Selasa, 09 Maret 2021

Seperti Babi Cinta Taik

Puisi Yerem B. Warat

Dokumen penulis



*

Seorang pemuda kampung, kurang sekolahan. Lagi jatuh cinta pada seorang gadis sekampungnya. Berkali-kali ia mengungkapkan cinta kepada pujaan hatinya itu. Tapi, sayang. Berkali-kali pula cintanya ditolak mentah-mentah.

Suatu sore. Dalam perjalanan pulang dari ladang, sang pemuda melihat seekor babi yang begitu lahapnya makan taik di pinggir jalan, sekalipun beberapa ekor anjing bergelombol menggigitnya dari berbagai sisi. Berdarah-darah dan berdarah-darah. Tapi babi itu tetap tak peduli. Ia lebih peduli pada taik dari pada terhadap gigitan beringas anjing-anjing itu tadi. 


**

Malamnya, si pemuda ngapel. Ia menceritakan kejadian petang tadi kepada sang gadis. Gadisnya diam. Lama berdiam. Tapi pun bertanya juga melihat pemuda gundah: "Lalu?" Lalu taik itu pun habis dimakan babi, sahut si pemuda. "Lalu?" tanyanya lagi. Pemuda itu mulai bingung karena merasa tersudut. Maka ia pun langsung saja membisikkan ini ...

"Lalu!
Aku cinta engko
Seperti babi cinta taik!"


***

Mereka lalu sepakat membangun
Keluarga baru

Babi
dan anjing
Binatang haraman
Pembenih kasih setia
Turut dalam bahtera mereka 
Serupa Nuh dulu

Awet
Utuh tak terceraikan

Dari ladang, 02 Maret 2020

1 komentar:

  1. Untung si gadis tidak tersinggung dan tidak merasa dibandingkan dengan taik

    BalasHapus