Rabu, 31 Maret 2021

Mari Berpantun Senangkan Hati, Pantun Pendidikan

Pantun Yerem B. Warat
sumber gambar: http://pendaki.id/







Orang Timur bawa bendera
Benderanya dari kain belacu
Mari berpantun dengan gembira
Wariskan nilai ke anak cucu

Di Baobolak tiada kancil
Tapi rusanya berlipat-lipat
Kalau berguru pada yang kecil
Kerendahan hati bakal kaudapat

Dari Suba ke kampung sebelah
Lamanya cuma tujuh kerdipan
Orang pandai dari sekolah
Orang bijak dari kehidupan

Tikus kesturi di lubang batu
Matanya lebar membelalak
Hidup jangan membuang waktu
Agar tak jadi sesalan kelak

Mendaki gunung Ile Mandiri
Jangan lupa membawa bekal
Kecapi keringat diri sendiri
Agar nikmatnya hingga kekal

Pergi ke ladang menunggang sapi
Jangan lupa memberinya makan
Pesan ibu harap resapi
Nasihat ayah harap jalankan

Bila sudah pulang sekolah
Jambu kelutuk dikunyah-kunyah
Orang bijak tangani masalah
Orang dungu meninggalkannya

Di Pintubesi tiada tuala*
Tapi menyayur banyak santannya
Dalam masalah ada pahala
Bila setia menanggungnya

Cawan kotor perlu dicuci
Jangan dibuang atau direndam
Memaafkan itu ibadah suci
Jangan kotori dengan mendendam

Kalau membangun rumah suku
Jangan selisih pasang bata
Belajar tak hanya dari buku
Belajar pun dari kehidupan nyata

Ibu membeli ikan kuring
Untuk menjamu semua tamu
Dengar nasihat di atas piring
Tertelan jadi darah dagingmu

Pakai kain perlu yang kering
Agar jangan sakit perutmu
Hindari kelahian di atas piring
Sebab kelahi mengusir rizkimu

Beli ayam panggang kalasan
Untuk makan sekeluarga
Menolong jangan harap balasan
Agar upahmu besar di surga

Kain kebaya dari katun
Tergantung rapi di dalam kemah
Mari sama bertutur santun
Agar betah semua di rumah

Bocah kecil baru begini
Diberi tuak mabuk nanti
Walau berpantun sampai di sini
Ingat pesannya sampai mati

Dari ladang, 05 Juli 2020

*) Tuala=Kelapa, kata bahasa daerah Tanah Karo, Sumatera Utara.







Senin, 29 Maret 2021

Eha Rohayati

 



Eha Rohayati

Lahir di Taskmalaya, Guru di SMP N 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Pendidikan terakhir S2 Pendididkan Bahasa Indonesia di UNSUR Cianjur. Menggemari tulis menulis cerpen sunda dan puisi. Bergabung dengan Antologi Puisi Ombak Biru Semenanjung (2020), Sonian Tiga Negara (2016), Melukis Jejak Geopark (2017), Puisi Guru 1000 Guru Asean (2018), Menulis Pantun Nasihat 1000 Guru Asean (2020), Puisi Tunggalnya Akulah Daun Sunyi (2020), Carpon Tunggalnya Halimun Indung (2017), Dina Jandela Kareta Aya Gupay Anjeun (2020).


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis

Mulyadi

 


Mulyadi, S.Pd.I. 

Lahir di Bima, NTB, 17 September 1982, dari pasangan Usman Mahmud (alm) dan St. Fatimah H. Daud (alm.). Menyelesaikan S1 di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UIN Alauddin Makassar tahun 2005. Selama kuliah, aktif di organisasi HMI cabang Gowa Raya, sebagai ketua umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Bima (PB. HMB) Makassar (2005-2007). Pernah menjadi asisten dosen beberapa perguruan tinggi di Bima, mengajar di SMPN 2 Buyasuri Kabupaten Lembata NTT (2009-2017). Sejak Oktober 2017 mengajar di SMPN 3 Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat NTB. Aktif menulis di beberapa media massa lokal di NTB. Terlibat dalam penulisan buku Himpunan Mahasiswa Bima Makassar, Antara Wacana dan Gerakan.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis

Ferdinand Nicholas Boonde

 



Ferdinand Nicholas Boonde, M.Pd.

Penulis merupakan guru bahasa Inggris di SMA Negeri 4 Kendari. Selain sebagai guru, penulis juga merupakan instruktur Kurikulum 13 dan PKB. Sejak tahun 2014 sampai sekarang, penulis bergabung di Badan Akreditasi Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai asesor SMA. Menulis merupakan hobi. Salah satu hasil tulisan yang pernah dimuat adalah kisah inspiratif guru dalam Kapur & Papan: Kisah Inspiratif Guru 3.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis

Judul tulisan: Kaitan Pendidikan Karakter dan Mata Pelajaran PPKn




KAPUR & PAPAN Kisah Inspiratif Guru 3
Judul kisah
Denting yang Memotivasi


Sunarto

 



Sunarto

Saat ini mengajar di SD Negeri 2 Bubakan, Girimarto, Wonogiri (sejak tahun 2005). Ada dua buku kumpulan pantun yang telah diterbitkan. “Berbagi kebaikan berbuah kebaikan” itu kutipan yang sering ditampilkan pada intro medsos yang dipunya.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis


1000 Pantun Pendidikan

Roberta Uron Hurit

 


Roberta Uron Hurit 

Lahir di Desa Lewotala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur pada tanggal 23 Maret 1994. Menyelesaikan pendidikan formal pada SDK Lewotala (2006), SLTP St. Isidorus Lewotala (2009), SMK Swasta Lamaholot (2012), S-1 di Universitas Nusa Cendana Kupang (2016), dan S-2 Magister Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2020). Sejak tahun 2017 bekerja sebagai dosen pada Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka (IKTL). Pernah menulis buku Pendidikan yang Memerdekakan.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis

Judul tulisan: Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika

Arsenius Sele

 


Arsenius Sele, S.Pd.

Lahir di Lembata, 02 Oktober 1977. Memperoleh Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Makassar (2004). Terangkat sebagai Guru PNS (2005) dengan tugas mengajar pertama di SMA Negeri 1 Krayan yang berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia selama 5 tahun. Tahun 2010 mutasi ke SMA Negeri 1 Nunukan Selatan sampai sekarang. Sedang mendirikan lembaga sosial “Rumah Eduk@si” yang bergerak di dunia pendidikan. Gemar menulis artikel dan 2 karya telah dimuat di Koran Harian Tribun Kaltim: ”Hymne Guru: Pujian bagi Guru, sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” dan Harian Radar Tarakan: ”Kurikulum Tahun 2013 Dilema bagi Guru”. Menjadi kontributor berita paroki di Tabloit Berkat yang diterbitkan oleh Keuskupan Tanjung Selor.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis

Judul tulisan: 
  • Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik dengan Menerapkan Pola Pembinaan Wajib Lapor”
  • Kendala Belajar Daring di Masa Pandemi Covid-19
  • Belajar Bersama Covid-19: ”Gugup di Depan Kamera”




Manajemen Ta’an To’u Meneroka Sempena #3 Kumpulan Artikel Pendidikan
Tunjangan Sertifikasi Guru: Sudah Tepat Sasaran, (Belum) Tepat Guna, (Belum) Tepat Waktu

Fabianus R. Muda

 

Fabianus R. Muda

Fabianus R. Muda

Lahir di desa Witihama, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur pada tanggal 17 Februari. Lulus S-1 dan S-2 di Universitas Negeri Makassar, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejak bulan Oktober 2019 sampai saat ini, bekerja sebagai dosen FKIP Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, di Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka (IKTL). Menjadi penyair terpilih dalam mengikuti lomba puisi tingkat nasional dengan tema “rindu” yang diterbitkan oleh RFM Pramedia.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis

Judul tulisan: Memanfaatkan Cerita Fabel Untuk Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Adrianus Sugiarta

 




Adrianus Sugiarta, S.Pd., guru di SD Pangudi Luhur Yogyakarta, Jalan P. Senopati 18, Yogyakarta. Lahir pada hari Kamis Pahing di Magelang, 23 Juli 1970. Saat ini tinggal di dusun Tiban, Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta. Lulusan S-1 PGSD Universitas Negeri Yogyakarta. Pernah mengikuti diklat Guru IN, menjadi guru inti di Yogyakarta dan menjadi pemandu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di UPT Yogyakarta Wilayah Barat. Pernah menulis Buku Kerja SD yang diterbitkan PT Grasindo, LKS Yayasan Pangudi Luhur, Buku Religiositas SD Penerbit PT Kanisius Yogyakarta, Soal Latihan Ujian SD, dan beberapa kali menulis di Surat Pembaca Kompas.

Karya Bersama Komunitas Guru Menulis


Air Cucuran Atap: Kumpulan Cerpen
Judul cerpen: Doa dan Perjuangan

Setia Restiani

 


Setia Restiani, S,S., M.Pd. Lahir di Garut, 13 Februari 1975. Menyelesaikan S-1 di UNPAD Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Indonesia. Menempuh S-2 di UNPAK Bogor Jurusan Manajemen Pendidikan. Kini mengabdi sebagai guru di SMPN 1 Bogor. Telah menerbitkan buku antologi puisi berjudul Seribu Rasa (2020), Cerita Senja (2020), Senyum Kehidupan (2020), Pendar Rasa di Laut Kata (2020), dan Berani Mengajar Siap Belajar. Pernah menjadi mahasiswa berprestasi ketika kuliah di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. 

Karya Bersama Komunitas Guru Menulis


Air Cucuran Atap: Kumpulan Cerpen
Judul cerpen: Gawai Tak Bersahabat

Hasmiaty Muh. Amir

 


Hasmiaty Muh. Amir, S.Pd., M.Pd. Dilahirkan di pulau terujung Sulawesi Selatan, Selayar, pada 4 Juni 1978. Anak pertama dari pasangan Muh. Amir dan Hasna. Menempuh pendidikan di SDN 1 Kodolagon-Buol, SMPN 2 Tolitoli, dan SMAN 1 Tolitoli. Masa kanak-kanak dilalui di Kabupaten Buol dan masa remaja di Kabupaten Tolitoli. Pada tahun 1999 berpindah ke kota Palu untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Tadulako. Saat ini menetap di Kota Palu, Sulawesi Tengah, sebagai staf pengajar di SMKN 6 Palu.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis


Judul puisi:
Pelangi di Ujung Senja
Menghapus Bayangmu
Jingga di Langit Senja

Gapah Melantip: Menyambut Masa Depan, Seri Meneroka Sempena #4 Kumpulan Artikel Pendidikan

 

Gapah Melantip: Menyambut Masa Depan, Seri Meneroka Sempena #4 Kumpulan Artikel Pendidikan

Gapah Melantip: Menyambut Masa Depan, Seri Meneroka Sempena #4 Kumpulan Artikel Pendidikan

Gapah Melantip: Menyambut Masa Depan, Seri Meneroka Sempena #4 Kumpulan Artikel Pendidikan

Spesifikasi
Kode: 0610005
Judul: Gapah Melantip: Menyambut Masa Depan, Seri Meneroka Sempena #4 Kumpulan Artikel Pendidikan Komunitas Guru Menulis
Penulis: Agus Supriyanto, Ani Sumiani, Arsenius Sele, Bernadus Bin Frans Resi, Eha Rohayati, Fabianus Riannie Muda, Ferdinand Nicholas Boonde, Gito, Hironimus Bao Wolo, Izatul Laela, Maya Sari, Misdianto, Mulyadi, Nicolas Widi Wahyono, Roberta Uron Hurit, Rukmini, Sunarto
ISBN: 978-623-7421-40-5
Terbit: 15-Mar-21
Tebal: 160 (xii+148) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp60.000

Deskripsi
Memuat artikel-artikel pendidikan yang dibagi ke dalam lima tema, yakni pendidikan karakter, literasi, guru dan kompetensinya, peran orang tua, dan pendidikan di masa corona. Seluruhnya ada 26 artikel dari 17 penulis.

Daftar tulisan:
  • Wakidi Kirjo Karsinadi: Pengantar: Melihat ke Depan

Pendidikan Karakter

Membangun Literasi dan Sikap Kritis

Guru dan Kompetensi

Peran Orang Tua

Pendidikan di Masa Corona

Sabtu, 27 Maret 2021

Lingsir Wengi: Kumpulan Puisi #36


Lingsir Wengi: Kumpulan Puisi #36

Lingsir Wengi: Kumpulan Puisi #36

Lingsir Wengi: Kumpulan Puisi #36

 



Spesifikasi
Kode: 0120052
Judul: Lingsir Wengi: Kumpulan Puisi #36
Penulis: Agus Supriyanto, Ayub Sigit Sapto Budoyo, GusnawatiHasmiaty Muh. Amir, Lusia Yuli Hastiti, Sri Edy Hernani
ISBN: 978-623-7421-42-9
Terbit: 29-Mar-21
Tebal: 84 (viii+76)
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp40.000

Deskripsi:
Memuat 54 puisi karya 6 penulis: Agus Supriyanto, Ayub Sigit Sapto Budoyo, Gusnawati, Hasmiaty Muh. Amir, Lusia Yuli Hastiti, Sri Edy Hernani. Merupakan buku ke-36 yang diterbitkan sebagai karya keroyokan oleh para anggota Komunitas Guru Menulis.

Penulis dan puisinya
Sri Edy Hernani
Kamu
Doa
Rasa
Walau Hanya Mimpi
Turbulensi Hidup
Akhir Sebuah Perjuangan
Seuntai Kata Untuk Ibu
Sakit
Cintailah Cinta
Luruh

Agus Supriyanto
Tamu Agung
Anjing Buduk
Kepala Anjing
Ugahari
Sederhana
Membaca
Mari Membaca
Ingatan Tragedi
Bulan Maria
Bahasa Persatuan
Bahasa

Ayub Sigit Sapto Budoyo
Menghentikan Malam
Ada Tuhan
Ngudarasa
Lingsir Wengi
Mendaur Cinta
Bukan Ilusi
Instrumentalia
Jaket Almamater
Cinta
Bunga dan Kupu
Anak Panah II

Lusia Yuli Hastiti
Itu Kan juga Takdir
Seandainya Cuma Mimpi
Bacalah Ma(n)t(r)aku Untuk yang Terakhir Kalinya
Sayangnya, Aku Bukan Sindhunata
Catatan Hari
Buah Pikiran
Bulan
Cita-Cita
Kesempatan Terakhir
Lupa Bersajak
Nelangsa
Peyeumpuan
Renungan Tiga Puluh Satu
Tetap Puisi

Gusnawati
Andai
Jalan Itu
Tulus
Masih Menunggumu
Kenangan

Hasmiaty Muh. Amir
Pelangi di Ujung Senja
Menghapus Bayangmu
Jingga di Langit Senja

Air Cucuran Atap: Kumpulan Cerpen

Air Cucuran Atap: Kumpulan Cerpen

Air Cucuran Atap: Kumpulan Cerpen

Air Cucuran Atap: Kumpulan Cerpen

Spesifikasi:

Kode: 0130005
Judul: Air Cucuran Atap
Penulis: Adrianus Sugiarta, Ani Irawanti, Imelda Oliva Wissang, Nicolas Widi Wahyono, Putri Dian Pratiwi, Retty Anggriany, Rini Win, Setia Restiani
ISBN: 978-623-7421-41-2
Terbit: 28-Mar-21
Tebal: 72 (viii+64) halaman
Ukuran: 14,5x21 cm
harga: Rp40.000

Deskripsi
Memuat 9 cerpen bertema relasi keluarga, sisi kelam relasi manusia, perjuangan hidup, kearifan hidup, pandemi corona, dan tragedi kemajuan teknologi.

Daftar tulisan:
Adrianus Sugiarta ~ Doa dan Perjuangan
Ani Irawanti ~ Menunggu Senja di Bukit Cinta
Imelda Oliva Wissang ~ Seribu Uler Sebatang Sorgum
Nicolas Widi Wahyono ~ Air Cucuran Atap
Putri Dian Pratiwi ~ Berdamai dengan Istri Kedua Papa
Retty Anggriany ~ Berdamai dengan Corona
Retty Anggriany ~ Aku Positif
Rini Win ~ Prasangka
Setia Restiani ~ Gawai Tak Bersahabat


Bintang Kecil: Kumpulan Puisi untuk Anak-Anak PAUD

 

Bintang Kecil: Kumpulan Puisi untuk Anak-Anak PAUD karya Muji Rahayu, S.Pd.AUD

Bintang Kecil: Kumpulan Puisi untuk Anak-Anak PAUD karya Muji Rahayu, S.Pd.AUD

Bintang Kecil: Kumpulan Puisi untuk Anak-Anak PAUD karya Muji Rahayu, S.Pd.AUD


Spesifikasi:
Kode: 0120051
Judul: Bintang Kecil: Kumpulan Puisi untuk Anak-Anak PAUD
Penulis: Muji Rahayu, S.Pd.AUD
ISBN: 978-623-7421-39-9
Terbit: 25-Feb-21
Tebal: 74 (x+64) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp40.000

Deskripsi:
Buku kumpulan puisi untuk anak-anak PAUD dan Taman Kanak-Kanak karya Muji Rahayu. Buku ini dimaksudkan untuk membantu para pengasuh Taman Kanak-Kanak di dalam berkreasi selama kegiatan belajar mengajar di sekolahnya masing-masing.

Daftar Tulisan:

tema: diri sendiri
pancaindraku
mata
hidung
telingaku
mata indahku

tema: lingkungan
keluargaku
ibu
adikku
kebunku
rumahku
kotaku
desaku
indah desaku
pasar
stasiun

tema: kebutuhanku
bajuku
sepedaku
susu
sepatu baru
jaga kesehatan
empat sehat lima sempurna
tamasya ke kebun binatang
tas baru

tema: binatang
burung kutilang
gajah
kupu
ikan koi
kelinciku
kucingku
si belang kucingku
semut
sapi
kura-kura
ayamku

tema: tanaman
mawarku
mawar merahku
melatiku
bunga di tamanku
tomat
durian
semangka

tema: pekerjaan
nakhoda
tukang kayu
guru
petani
nelayan
dokter
jadi pramugari
polisi
tukang sayur
nelayan
tukang pos
tukang becak
masinis
pilot

tema: alat komunikasi
televisi
telepon rumahku
telepon genggam

tema: kendaraan
helikopter
pesawat
delman
kereta api

tema: air, udara, api
udara
air sehat
hujan

tema: tanah airku
sang merah putih
indonesiaku
indonesia merdeka
monas
gunung merapi
merapi
malioboro

tema: alam semesta
matahari
pelangi
bulan
bintang


Selasa, 09 Maret 2021

Seperti Babi Cinta Taik

Puisi Yerem B. Warat

Dokumen penulis



*

Seorang pemuda kampung, kurang sekolahan. Lagi jatuh cinta pada seorang gadis sekampungnya. Berkali-kali ia mengungkapkan cinta kepada pujaan hatinya itu. Tapi, sayang. Berkali-kali pula cintanya ditolak mentah-mentah.

Suatu sore. Dalam perjalanan pulang dari ladang, sang pemuda melihat seekor babi yang begitu lahapnya makan taik di pinggir jalan, sekalipun beberapa ekor anjing bergelombol menggigitnya dari berbagai sisi. Berdarah-darah dan berdarah-darah. Tapi babi itu tetap tak peduli. Ia lebih peduli pada taik dari pada terhadap gigitan beringas anjing-anjing itu tadi. 


**

Malamnya, si pemuda ngapel. Ia menceritakan kejadian petang tadi kepada sang gadis. Gadisnya diam. Lama berdiam. Tapi pun bertanya juga melihat pemuda gundah: "Lalu?" Lalu taik itu pun habis dimakan babi, sahut si pemuda. "Lalu?" tanyanya lagi. Pemuda itu mulai bingung karena merasa tersudut. Maka ia pun langsung saja membisikkan ini ...

"Lalu!
Aku cinta engko
Seperti babi cinta taik!"


***

Mereka lalu sepakat membangun
Keluarga baru

Babi
dan anjing
Binatang haraman
Pembenih kasih setia
Turut dalam bahtera mereka 
Serupa Nuh dulu

Awet
Utuh tak terceraikan

Dari ladang, 02 Maret 2020

My Son

Puisi Yerem B. Warat

Image by AD_Images from Pixabay 



Badannya 
Besar dan tinggi tegap
Maka teman-teman sepermainan
Memanggilnya Kingkong

Ia
Kuat
Lomba lari, menang
Lomba makan, menang
Petak umpet, pun menang 
Celoteh kosong, tak terkalahkan

Pantas dibilang Kingkong

Tahunya makan melulu
Ngorok keras di atas piring berian warga
Ngomong ngawur ngibul
Sampai-sampai perusuh yang memecah belah dibilang
Utusan sorgawi suci
Pembawa damai
Bangsa ini

Gawat sudah bila begini!

Maka para dokter
Psikolog dalam dan luar negeri dikerahkan
Biarpun keringat rakyat dan pinjaman luar negeri
Dihabiskan demi memeriksa kesehatan
Lahir batin
My Son

Tulang punggung negara
Pembela bangsa
Harapan warga

Tapi apa?

Otak 
Perutnya
Nyangkut di pohon 

Itu
Lihat
Rugi berwakil! 

Perteguhen, 17 Desember 2020

Doa Infak

Puisi Yerem B. Warat
Dalam kotak amal
Dari Sabang sampai Marauke
Dari Sangitalaut sampai Sabu-Rote

Adalah cucuran keringat tani nelayan
Lelah letih janda yatim
dan para fakir

Lapar
Melarat
Ditahankan
Sakit maut didiamkan
Demi menolong paling lapar
Demi menopang paling sakit

Nyatanya
Kami digunakan 
Untuk biaya bom dan senjata pemusnah
Untuk modali radikalisme dan terorisme
Pemecah bangsa
Pembunuh nurani

Tuhan

Kami 
yang sedang di brankas mereka 
yang sedang di dompet mereka 
yang sedang di bom rakitan mereka 
yang sedang di moncong senjata api mereka
yang sedang di tajaman mata pedang mereka
yang sedang di mulut mereka 
yang sedang di perut mereka 
yang sedang di darah mereka
yang sedang di daging mereka

Adalah kentalan keringat orang-orang
yang mereka tembak itu tadi
yang mereka bom itu tadi
yang mereka bakar itu tadi

Infak
Keringat kecil
Di telapak tangan maha lebar

Kenapa
Kau yang keringkan? 

Perteguhen, 24 Desember 2020

Senin, 08 Maret 2021

Ranting Kecil

Puisi Yerem B. Warat

Photo by Joyston Judah from Pexels



Ranting kecil
Tak tampak tiap kaulewat
Tapi tidakkah
Ia ada

Padanya 
Bertengger burung-burung balam pun pergam
Berteduh di bawah atapan daun-daunnya
Sambil menikmati ranuman buah beringin
yang bergelayutan di setiap tangkai
Buahnya

Ranting kecil 
Cantolan buah
Rebutan burung-burung

Istana Jiwa, 26 Juni 2020

Leo

PUISI Yerem B. Warat





Selalu
Setelah menuliskan
Semua soal di papan, Guru kelasku bilang
Angkat tangan tinggi-tinggi
Bagi yang tahu
Jawabannya

Tapi di sekolah tingggi, Leo bilang
Rundukkan tanganmu serendah dapat
Hingga buahnya tergapai bocah belum berdiri
dan renta tak berdaya

Itu yang tertanam dalam dadaku

Angkat tanganmu tinggi-tinggi
Jadi tangga panjatan ke bulan
Cahyai alam ini seluruh

Rundukkan lengan sampai ke tanah
Jadi sandaran renta tak berdaya
Penegak bocah meraih bintang
Terangi malam

Leo
Guru sahaja
Perunduk langit

Istana Jiwa, 27 Juni 2020

Masker

PUISI Yerem B. Warat

Photo by Nandhu Kumar from Pexels




Setelah berabad-abad menjelajahi bumi ini
Para malaikat kembali ke sorga dengan kabar
Menggemparkan

Bahwa 
Biang kerok 
Segala masalah dunia selama ini
adalah mulut

Maka
Tuhan mengambil masker
yang ditempa-Nya sejak kekal sebagai wanti-wanti
dan memberikan-Nya kepada corona, kata-Nya

Pakaikan ini
Ke mulut tiap-tiap orang 
Tanpa pilah

Engkau
Kuangkat jadi joki
Pemegang kekang ini
Arahkan lidah dan mulut tiap mereka
Kepada-Ku saja

Kembalilah 
kepada-Ku lagi
Hanya kalau sudah pantas
dan teramat layak mulut-mulut itu
Jadi corong-Ku

Maka turunlah joki kecil itu ke bumi
Lengkap dengan masker sebanyak warga jagat
Memasker tiap-tiap mulut
Mulai dari Wuhan hingga ke gedung wakil rakyat

Wakil mulut rakyat pun dimasker
Hingga tersaringlah segenap kata yang keluar
Sebelum sampai ke telinga kami
Perindu wakil nurani

Masker
Kekang Tuhan
Penuntun lidah sejagat

Ladang Kenjahe, 23 Agustus 2020

Perca

PUISI Yerem B. Warat

Image by Candace Hunter from Pixabay 



PERCA
Membaca percaya <1>


Hari-hari
Sepulang sekolah
Bocah kecil pergi sendiri
Memulung perca di sampah pasar

Uang jajan
Berian bunda habis terpakai
Membayar jasa penjahit keset perca
Bila laku barulah jajan ia seribu dua ribu
Setelah disisihkannya dua tiga keping
jadi tabungan hariannya
yang selalu saja dipinjam ibunda
Membeli setumba beras kapan saja

Bocah kecil 

Besar 
Di perca
Sampah pasar

Istana Jiwa, 21 Juli 2020




KESET PERCA
Membaca perca <2>

Sudah gelap
Bocah kecil pulang ke rumah
Membawa serta selembar keset perca
yang belum laku terjual

Di rumah ia diam saja
Sekalipun sudah disambut pelukan bunda
yang lama diganggu gelisah

Bocah
Membuka tasnya
Mengeluarkan keset itu
Meletakkannya di pintu masuk
Sebelum menyerahkan ke tangan bunda
Sepuluh keping perolehannya

Keset
Di pintu rumah
Padatan keringat bocah kecil
Menyambut tiap telapak
Penampung debu 
dan injakan

Demi 
Damai
Seperut
Serumah

Dari Medan Jauh Sekali, 13 Februari 2021

Minggu, 07 Maret 2021

Darah Anjing

PUISI Yerem B. Warat

Photo by Pixabay from Pexels



Membaca najisan <1>

Darah anjing
yang sengaja kaugilas
dengan mobil mewahmu tadi
Meresapi air tanah ini yang kauminum 
Menghapus dahagamu
setelah lelah berkoar-koar keliling jagat
Mengkhotbahkan penindasanmu atasnya
Hanya karena ia 
Kauanggap 
Najis

Larutan 
Air dan darah anjing 
Menyatu dalam nadimu sekarang
Telah menambah hidupmu 
Sedetik jua pun

Najis? 

Perteguhen, 3 Maret 2021