Di piring ini pun
Tergenang
Air mata adikku
yang terusir malam itu
Membawa pulang perutnya yang kosong
ke kampung kami
Karena piring di tenda
Tiada yang kecil
Buat yang kecil
Di sana
Dekat tungku kami yang sama dulu itu
Ia mengisi perutnya dengan singkong sisa kami
Sedang di sini nasiku basi
Terbuang
Buang
Basi nasi itu tanda mati api
Mari kobarkan
Ouh, Piring
Pangkuan nasi dan air mata bersepeluk
Kapan kami berpelukan lagi
Kenyangi lapar kami
Seperut
Di Lewoleba, 08 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar