Image by mohamed Hassan from Pixabay |
Malam larut, pagi menjelang.
Terduduk aku di kursi rotanku
Jiwa menghentak ingin berlari
Dari pusaran kisah hari-hari ini
Sepanjang hari tinggal sendiri,
Bangun raga, bersih diri, berdoa,
Rutinitas pagi selalu tak henti
Tak lepas dari pagar sebahu
Menutup mata bagi semua orang
Bahkan bangun pagi tuk bersiap diri
Menyambut anak-anak di sekolah
Memecah pagi hari tiada lagi
Semua sunyi bak kematian menghampiri
Tak lagi ada lambaian tangan
Seorang sahabat menghampiri
Sekedar minum kopi di siang hari
Tak ada lagi cerita itu kini.
Senja menghampiri dengan enggan
Seolah menyampaikan pesan
Mengapa malam senyap makin mencekam
Di manakah malam malam meriah
Yang penuhi dunia penuh pekerja
Gugurkah semua manusia,
Dengan kehadiran putri Corona
Yang menghisap Roh manusia
Dengan begitu saja
Alangkah kejamnya dikau Corona
Melenyapkan separuh umat di dunia
Kapankah engkau melenggang pulang
Ke rumahmu yang entah dimana
Lihatlah aku ini,
Yang biasa bersibuk diri
kini tak lagi pergi
Tahukah engkau wahai corona
Semua serasa tak berarti.
Palembang Larut Minggu 23:45
Pergilah kau corona......
BalasHapusYa..pergilah..kau..wahai corona..kami rindu bertemu dengan semua..
HapusSemua dipaksa untuk membatasi diri
BalasHapusoleh Corona