Tegal borok busuk di dahinya
Anjingku malu lalu lari
Sembunyikan muka
Entah ke mana
Sejak itulah
Kami
Sama kehilangan hari-hari di sisi tungku
Berbagi singkong kesukaan
dan belaian sahaja
Lama
Tak terjembatani
Tapi
Setelah beribu-ribu bulan mendugai lubuk berdua
di keterpisahan panjang ini
Ketahuan kami masih
Serindu
Aku
Masih saja
Membakar singkong
Memanggil pulang kenangan kami
Mendiangkannya saban malam di tepi tungku
Hingga hangat
Kembali
Sedang dia
dari kejauhannya tak teraih
Berjuang mengintipku dari balik borok
yang menyelimuti tubuhnya
Selama tak setungku
Begitu tahu
Aku masih saja
di tepi tungku pendiangan kami
Ia bergegas bangkit mendekatiku Mengibas-ngibaskan ekornya mengitari daku
Menghapus gelisah kami
Sedang lidahnya
Menjilati kakiku
Berucap
Pelukanmu
Mengeringkan borokku
Sejak itulah lidahnya
Terpaku mati
Di kakiku
Kuta Kendit, 30 Juni - 07 Juli 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar