Photo by cottonbro from Pexels |
Uang
Engkau
Buah setubuhan
Lapar perut dan tikaman terik hari tengah ladang
Membungkus diri dalam rupa peluh keringat
yang mengucur basahi tubuh
Kado rinduan
Serumah
Dengan telapak tanganku yang terbuka
Kupangku engkau yang menetes turun
agar tak jatuh terinjak
Kakiku lagi
Dalam
Tadahan tanganku
Engkau kutimang bagai bayi di ribaan bunda
Kujaga bagai nurani dari raga
Kubedung umpama janin oleh rahim
Kulindungi seperti telur dalam genggaman
Salahkah
Aku mencintaimu
dengan kasih sesetia ibu pada buah rahimnya
Sebab engkau yang memang paling disalahkan
tapi pun paling dicari dan dikejar-kejar
Adalah ranuman buah payah raga
dan peluh letih kami hari-hari
Bagaimana mungkin
Kusepelekan engkau lagi
Bagaimana mungkin kusia-siakan engkau lagi, ouh uang
Panjangan tangan Tuhanku
Penyeka air mata di pipi yatim
Atap teduhan si gembel
Nasi di piring kami, fakir terantau
Tinta pengisi pulpen sekolah anak-anak kami
Lilin penuntun malam
Kepada fajar
Uang
Salahkah
Mencintaimu
Dengan sungguh benar?
Dari Ladang Pintubesi, 08 Juni 2021
Adalah ranuman buah payah raga
dan peluh letih kami hari-hari
Bagaimana mungkin
Kusepelekan engkau lagi
Bagaimana mungkin kusia-siakan engkau lagi, ouh uang
Panjangan tangan Tuhanku
Penyeka air mata di pipi yatim
Atap teduhan si gembel
Nasi di piring kami, fakir terantau
Tinta pengisi pulpen sekolah anak-anak kami
Lilin penuntun malam
Kepada fajar
Uang
Salahkah
Mencintaimu
Dengan sungguh benar?
Dari Ladang Pintubesi, 08 Juni 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar