
Jangan Lupakan Aku
Harapan
Tangis Kerinduan
Masa-Masa Sulit
Rindu Sekolah
Jas Hujan yang Mendunia
Narasi Tentang Covid
Covid dan Rupa-Rupa Warna Hidup
Corona dan Pemulung
Covid dan Kecanduan
Dunia Berduka
Rindu Membara Saat Corona
Tak Ada Pandemi di Kampung Puisi
Pengakuan Corona
Imaji Tanpa Tepi
Corona di Mata Orang Awam
Yanti Aries Putri
Covid -19
Susanti Wilujeng
Merindu Bangku-Bangku Kosong
Ratapan Merapuh
Sumi Arsih
Kapan Pergi Corona?
Memahamimu
Oh! Corona
Lebaran dalam Corona
Catur Riyanti
Rindu Kalian
Menanti
Kosong
Hampa
Lorong Waktu
Mikdar
Siti 74
Tata74
Oby74
Neti Soelistyani
Belajar Terus Meski Ada Virus
Corona Teguran Sang Pencipta
Belajar dari Corona
Sebuah Renungan
Yang Lembut Dalam Badai
Corona, Kau Datang Di Awal Tahun
Corona Beraksi
Kepergianmu di Tengah Badai
Kala Rindu
Belajar dalam Jaringan
Pandemi Korona
Eti Suhayati
C o r o n a
Tabir Hikmah
Virusmu Sebagai Refleksi Diri
Dirimu Amat Kecil
Menunggu Sang Malam dalam Sinarannya
Hujan
Engkau Pulang Tanpa Kesan
Pada-Mu Diriku Fana
Ani Purwati
Corona
Selamat Jalan Corona
Tri Handayani
Pergilah Corona
0 komentar:
Posting Komentar