Puisi Lodevika Endang Sulastri
Photo by Daniel Wander from Pexels |
Aku telah bertumbuh
Dengan segala apa adaku.
Di sini, di rumah ini
Rumah tua yang kusayangi
Di pojok situ, ayahku selalu
Rebah istirahat sepulang bekerja
Sambil memegang radio kecilnya
Penyiar BBC menjadi temannya
Yang setia
Dan aku, harus duduk di mejaku
Sambil memelototi peer-peerku.
Penjaga setia tetap mendengarkan
Berita seputar dunia ...
Kadang kubenci saat-saat itu.
Karna temanku sudah berteriak
Di balik jendela kamarku ...
Ayooo ... kita main dulu
Sebelum sore berlalu
Dan ibuku dengan mengangkat
Separuh jaritnya, keluar menggertak mereka
"Jangan diganggu! Masih belajar!"
Kadang aku kesal, karena sesudahnya
Pasti aku jadi olokan para sahabatku
Tapi kini, itu tinggal kenangan masa remajaku.
Tak ada lagi penjaga diri
Atau yang selalu mengingatkan daku
Kini, di sini ...
Aku sendiri melangkah melewati
Perjalanan suny ...
Sesudah waktu berlalu
Rumah tuaku
Tinggal jadi kenangan
Hadirnya ayah bundaku.
Rumah tuaku mengukir kisah
Manisnya menjadi seorang anak
Disayang dan dijaga bagai permata
Dibimbing dan dituntun
Bertumbuh menjadi anak santun
Rumah tuaku
Menjadi saksi cinta ayah ibuku
Terima kasih ayah
Terima kasih bunda
Cinta pertama ada di rumah tua
Rumah tua ...
Palembang, paskah kedua: 19.09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar