Senin, 21 Juni 2021

Derap

Puisi Yerem B. Warat

Photo by Samuel Theo Manat Silitonga from Pexels



Derap itu
Makin lama
Makin terang
Membuntuti aku

Tapi derap siapa ini?

Aku
Terkejut
dan berhenti
Tepat ketika tumitku
Terpagut derap itu tadi

Tapi
Derap siapa ini
Membuntutiku siang malam
Tak lepas-lepas?

Lihat!

Tumitku
Terluka kaubuat
Nganganya terus bertanya siapa engkau
Darahnya meratapi betapa perihnya
Tak mengenali engkau
Dalam derapku
Sendiri

Derap
Penuntunku

Perteguhen, 22 Juni 2021

Minggu, 20 Juni 2021

Persandingan dan Kesadaran Budaya, karya Mulyadi, S.Pd.I




Spesifikasi:

Kode: 0610006
Judul: Persandingan dan Kesadaran Budaya
Penulis: Mulyadi, S.Pd.I
ISBN: 978-623-7421-44-3
Terbit: 20-Jun-21
Tebal: 80 (x+70) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp45.000

Deskripsi:
Ikhlas, jujur, dan bersungguh-sungguh adalah tiga nilai yang mencirikan orang yang sudah dewasa secara mental dan spiritual. Di dunia yang mendorong orang saling berebut dan bersaing dan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, tetap ketiga nilai ini penting untuk diutamakan dan dihidupi meskipun situasi tampaknya menggoda dan mendesak kita untuk mengabaikannya.
Dalam buku ini, penulis menyuguhkan refleksi dan tawarannya bagaimana ketiga nilai ini bisa dihidupi di berbagai situasi kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, di sekolah, dan situasi lainnya.

Daftar isi:
Kata Pengantar v
Catatan Penerbit vii
Daftar Isi ix
The Power of IJS 1
Persandingan dan Kesadaran Budaya 5
Bus Sekolah Sumbawa Barat 10
The Power of IJS dalam Mengajar 14
Menjadi Guru Kreatif dan Inovatif di Era Globalisasi 18
Urgensi Sekolah Berwawasan Lingkungan 22
Jaring Pendidikan Karakter 28
Writing Habit 31
Budaya Baca dan Peradaban Bangsa 35
Muatan IJS Kurikulum 2013 40
Pagi Bersih Semua Kerja Upaya Mewujudkan NTB 
Zero Waste Tahun 2023 44
Keren Gembira Asyik 48
Areq Weriq Park Go Green School and Back to Nature 51
Menjadi Guru Paling Digemari 55
Optimalisasi Peran Pramuka dalam Membentuk Karakter Anak Bangsa 61
Daftar Riwayat Hidup Penulis 65


 

Senin, 07 Juni 2021

Gunung

Puisi Yerem B. Warat

Photo by Erickson Balderama from Pexels





Sebutir
Demi sebutir
Debu tanah menyusun diri
Bertangga-tangga hingga tinggi teguh
Jadi gunung pemikat awan
Turun jadi hujan bagi bumi indung debu
yang lagi gundah
Rindukan air

Siapa peduli?

Hujan
yang turun
Mengikis juga butiran-butiran debu tadi
Ke lembah jadi humus bagi padi
yang lapar terkapar
Tengah ladang

Tapi siapa peduli?

Gunung
Batang hujan bagi bumi
Humus bagi padi

Dibotak
Tinggal batok
Penghuni museum tengkorak antik

Tapi siapa sungguh peduli?

Dari kaki Sinabung, 05 Juni 2021

Salah Mencintaimu?

Puisi Yerem B. Warat

Photo by cottonbro from Pexels




Uang


Engkau
Buah setubuhan
Lapar perut dan tikaman terik hari tengah ladang
Membungkus diri dalam rupa peluh keringat
yang mengucur basahi tubuh
Kado rinduan
Serumah

Dengan telapak tanganku yang terbuka
Kupangku engkau yang menetes turun
agar tak jatuh terinjak
Kakiku lagi

Dalam
Tadahan tanganku
Engkau kutimang bagai bayi di ribaan bunda
Kujaga bagai nurani dari raga
Kubedung umpama janin oleh rahim
Kulindungi seperti telur dalam genggaman

Salahkah
Aku mencintaimu
dengan kasih sesetia ibu pada buah rahimnya 
Sebab engkau yang memang paling disalahkan 
tapi pun paling dicari dan dikejar-kejar
Adalah ranuman buah payah raga
dan peluh letih kami hari-hari

Bagaimana mungkin
Kusepelekan engkau lagi
Bagaimana mungkin kusia-siakan engkau lagi, ouh uang
Panjangan tangan Tuhanku 
Penyeka air mata di pipi yatim
Atap teduhan si gembel
Nasi di piring kami, fakir terantau
Tinta pengisi pulpen sekolah anak-anak kami
Lilin penuntun malam
Kepada fajar

Uang
Salahkah
Mencintaimu
Dengan sungguh benar?

Dari Ladang Pintubesi, 08 Juni 2021

Selasa, 01 Juni 2021

Ranting Patah

Puisi Yerem B. Warat

Photo by daniyal ghanavati from Pexels



Dari ranting patah

Tumbuh tunas
Tempat burung-burung bertengger
Tak ubahnya dari ranting yang patah tadi

Burung-burung berebutan
Bersarang beranak cucu di atasnya
Hal baru yang tak pernah terjadi
sebelumnya

Tunas
dipuja-puji
Ranting terinjak

Di ujung senja
Pemikat menangkap sepasang burung
Lagi bercintaan di atas ranting
yang baru itu

Pemikat
Terpikat ranting patah tadi
Membersihkannya dengan hai-hati sekali
Dibawa pulang jadi tenggeran
Bagi pasangan baru itu
Dalam sangkar
Rumah baru

Pasangan itu
Terpenjara dalam sangkar
Tak saling lepas dari penjaraan itu

Pasangan
Penjara diri
Sangkar alami
Buatan tangan ilahi

Kita
Sama nara pidana
Dari satu penjara ke penjara lain
Sebelum sampai pada penjara kekal
Buatan tangan sendiri
Semasih hidup

Siapa
Patut disalahkan?

Hidup
Membangun
Penjara kekal nanti

Perteguhen, 02 Juni 2021