Foto oleh Laura Stanley dari Pexels |
Di bawah ladam
Sunyi
Sepi sekali
Segonggong pun tiada
Seperti tiada saja anjing penjaga di kampung ini
Tapi
Gonggong tak bakalan mati
Juga setelah lama mati tergencet anjingnya
Jadi tumpuan kaki peninggi diri
Lampaui ubunmu
Di bawah ladam
Terinjak ubunmu sendiri
Bagaimana bertumbuh tinggi?
Gonggong
Tak bakalan mati
Ia cuma tak terdengar saja suaranya
Ia terus berburu di bawah ladam
Sampai larut ke dalam air tanah ini
yang kauminum tadi di gelasmu
Jadi darahmu merah-merah sekarang ini
Bagaimana menghindar dari darah sendiri?
Bersama
Ziarah darah ke seluruh tubuhmu
Ia berkeliling mencari dan membujuk-bujukmu pulang
Bersujud lagi di bawah loncceng
yang digantung
Tuhan sendiri
di gereja kecilNya
Dalam dadamu
Seruannya
Terekam jadi detak detik jantungmu
yang tak putus-putusnya menyeru namamu saban waktu
Bagaimana mungkin membungkam dia
Yang berdecak tetap dalam dada?
Di bawah ladam
Begitu tunduk ia
Dengan kepalanya persis di telapak kakimu
Mahkota kemuliaannya
Menginjak lagi?
Baobolak, 04 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar