Selasa, 05 Mei 2020

Tapi Siapa

Puisi Lodevika Endang Sulastri
Photo by Akwice from Pexels


Malam melarut,
Kidung Maria berlalu,
Memecah keheningan

Suara jangkrik malam
Mengantar nyenyak dalam irama nafas.
Teratur ...
Aku masih terduduk,
Di kejauhan ketok mangkok bakso langganan
Menjauh ...

Aku masih terduduk,
Sambil menatap sulur daun sirih belanda
Tergoyang, embus lirih angin malam
Seolah menggoda

Aku juga masih terduduk
Saat getar selular di samping meja
Diterangi nyala lilin tinggal
Sepenggal,

Kubuka inbox
Have a closed (best friend) 
is a treasure. May you enjoy
your day today. Don't forget
Yesus love us, more than anyone
God Bless"
Aku masih terduduk ...
Tapi siapa?

Ragu

Tatap nanar di bulan penuh,
Sedesah tanya lalu,
Mengapa masih tersisa
Sepotong ragu,
Untukmu, sobat

Saat kuingat,
Di matamu yang binar,
Ada terpercik rahasia,
Di balik senyummu!

Aku tergugah,
Tapi
Apa?

Di simpang jalan ini ...
Aku mulai bertanya ...
Dan tak terjawab,
Bahkan bulan yang menemaniku malam ini,
Enggan menjawab,

Dan tak pernah terjawab
Pun saat kumatikan nyala lilin di kamarku
Dan kurebahkan badanku
Setengah mengeluh ...
‘’Tuhan, kuserahkan hidupku hari ini pada-Mu"


dari buku Sepotong Bulan Bertengger di Balik Jendela: Kumpulan Puisi Oktober 2018 #2 halaman 22-23

Pembacaan puisi ini bisa dinikmati dalam video berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar