Apa yang harus kita lakukan sekarang?
Pertama, menemukan formulasi yang tepat untuk mendidik anak-anak zaman sekarang. Yes. Siapa yang menemukan? Ya kita, para guru, jangan menunggu dikasih SK. Cari sendiri. Baca. Kenapa literasi kita rendah? Karena gurunya sendiri nggak baca kok, cuma nyuruh muridnya yang baca.
Yang kedua dan yang utama adalah semangat belajar, mau menjadi pembelajar. Karena ketika Anda sudah tidak mau belajar sebetulnya Anda sudah tidak layak mengajar. Ketika Anda sudah tidak mau membaca, Anda tidak patut mengajar, karena melakukan kebohongan-kebohongan, iya to?
Yang ketiga, menjadi kunci, adalah perubahan mindset, dari sekadar mengajar menuju melakukan eksplorasi dalam proses pembelajaran. Belajar bertanyalah! Belajar bertanya yang tepat. Belajar bertanya yang efisien.
Yang keempat, tumbuhkanlah suasana belajar di sekolah. Dengan cara apa? Dengan cara, kalau ngobrol, ngorolnya yang mutu. Jangan hanya ngobrolin sertifikasi melulu (bagi yang negeri), atau gaji (bagi yang swasta). Tumbuhkan pbrolan yang profesional, atau professional talk. Obrolan-obrolan yang perlu yang menyangkut apa yang perlu di sekolah. Jadi Anda memiliki figur mendidik.Pilihlah teman guru yang tidak berlawanan dengan Anda. Pilih teman ngobrol yang sepaham dengan Anda, yang punya visi yang sama. Sesudah itu ajaklah teman ngobrol yang agak-agaknya agak beda jauh. Diajak ngobrol bersama, bertiga, lalu berempat. Ngobrol apa yang perlu untuk kemajuan sekolah. Semakin lama semakin melibatkan banyak orang. Lalu kalau sudah cukup banyak, izin kepala sekolah untuk ngobrol melibatkan semakin banyak guru dis ekolah. Ngobrol mengenai, misalnya, bagaimana membantu anak-anak yang bermasalah di kelas-kelas tertentu.
Tidak usah terlalu lama, setengah jam sudah cukup.Direncanakan! Karena kalau tidak direncanakan, tidak akan jalan. Dan yang terpenting, itu dilakukan secara sukarela. Karena kalau tidak sukarela, lagi-lagi, Anda hanya memenuhi permintaan orang lain.
Apalagi kalau pimpinannya yang memulai, lebih keren lagi. Kan kalau Anda pimpinan, Anda akan tahu, dari guru-guru yang Anda pimpin, ada yang mendekati ideal, ada yang agak mendekati, ada yang agak ke tengah, ada yang jauh. La ini yang jauh ini pelan-pelan. Yang deket ini yang diajak dahulu.
Yang paling penting, sadari keterampilan yang perlu dikembangkan di abad 21, yaitu 4C: critical thinking, communication, collaboration, dan creativity. Keempat keterampilan ini Anda sebagai guru harus kembangkan. Di kelas Anda harus menjadi model untuk keempat keterampilan ini. Karena anak-anak hidupnya perlu itu. Itu kunci utama.
Kadang kita, sebagai guru, sering memandang sebelah mata anak-anak yang pandai berkomunikasi, "Oh dia itu kalau ngomong bagus, tetapi nilainya ...". nilainya yang ditekankan. Padahal nilai itu belum tentu merupakan representasi keterampilan.
Itu Bapak Ibu sekalian yang harus kita lakukan terus-menerus. Mari kita terus melakukan refleksi: Sudahkah kita mengembangkan kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk hidup pada zamannya nanti. Ini harus dijadikan refleksi utamanya. Saya ini mengajar untuk memenuhi kewajiban atau menyiapkan anak-anak untuk hidup lewat pelajaran saya. Jangan-jangan kita kayaknya sudah iya tetapi saat mengajar ternyata bukan.
Sebetulnya ini mindset yang harus diubah, mindset untuk terus bertanya pada diri kita sendiri. Senantiasa belajar dan melakukan refleksi atas tingkah laku, tindak tutur dan tindakan sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran di sekolah dan masyarakat.
Terus saja reflect. Orang itu kalau mawas diri, mau melakukan yang aneh-aneh itu, enggan. Karena terus melihat dirinya, "O iya, ya, saya itu pemimpin pembelajaran." Itu akan membantu kita.
Semoga kesempatan belajar ini bisa memacu kita untuk terus melakukan revitalisasi terhadap diri kita sebagai seorang pendidik.
Laporan acara:
- Lokakarya Penulisan Artikel Pendidikan dengan tema: Pendidik Masa Depan
- Tuliskan Satu Kata tentang Diri Anda!
- Pertanyaan Awal Fasilitator
- Mengajukan Pertanyaan yang Menghasilkan Pesan
- Fakta atau Opini
- Apa Keinginan dan Kebutuhan Peserta Didik Kita?
- Siapa yang bertanggung jawab untuk menumbuhkan lingkungan belajar?
- Sebagai Pendidik, saya ...
- Standar Kompetensi Guru
- Tantangan Abad 21 v.s. Kurikulum
- PISA dan Dilema Kebijakan Sekolah di Indonesia
- Mengubah mindset: refleksi terus-menerus sudahkah kita menjadi model pembelajaran?
- Ajari Anak Didik untuk Bertanya
- Galeri Foto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar