Foto oleh Andrea Garibay dari Pexels |
Minggu, 30 Januari 2022
Suba
Rimba
Foto oleh James Wheeler dari Pexels |
Di rimba belantara
Harimau mencari makan
dengan cakarnya
Di rimba
Tak berhutan
Tanpa pohon dan rumput pun
Harimau mencari makan
dengan mulutnya
Berbusa-busa
Di rimba mana pun
Apa pun
Punya mulut bercakar
Apa pun
Punya cakar bermulut
Saling cakar
Saling makan
Telan-menelan
Siapa yang kenyang?
Penjara
Gang Olakisat, 31 Januari 2022
Sabtu, 29 Januari 2022
Bara
Foto oleh Alex Green dari Pexels |
Betapa panas nasehatmu
Mendengarnya kupingku panas
Lebih panas dari api pendiangan tengah rumah
Menelan nasehatmu malam lalu
Tak ubahnya menelan bara
Turun rambat bakar belukar
Juga aku
Badanku kurus habis
Termakan bara
Tinggal abu
Harapan
Gang Olakisat, 30 Januari 2022
*) Puisi berima Tusuk Tikam Jejak.
Jumat, 28 Januari 2022
Tugu Kol
Foto oleh Alex Green dari Pexels |
Tomat tergantung
Terpajang
Tengah ladang
Tegal tak lagi laku di Berastagi
Burung-burung berdatangan
Memborong habis tomat seladang
Melahapnya tenang-tenang tak terusik siapa pun
Setelah lunas membayar dengan kelaparan
yang ditahan-tahan selama ini
Selama mahal harga tomat terong dan kol
Di Pajak Roga
Petani tomat mati tengah ladang
Tergantung di tali tomat
Tomat tengah tomat
Kol bermalam di tengah pasar
Ditinggal tuannya pulang ke ladang
Kol
Tak laku
Tugu Nasib Tani
Harga tomat tergantung
Harga pupuk tergantung
Harga garam tergantung
Tani mati tergantung
Siapa peduli
Perteguhen, 29 Januari 2022
Kamis, 27 Januari 2022
Yang Mana
Foto oleh Alex Green dari Pexels |
Seorang
Melukis rumah
Indah tak terkatakan
Seorang lagi
Membangun rumah
Serupa indah lukisan tadi
Yang mana puisimu?
Gang Olakisat, 16 Desember 2021
Tenaga Honorer
Foto oleh Alex Green dari Pexels |
Kami masih saja jadi bantal
Alas empuk kepala
Ditindas kami diam saja
Dilindas kami diam saja
Ditindih pun kami diam-diamkan saja
Demi perut serumah dan sekolah anak-anak bersama
Kami masih saja jadi bantal
Alas empuk
Kepala
Gang Olakisat, 27 Januari 2022
Kami Minta
Foto oleh Tim Mossholder dari Pexels |
Cuma cangkul dan linggis secukupnya
Untuk mencongkel batu hitam dari rimba belantara
Tutupi lubang-lubang yang masih saja
Menganga sepanjang jalan
Menelan korban
Kapan saja
Ia mau
Kami minta
Tak alat berat pelindas
Tak aspal hitam penggelap
Tak jalan lebar pemulus bulus
Kami minta jalan lurus
Tak berkelok
Tak berbelit
Melilit
Kami minta jalan rata
Tak berlubang
Tak bertumbal
Tiada lain
Lain
Gang Olakisat, 26 Januari 2022
Elang dan Gagak
Foto oleh Tim Mossholder dari Pexels |
Membaca status Epafro Ama Ili
Elang terbang
Gagak hitam tambah bangga di punggungnya
Mematuk-matuk punggung elang malang tunggangannya
Menembus angkasa
Elang terbang tenang nian
Biarpun perih berjilid-jilid berunjuk rasa dalam sumsumnya
Minta hentikan patukan gagak
Hitam kelam
Elang tenang
Terbang meninggi
Bergeming menuju bulan
Gagak tambah bangga merasa menang
atas elang terbang merunduk
Tiba di ruang hampa udara
Gagak lemas mati sendiri
Jatuh sendiri
Siapa salah?
Gang Olakisat, 19 Januari 2022
Menangkap Bulan
Foto oleh Alisa Mitus dari Pexels |
Membaca gambar Mansoer Chan
Bocah cekatan
Melompat tinggi tinggalkan bola pada tanah
Menangkap bulan purnama raya
Berian alam malam tadi
Bulan
Benderang
Dalam dada
Cahyai ingatan
Akan bola mainan tadi
Akan tanah tumpuan tadi
Bocah cekatan
Lincah bermain
Di tanah tumpuan bola dan dirinya
Dituntun bulan purnama raya
Gang Olakisat, 19 Januari 2022
Minggu, 16 Januari 2022
Memperkenalkan Rima Tusuk Tikam Jejak
Rima adalah pengulangan bunyi yang ditimbulkan oleh kata, suku kata ataupun huruf dalam larik-larik puisi. Namun dengan Rima Tusuk Tikam Jejak (selanjutnya: Rima TTJ) lebih dimaksudkan pengulangan bunyi suku terakhir dari kata terdahulu oleh suku awal kata ikutannya, pada satu larik yang sama. Pengulangannya bisa secara sempurna, penuh maupun sebagian.
Demi mempertegas batasan Rima TTJ tersebut, berikut ini ragamnya yang paling mungkin beserta contoh.
1. Rima TTJ Penuh
Rima TTJ Penuh adalah pengulangan secara utuh suku terakhir kata terdahulu oleh suku awal kata ikutannya. Dengan lain perkataan, suku pertama kata ikutan, mengulangi secara penuh suku terakhir kata yang disusulinya.
Untuk sebuah contoh.
PANDAN WATAN RAJA
Membaca Pandan Mingar
Pandan dandanan nan abadi disungkur babi besi
Pandan tumbang
Pantai telanjang
Ombak
Menjilat
Mencaplok pantai
Menelannya sejengkal demi sejengkal
Sejak pasukan pengamanan mati masal
Sebelum ajal
Siapa peduli?
Babi makan dari situ
Taik pun di situ
Tidur di situ
Di atas itu
Dari Medan Jauh, 5 Februari 2022
Rima TTJ Penuh terdapat pada larik pertama dengan pengulangan: / dan-dan / nan-nan /di-di/.
2. Rima TTJ Tak Penuh
Bila pada Rima TTJ Penuh, suku terakhir yang diulang itu terjadi secara penuh atau utuh, maka pada Rima TTJ Tak Penuh pengulangan terjadi hanya untuk sebagian dari suku kata terakhir, bisa dua huruf bahkan satu huruf saja. Huruf yang mendapat pengulangan pun, bisa huruf terakhir, tengah atau huruf pertama dari suku akhir kata tersebut.
Sebagai contoh.
BERPERANG DENGAN DIRI
Jika kawan nekat kuat
Nantikan nakhoda kaliber berat
Baru berlaga dengan gelombang selautan ini
Kita pisah di sini sekarang!
Kata hatiku
Kepadaku
Aku
Berangkat
Kaki telanjang
Berenang dengan senang
Berperang dengan gelombang
Digelora rindu pada pantai
Impian semesta
Hiu
Menyergap
Menelanku lalu lari
Membawa pergi janinnya
Melampaui garang gelombang
Di pantai tiba
Hiu melahirkan bayinya
Imut-imut
Gang Olakisat, 12 Januari 2022
Rima TTJ Tak Penuh terdapat pada larik pertama dengan pengulangan bunyi: /n-n /, dan /k-k/. Pengulangan /n-n/ pada kata: kawan-nekat, dan /k-k/ pada kata /nekat-kuat/.
Berikut contoh lain lagi untuk Rima TTJ Tak Penuh tersebut.
TETAP ADA
Nama
Kita tetap ada
Dalam aliran air ketuban bunda
dan air mata
Doanya
Nama
Kita tetap ada
Berenang riang dalam darah sedarah
Sekalipun putus tali leherku
Tergigit ganas
Taringmu
Nama
Kita tetap ada
Dalam alir air ketuban bunda dan darah sedarah
Gang Olakisat, 14 Januari 2022
Rima ini terdapat pada bait pertama larik kedua
dengan pengulangan bunyi: / t-t / a-a /. Larik kedua: / a-a / a-a /. Larik ketiga: / b-b /.
3. Rima TTJ Campuran Penuh dan Tak Penuh
Pada rima jenis ini, pengulangan suku akhirnya bisa secara penuh, maupun sebagian.
Sebuah contoh.
ANDALAN KAMI
Kami tidak andalkan kantong tuan
Kendati tiga goni nasi sebulan
Niat tulus
Makanan nurani nasi serumah
Gang Olakisat, 14 Januari 2022
Kecuali larik pertama, semua larik susulannya mengandung Rima TTJ Campuran. Larik pertama, pengulangan bunyi a-a (Rima TTJ Tak Penuh) pada kata " Tidak andalkan". Bunyi kan-kan (Rima TTJ Penuh) pada kata "andalkan kantong". Bunyi t-t (Rima TTJ Tak Penuh) pada kata "kantong tuan", dan seterusnya.
4. Rima TTJ Terbuka
RTTJ Terbuka adalah pengulangan suku akhir terbuka, oleh suku pertama kata ikutan pada larik yang sama. Suku akhir terbuka karena suku tersebut berakhir dengan vokal, huruf hidup.
Contoh:
BABI DAN TUANNYA
Babi bisa saja jadi diam
Bila lagi kenyang
Taik
Tuannya?
Gang Olakisat, 12 Januari 2022
Baik larik pertama maupun kedua, setiap kata bersuku akhir terbuka diulangi oleh setiap suku awal kata ikutannya. Terlihat pada larik itu pengulangan bunyi: bi-bi / sa-sa/ ja-ja / di-di pada larik pertama. Pada larik kedua: la-la /.
5. Rima TTJ Tertutup
Kalau pada Rima TTJ Terbuka, suku akhir dari kata yang diikuti adalah suku terbuka, maka pada Rima TTJ Tertutup, suku akhir dari kata yang diikuti berupa suku tertutup; karena berhuruf akhir konsonan, huruf mati. Rima tersebut tampak pada contoh berikut ini.
BUKAN KANTONG
Ketimbang banggakan kantong
Pelanggeng gengsi
Congkak belaka
Mari
Setikar rata
Sama sedarah
Setali pusat pengikat kita
Bukan kantong
Gang Olakisat, 15 Januari 2022
Rima TTJ Tertutup terdapat pada larik pertama: bang-bang / kan-kan. Juga pada larik kedua: geng-geng.
6. Rima TTJ Campuran Terbuka dan tertutup
Dengan rima jenis ini, pengulangan suku akhir terbuka dan tertutup pada larik yang sama.
Akan hal itu, contoh berikut bisa memperlihatkannya.
JALAN LIMA TAHUNAN
Ketika kami memikul letih tambah batu
di atas bahu tak berpenopang
Menutupi ngangaan lubang-lubang
jalan laluan lima tahunanmu ke gubuk-gubuk reyot
Engkau
Lambaikan tangan
Tinggalkan kami memikul lapar
Tertindih batu sepanjang jalan rusak parah
Kami miskin di pinggir bibir negri ini
Ngeri-ngeri sedap makan batu berak batu
Menambal jalan laluan lima tahunan
Ketika kami
Memikul letih tambah lapar dan batu pelindas atasnya
Engkau memikul keringat gemohing sekampung
Mencecerkannya ke mana-mana
Sampai pulang tehege-hege memikul nama besarmu
Demi melindas batu-batu itu
Mengelokinya dengan ter hitam kilap
Biar mulus lumpuhkan kami
Mati terlindas
Nama
Gang Olakisat, 15 Januari 2022
Larik pertama berima ka-ka pada kata "ketika kami" merupakan pengulangan penuh suku akhir terbuka. Sedangkan pada larik kedua dengan rima l-l / t-t / b-b, semuanya merupakan pengulangan sebagian dari suku akhir tertutup.
7. Rima TTJ Sempurna
Disebut sempurna karena semua jenis dari Rima Tusuk Tikam Jejak termuat di sini. Rima TTJ Sempurna ini sebagai pemudah dalam pemilihan kata atau diksi. Sebab dengan rima ini kita lebih leluasa, lebih besar peluang perolehan kata yang tepat untuk mengungkapkan nilai yang hendak ditawarkan dalam puisi tertentu.
Sebuah contoh.
KITA TAK AKAN
Kita tak akan nikmati tidur dan damai malam
Selama masih hidup dalam angan
dan diam memendam
Kita tak akan nikmati taman melati indah
Selama masih sibukkan kalbu
dengan gelisah serakah
dan dendam menahun
Mati tak nyenyakkan jiwa lagi
Sayang
Gang Olakisat, 16 Januari 2022
Kiranya Rima Tusuk Tikam Jejak yang diperkenalkan ini dapat menggelisahkan para pihak untuk menyumbangkan masukan berupa kritik dan saran demi pengembangan lebih jauh.
Sumber Inspirasi: https://www.dosenpendidikan.co.id/rima.adalah
Kamis, 13 Januari 2022
Descriptive and Recount Texts for Junior High School
- Benedicta Budi Krismastuti
- Dumora Purba
- Eko Ariyanto
- Estheria Maysa
- Francisca Kumalasari
- Frida Purusadani
- Heribertus Panji Wicaksana
- Lilin Kristanti
- Marcelina Ulina Bukit
- Maria Goretti Suratmi
- Maria Rosalia Ulina Sri Handayani Beru Bukit
- Maria Theresia Rosari Niken Palupi
- Nicholas Adhista Wiryatama
- Nova Sri Yolanda Sinaga
- Setianingrum Trimartani Theresia
- Siska Suanti Manurung
- Vita Kresna Permata Sari
- Yustina SNW
Rastika Palupi
Rastika Palupi. Lahir di Purwodadi pada 12 Oktober 2002 dan sekarang menetap di Nunggal Rejo, Punggur. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Nunggal Rejo pada tahun 2014, dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 6 Metro dan lanjut di SMK Negeri 2 Metro pada tahun 2017 dan lulus tahun 2020. Setelah lulus SMK memutuskan untuk kerja sebagai pramuniaga toko, setelah satu tahun bekerja melanjutkan studi strata satu di Universitas Terbuka(UT) PDGS.
Memiliki moto hidup "Lakukan yang bisa anda lakukan hari ini, jangan tunda esok hari". Sudah pernah menerbitkan buku ber-ISBN dengan judul Lokawigna pada tahun 2020. Memiliki akun sosial media Facebook "Rastika Palupi" dan Instagram @rstk_plpi.
Karya Bersama Komunitas Guru Menulis
Malam Kelam: Kumpulan Puisi #38
Judul Puisi:
Malam Kelam: Kumpulan Puisi #38
Kode: 0120056
Judul: Malam Kelam: Kumpulan Puisi #38
Penulis: Agus Supriyanto, Rastika Palupi
ISBN: 978-623-7421-52-8
Terbit: 12-Jan-22
Tebal: 80 (vi+74) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp40.000
Deskripsi
Ini merupakan buku kumpulan puisi ke-38 semenjak komunitas ini menerbitkan antologi puisi dari banyak penulis. Buku ini menampilkan 48 puisi karya 2 penulis.