Ikatan Pantun Yerem B.Warat
Pantun Pembuka
1. Orang Timur bawa bendera
Benderanya dari kain belacu.
Mari berpantun dengan gembira
Wariskan nilai ke anak cucu.
2. Dalam panci ada keladi
Jadi bekal dalam taufan.
Seperti lumbung menyimpan padi
Pantun menyimpan kearifan.
3. Burung beo berkain katun
Menari-nari hingga ke udik.
Bungkus nasihat dalam pantun
Merdu didengar hati terdidik.
4. Burung nuri berjengger sakti
Bersiul-siul di Subawutun.
Memang pantun menyukakan hati
Mari kita berbalas pantun.
Pantun Berima Awal aaaa, Rima Akhir aaaa
5. Meskipun waktu sungguh mepet
Masih ke kali mencari belut.
Menyimpan uang dalam dompet
Menyimpan diri dalam mulut.
6. Sejak pagi dari Lembata
Sampai malam di Kalibata.
Siapa menolong orang buta
Si buta tak lihat, Tuhan tak buta.
7. Jangan bermimpi ke teluk Lumpin
Jikalau tidak berkain lampin.
Jangan bermimpi jadi pemimpin
Jikalau tak pernah taat dipimpin.
Pantun Berima Awal aaaa, Rima Akhir abab
8. Supaya makin kuat mendaki
Setiap mendaki berkalung batu.
Sekotor-kotornya sandal di kaki
Sudah menghantar kita ke pintu.
9. Seperti tikus bermain air
Setiap hendak berbalas pantun.
Seperti tawas jernihkan air
Setiap derita jernihkan batin.
10. Siapa pingin tidur yang nyenyak
Sandarkan beban ke punggung bukit.
Satu lawan terlalu banyak
Seribu kawan terlalu sedikit.
11. Semua buku di dalam kelas
Sungguh rapi disusun Jamal.
Siapa menulis dengan iklas
Sungguh sudah berbuat amal.
12. Jikalau mau ke pulau Seram
Jangan lupa bawa petasan.
Jikalau mau hidupmu tenteram
Jangan suka barang rampasan.
Pantun Berima Awal aabb, Rima Akhir aaaa
13. Air jerangau di dalam baki
Andai diminum jadi sakti.
Lelah ayah kuatkan kaki
Letih ibunda kuatkan hati.
14. Dari pagi mencari mangga
Dapat sebuah bagi berlima.
Supaya rukun berumah tangga
Susah senang tanggung bersama.
15. Supaya tidak lagi kesasar
Sandarkan bahu di batu kasar.
Orang sombong bermulut besar
Orang bijak berjiwa besar.
Pantun Berima Awal aabb, Rima Akhir abab
16. Jangan sampai berkain basah
Jikalau sedang di depan kaca.
Parang tajam karena diasah
Pikiran tajam karena membaca.
17. Hati senang dapat selendang
Hadiah indah dari ibuku.
Jejak petani ada di ladang
Jejak penulis ada di buku.
18. Mau menangkap burung balam
Masuk saja ke hutan keramat.
Buka mata menangkap alam
Buka hati menangkap hikmat.
19. Bocah cilik baru merangkak
Beri makan pisang raja.
Orang pintar tergoda mencongkak
Orang bijak biasa saja.
20. Jikalau sudah pulang sekolah
Jambu kelutuk incarannya.
Orang bijak hadapi masalah
0rang congkak meninggalkannya.
21. Anak bayi belum bergigi
Ayunkan dekat tiang tunggal.
Kian tergesa engkau pergi
Kian jauh engkau tertinggal.
22. Bila berkunjung ke Burain
Bawa serta bunga melati.
Dalam peti tersimpan kain
Dalam kata tersimpan hati.
23. Bila ada kucing yang mati
Benamkan dalam ladang Paiman.
Dari kata terlihat hati
Dari laku terlihat iman.
24. Pagi-pagi mencari panci
Pancinya ada di tepi gua.
Buka pintu dengan kunci
Buka hari dengan berdoa.
25. Musik seruling tengah malam
Membuai alam juga tekukur.
Tutup mulut dengan diam
Tutup hari dengan bersyukur.
26. Durian Riau tumbuh berjajar
Ditanam oleh kakak beradik.
Siapa membaca ia belajar
Siapa menulis ia dididik.
27. Sepanjang malam kami melaut
Sebelum pulang ke Mataloko
Tiada hidup tanpa maut
Tiada sukses tanpa risiko.
28. Saban malam kami memohon
Saat kepala sudah di bantal.
Badai angin kuatkan pohon
Badai derita kuatkan mental.
29. Di tengah jalan batang melintang
Ditumbang angin tadi malam.
Jangan harap menatap bintang
Jikakalau takut menembus malam.
30. Pergi ke kali mencari batu
Pulang membawa bunga melati.
Siapa pandai mengisi waktu
Sungguh beruntung di hari nanti.
31. Jerami padi di tengah batu
Jadi hunian ular beludak.
Siapa suka membuang waktu
Siap-siap menyesal kelak.
32. Jikalau sedang memilih kain
Jangan hiraukan anjing melolong.
Bandingkan diri dengan yang lain
Bakalan minder ataupun sombong.
33. Di tanjung Naga banyak rusa
Dikejar anjing sampai ke Tanggir.
Kita semua sama senusa
Kenapa tirikan kami ke pinggir?
Pantun Berima Awal abab, Rima Akhir aaaa
34. Lintah dilatih tiap pagi
Untuk tak lagi makan sendiri.
Lidah dipagar pasukan gigi
Untuk tetap menjaga diri.
35. Kalau kuda diberi dasi
Sepanjang hari menari-nari.
Kalau api mematangkan nasi
Setiap masalah mematangkan diri.
36. Mula-mula menangkap angsa
Lama-lama tertangkap rusa.
Mula-mula rasa terpaksa
Lama-lama jadi biasa.
Pantun Berima Awal abab, Rima Akhir abab
37. Siapa piara ikan mas
Paling beruntung sampai nanti.
Seperti api memurnikan emas
Pedih derita murnikan batin.
38. Ramai-ramai memanjat pohon
Sampai di pucuk kaki terikat.
Ramai-ramai kami memohon
Sampai Tuhan turunkan berkat.
39. Guna apa ke tanah Sunda
Kalau lupa membawa sorban.
Guna apa menunda-nunda
Kalau menunda menambah beban
40. Untuk apa ke laut dalam
Kalau nafas terengah-engah.
Untuk apa bergadang malam
Kalau tidak bernilai tambah.
41. Hari-hari memikat nuri
Sampai juga di tanjung Selamat.
Hati-hati membawa diri
Supaya sampai dengan selamat.
42. Hari- hari ke Minahasa
Untuk menghantar semua kiriman.
Hati-hati membuang bahasa
Untuk tidak tersinggung teman
43. Supaya cepat menjadi tahir
Minum selalu air putih.
Supaya cepat menjadi mahir
Mari kita terus berlatih.
44. Kalau hendak menangkap badak
Singkirkan jauh parang terasah.
Kalau bukan karena anak
Siapa tahan menanggung susah?
45. Sama-sama kita berenang
Belum tentu sama mengail.
Sama-sama kita berjuang
Belum tentu sama berhasil.
46. Guna apa ke kota Malang
Kalau belum berbasuh muka.
Guna apa membanting tulang
Kalau untuk narkoba belaka.
47. Menangkap ikan dengan bubu
Kasih makan burung pungguk.
Mari berguru pada bambu
Kian tinggi kian merunduk
48. Untuk apa nongkrong di teras
Kalau berujung mandi tak jadi.
Untuk apa bekerja keras
Kalau berujung di meja judi.
49. Senang sekali melihat tupai
Berlari-larian hingga ke teras.
Sukses besar bakal tercapai
Berkat kemauan dan kerja keras.
50. Kera termenung di atas bendungan
Tunggui ikan bersukaria.
Kalau kerja sudah di tangan
Tekuni terus dengan setia.
51. Senang sekali ketam di pantai
Pantainya putih tempat bermain.
Seperti sapu membersihkan lantai
Pedih derita bersihkan batin.
52. Selagi jauh tercium madu
Datang dekat terasa pahit.
Selagi jauh saling merindu
Datang dekat saling menggigit.
53. Saat berlayar ke Adonara
Di sana-sini kulihat tenggiri.
Saat senang banyak saudara
Datang susah badan sendiri.
54. Untung saja cepat merayap
Sehingga tidak kena gencetan.
Untung saja cepat menyayap
Sehingga dapat tergapai impian.
55. Hati-hati kami mendaki
Supaya tidak sampai terjatuh.
Hati-hati langkahkan kaki
Supaya tidak tersandung jatuh.
56. Untuk apa membuang sauh
Kalau berlabuh di tengah bakau.
Untuk apa bermimpi jauh
Kalau yang dekat belum terjangkau.
57. Pandai-pandai belanja ke Jodoh
Agar terbeli burung merpati.
Pandai-pandai mencari jodoh
Agar dapat pasangan sejati.
58. Untuk apa membeli mangkok
Kalau di rumah berlimpah juga.
Untuk apa terus merokok
Kalau usia terbakar juga.
59. Susah hati anak beruang
Habis mengaum senang tak jadi.
Susah-susah mencari uang
Habis-habisan di meja judi.
60. Apa guna membawa bajak
Kalau tak sanggup menahan ludah.
Apa guna bertutur bijak
Kalau tak sanggup mengekang lidah.
61. Kalau mau mahir berenang
Jangan main ular tangga.
Kalau mau hidupmu tenang
Jangan rampas piring tetangga.
Pantun Berima Akhir aaaa
62. Burung beo merapal kata
Untuk mengisi hari-harinya.
Tiap pekerjaan mengajari kita
Jalan terbaik melakukannya.
63. Kucing belang mencari mangsa
Mangsa ada di belakangnya.
Kebaikan hati mendidik bangsa
Kejahatan menghancurkannya.
64. Tadi malam kumimpi bulan
Bulan tersenyum di atas taman.
Siapa pingin laris jualan
Polesi wajah dengan senyuman.
65. Pulang rumah bersama-sama
Pulang membawa buah kelapa.
Kalau boros membunuh mama
Maka bohong membunuh bapa.
66. Malam-malam jalan sendiri
Bawa serta daun kemiri.
Buah busuk jatuh sendiri
Hati busuk susah sendiri.
67. Anak angsa berkaki buaya
Berenang-renang dengan senangnya.
Sepahit-pahitnya daun pepaya
Tahan mengunya dapat manisnya.
68. Tikar kuning Manuk Mulia
Hadiah dari putera raja.
Orang bijak berhati mulia
Walau dicerca tenang sahaja.
69. Pergi ke gunung cari kemiri
Cari juga buah kenari.
Siapa berbohong menipu diri
Bakalan rugi diri sendiri.
Pantun Berima Alkhir abab
70. Di Baobolak tiada kancil
Tapi rusanya berlipat-lipat.
Kalau berguru pada yang kecil
Kerendahan hati bakal kaudapat.
71. Dari Suba ke kampung sebelah
Lamanya cuma tujuh kedipan.
Orang pandai dari sekolah
Orang bijak dari kehidupan.
72. Batang tinggi jatuh melapuk
Batang air kering mengalir.
Tiap pangkal berujung pucuk
Segala hal berujung akhir.
73. Di Pintubesi tiada tuala*
Tapi buahnya bertambah-tambah.
Dalam masalah ada pahala
Bila ditanggung dengan tabah.
74. Pergi ke ladang menunggang sapi
Jangan lupa memberinya makan.
Pesan mama harap resapi
Nasihat ayah harap amalkan.
75. Ibu membeli ikan kuring
Untuk menjamu semua tamu.
Nasihat bijak di atas piring
Tertelan jadi darah dagingngmu.
76. Tanam padi di tanah miring
Daunnya layu walaupun hidup.
Siapa kelahi di atas piring
Terbuang nasi dan nasib hidup.
77. Pahit-pahit daun pepaya
Biarpun pahit tetap kutelan.
Pahit-pahit nasihat bapa
Insaf resapi, jadi didikan.
78. Mendaki gunung Ile Mandiri
Jangan lupa membawa bekal.
Makan keringat diri sendiri
Nikmatnya tahan hingga kekal.
79. Tikus kesturi di lubang batu
Matanya besar membelalak.
Hidup jangan membuang waktu
Agar tak jadi sesalan kelak.
80. Cawan kotor di dalam panci
Jangan dibuang atau direndam.
Maafkan itu ibadah suci
Jangan kotori dengan mendendam.
81. Kalau membangun rumah suku
Jangan selisih pasang bata.
Belajar tak hanya dari buku
Tapipun dari kehidupan nyata.
82. Beli ayam panggang Kalasan
Untuk makan sekeluarga.
Menolong jangan harap balasan
Agar upahmu besar di surga.
83. Kain kebaya dari katun
Tergantung rapi dalam kemah.
Mari sama bertutur santun
Agar betah semua di rumah.
84. Jangan sampai menggenggam bara
Sebab sakitnya tak tertahan.
Mulut bersih singgahan saudara
Hati bersih singgahan Tuhan.
85. Bagaimana bisa bertemu
Kalau sudah salah alamat.
Pikiran bersih tumbuhkan ilmu
Hati bersih tumbuhkan hikmat.
86. Air mandi di dalam baskom
Penuh dengan minyak kemiri.
Mulut kita ibarat bom
Salah bertutur hancurkan diri.
87. Air murni dari pangkalan
Siapa minum bakal selamat.
Bila mendidik dengan kepalan
Segala harapan jadi kiamat.
88. Di atas puncak gunung Merapi
Ada emas berkulit kerang.
Kalau kipas mengobarkan api
Maka lidah kobarkan perang.
89. Dalam kelam ada pelita
Terangi nenek sampai pagi.
Seperti Tuhan terhadap kita
Kenapa anjing diusir pergi?
90. Burung berarak di atas awan
Turun bertengger di dahan bakau.
Dengan siapa engkau berkawan
Bisa ditebak siapa engkau.
91. Gendang ditabuh perahu berlabuh
Batang terkulai bayi terbuai.
Apa ditanam itu yang tumbuh
Siapa menanam ia menuai.
92. Siapa sedang berkaca mata
Jangan panjat pohon kenari.
Siapa suka pamerkan harta
Itu pertanda rendah diri.
93. Gunung tinggi tetap kudaki
Demi mengambil anak panah.
Siapa pingin murah rejeki
Bangun sebelum ayam ke tanah.
94. Mana mungkin ular melata
Kalau takut kena pijakan.
Mana mungkin batalkan kata
yang telah lanjur terucapkan.
95. Berlayar juah hingga ke barat
Demi melihat kucing menari.
Janji itu ibarat jerat
Bisa menjerat leher sendiri.
96. Siapa berjalan di jalan mulus
Bawalah tongkat jadi penahan.
Siapa menolong dengan tulus
Ia menabung di tangan Tuhan.
97. Dari Dili bersama Soares
Terus berlayar ke Samarinda.
Supaya cepat meraih sukses
Jangan suka menunda-nunda.
98. Supaya tidak kebablasan
Tepuk jidatmu sekali dua.
Selagi muda malas-malasan
Bakalan susah di hari tua.
99. Mau membeli ayam buras
Tanyakan saja pada Pasalih.
Orang bisa kehabisan beras
Tapi tak bisa kehabisan dalih.
100. Kucing kurus turun melantai
Bila beranting buah rambutan.
Kepiting pantai berjejak di pantai
Ayam hutan berjejak di hutan.
101. Kuda beban membawa barang
Sampai ke pasar kota Tobaik.
Seburuk-buruknya perlakuan orang
Tetaplah saja berbuat baik.
102. Supaya sampai ke Tomohon
Gantikan memang ban yang kempes.
Seperti biji tumbuhkan pohon
Ketabahan hati tumbuhkan sukses.
103. Layang-layang terbang melayang
Terbanglah sampai ke teluk Benyum.
Subuh-subuh bangun sembahyang
Dapati Tuhan tengah tersenyum.
104. Bila melihat bulan kesiangan
Angkat tanganmu menggapai-gapai.
Siapa mau menunda kesenangan
Cita-citanya bakal tercapai.
105. Kain kapas jangan direndam
Agar tak rapuh satupun benang.
Salama masih menyimpan dendam
Batin tersiksa, hati tak tenang.
106. Sepeda butut dalam garasi
Kenangan Patua dari Lelata.
Kalau sudah di atas kursi
Jangan lupa pada jelata.
107. Sungguh elok bumi Lembata
Berpagar mawar tak berduri.
Menutup mata pada jelata
Patahkan kaki kursi sendiri.
108. Jemur baju di Riangbaka
Setelah direndam dalam kanji.
Suara rakyat emas belaka
Bayarkan dengan tepati janji.
109. Kopi Boto harum sekali
Harumnya sampai ke Sina-Jawa.
Janji diumbar berkali-kali
Tak ditepati menyiksa jiwa.
110. Kami merantau ke Malaysia
Berbekal ketupat dan jagung titi.
Kami ini pun sesamamu juga
Kenapa pinggirkan ke gigir titi?
111. Lamalera kampung wisata
Tempat nelayan menangkap paus.
Membangun jalan Lingkar Lembata
Supaya sama merasa puas.
112. Papan jati jangan dibuang
Ditempa jadi peti sejati.
Sejak kampanye andalkan uang
Bisa ditebak ujungnya nanti
113. Ama Ladda pahlawan kami
Serdadunya tawon dan lebah keramat.
Hati bersih selama di bumi
Jalannya lurus hingga kiamat.
114. Merantau jauh ke Baubau
Pulang membangun lima menara.
Biarpun jauh di tanah rantau
Takan lupa sanak saudara.
115. Lebat benar buah delima
Bergantung-gantung sampai ke tanah.
Semua ejekan kami terima
Jadi awasan untuk berbenah.
116. Menunggang kuda ke Perbesi
Sambil makan kue ketawa.
Pisau tempahan si pandai besi
Kita tempahan segenap peristiwa.
117. Jalan-jalan ke pulau Buru
Pulang membawa buah delima.
Untuk menarik pelanggan baru
Tetap perhatikan pelanggan lama.
118. Kalau ada kapal yang karam
Ada saja yang rusak parah.
Sungai luas penawar garam
Hati luas penawar amarah.
119. Anak kecil jangan dibujuk
Dengan imingan murah-murah.
Lidah kita kipas penyejuk
Bisapun jadi pengobar amarah.
120. Tikus membagi pakaian jadi
Untuk tetangga tak berpunya.
Apa guna menanam padi
Jikalau tidak berguru padanya.
121. Dari Medan sehari tempuh
Sampai juga ke tanah Dairi.
Mulut besar senjata terampuh
Siap membungkam mulut sendiri.
122. Pergi ke ladang memanen kentang
Bawa ke pasar Berastagi.
Dengan bekerja rejeki datang
Kemalasan mengusirnya pergi.
123. Dari Makasar sampai Kendari
Kami bersama Hasibuan.
Pandai-pandai membawa diri
Agar selamat sampai tujuan.
124. Pergi ke hutan mencari rebung
Pergi bersama bapak Tahnia.
Siapa menulis ia menabung
Harta terindah bagi dunia.
125. Gelombang laut bergulung-gulung
Sampai juga ke pantai Genjer.
Dengan menulis kami memulung
Aneka kearifan yang tercecer.
126. Sambil berbaring di bawah tenda
Kambing betina memamah hijauan.
Siapa pandai membaca tanda
Ia menambang kebijaksanaan.
127. Melihat kucing lagi termenung
Anak tikus lari ke kemah.
Cita-cita sekokoh gunung
Hancur karena kehendak yang lemah.
128. Terbang tinggi di atas kates
Turun bernaung di bawah atap.
Jangan harap bisa sukses
Kalau tak punya pendirian tetap.
129. Ramai-ramai kami mendaki
Sampai ke puncak Samasuka.
Tekun bekerja membawa rizki
Kemalasan membawa petaka.
130. Angin kencang pohon terbanting
Pucuknya sampai ke muka kios.
Tekun ulet dan tahan banting
Bekal kami menjemput sukses.
131. Angkat senjata pergi berperang
Membela nusa dan bangsa sendiri.
Siapa suka menghina orang
Lambat laun terhina sendiri.
132. Nasi di piring tak lagi bersisa
Dimakan anjing pagi hari.
Mulut manis mulut berbisa
Siapa terpancing hancurkan diri.
133. Kalau berdiang di tepi api
Rasa hangat tetap terjaga.
Niat busuk terbungkus rapi
Lambat laun tercium juga.
134. Burung dara terbang melayang
Jatuh tersungkur di ujung kaki.
Pagi-pagi bangun sembahyang
Lapangkan jalan bagi rejeki.
135. Pagi-pagi membeli bata
Untuk membangun rumah impian.
Mengapa sedih tanggung derita
Sedang derita melatih ketangguhan.
136. Bawa kucing dalam keranjang
Supaya tidak diguna-guna.
Guna apa berumur panjang
Kalau tak hidup dengan berguna.
137. Duduk-duduk di muka kantin
Tunggui gagak menyadap getah.
Beban hidup kuatkan batin
Bila ditanggung dengan tabah.
138. Kuntum kecil dari Taliban
Terbawa jauh hingga ke Kenya.
Jika keluhan menambah beban
Ketabahan hati meringankannya.
139. Ikat pinggang dari kulit
Kulit buaya dari lembah.
Siapa iklas menanggung tersulit
Sudah menolong yang paling lemah.
140. Batang kemipi bertumbuh naik
Diambil ayah jadi temali.
Katakan yang baik dengan baik
Ataupun tidak sama sekali.
141. Kuberi mama selembar batik
Untuk ditatap setiap kali.
Lakukan yang baik dengan baik
Ataupun tidak sama sekali.
142. Ayam jago berdarah merah
Siang malam selalu siaga.
Berjuang keras pantang menyerah
Lambat laun berhasil juga.
143. Setiap mendaki gunung Sinabung
Sampai di puncak diberi jamu.
Di kintal gubug menanam jagung
Di kintal buku menanam ilmu.
144. Setiap senja menjelang malam
Anak nelayan bersukaria.
Siapa menulis ia menanam
Dalam lahan seluas dunia.
145. Jalan-jalan ke Namotrasi
Sudah di jalan lupa ketupat.
Perut tenang karena nasi
Hati tenang karena berhikmat.
146. Berlayar malam di sungai Kapuas
Sama juga di laut Banda.
Orang serakah tak akan puas
Dengan semua apa yang ada.
147. Macan tutul tak akan mundur
Kalau sedang mengejar mangsa.
Keringat sendiri lelapkan tidur
Segala rampasan menggelisahkan.
148. Kain sutra jangan disikat
Jangan juga diseterika.
Niat baik membawa berkat
Niat jahat bawa celaka.
149. Kalau berburu ke Kandibata
Jangan lupa bawa belati.
Paras elok memikat mata
Budi baik memikat hati.
150. Nelayan Pantai turun melaut
Ikannya habis sekali jual.
Jejak sepantai terhapus laut
Jejak kehidupan tiada berajal.
151. Kue bendera di dalam dulang
Dikirim oleh orang Sampan.
Apa guna membanting tulang
Bila sesenpun tak tersimpan.
152. Bila berladang di pinggir kota
Jangan habiskan pohon di hutan.
Orang pongah hamburkan harta
Demi mencari penghormatan.
153. Tarik becak ke luar kota
Lewati air yang tergenang.
Tarik tambang mengajari kita
Mundur juga bisa menang.
154. Kalau pergi ke pulau Bali
Belikan kami bunga kamboja.
Menjerat rusa dengan tali
Menjerat rizki dengan bekerja.
155. Supaya mahir berenang di laut
Setiap subuh berenang sendiri.
Orang sabar sungguh terkuat
Karena sanggup kalahkan diri.
156. Tidak semua anak wanita
Suka untuk dimanjakan.
Tidak semua keinginan kita
Layak untuk diperjuangkan.
0 komentar:
Posting Komentar