Minggu, 30 Januari 2022

Suba

Foto oleh Andrea Garibay dari Pexels

                            Tanah Pembuangan
                            Penderita Kusta

Kusta
Telah lama menghantar kami padamu
Kami yang dibuang bapa bagai bangkai
Dibuang bunda bagai busukan 

Tali
Pusat kami dipotong putus
Bagai layangan kami jatuh
Di keterasingan 

Di Suba
Di Subawutun
Gokok Waimatan
Kami terpaksa senang tidur berdiri
Sampai mati di bawah reo rindang
Diarak rombongan ulat dan lalat bangkai
Terkubur di bawah reo rindang
Dalam pusara tanpa nama

Di Suba
Mayat-mayat kami
Masih saja menanti
Menanti

Tapi siapa sudi menjenguk jijikan?

Kami
Orang-orang kusta
Orang-orang berborok jijikan semata
Kami orang-orang terbuang 
Juga dari rindu

Siapa sudi mengingat kami
Siapa sudi mengenang kami
Wajah kami
Mimik kami
Nama kami
Pupus
Putus
Terkerat kusta

Seperti tangan
dan kaki-kaki kami ini

           Dari Medan Jauh, 31 Januari 2022



Rimba

Foto oleh James Wheeler dari Pexels





Di rimba belantara
Harimau mencari makan
dengan cakarnya

Di rimba
Tak berhutan
Tanpa pohon dan rumput pun
Harimau mencari makan
dengan mulutnya
Berbusa-busa

Di rimba mana pun

Apa pun
Punya mulut bercakar
Apa pun
Punya cakar bermulut

Saling cakar
Saling makan
Telan-menelan
Siapa yang kenyang?

Penjara

Gang Olakisat, 31 Januari 2022


Sabtu, 29 Januari 2022

Bara

Foto oleh Alex Green dari Pexels


Betapa panas nasehatmu
Mendengarnya kupingku panas
Lebih panas dari api pendiangan tengah rumah

Menelan nasehatmu malam lalu
Tak ubahnya menelan bara
Turun rambat bakar belukar
Juga aku

Badanku kurus habis
Termakan bara
Tinggal abu

Harapan
Kandas

Gang Olakisat, 30 Januari 2022


*) Puisi berima Tusuk Tikam Jejak.


Jumat, 28 Januari 2022

Tugu Kol

Foto oleh Alex Green dari Pexels



Tomat tergantung
Terpajang
Tengah ladang

Tegal tak lagi laku di Berastagi

Burung-burung berdatangan
Memborong habis tomat seladang
Melahapnya tenang-tenang tak terusik siapa pun
Setelah lunas membayar dengan kelaparan
yang ditahan-tahan selama ini
Selama mahal harga tomat terong dan kol
Di Pajak Roga

Petani tomat mati tengah ladang
Tergantung di tali tomat
Tomat tengah tomat

Kol bermalam di tengah pasar
Ditinggal tuannya pulang ke ladang 
tak berongkos

Kol
Tak laku
Terpajang di tengah kota Berastagi
Jadi Tugu Kol
Tugu Nasib Tani

Harga tomat tergantung
Harga pupuk tergantung
Harga garam tergantung
Tani mati tergantung

Siapa peduli

Perteguhen, 29 Januari 2022


Kamis, 27 Januari 2022

Yang Mana

Foto oleh Alex Green dari Pexels



Seorang
Melukis rumah
Indah tak terkatakan

Seorang lagi
Membangun rumah
Serupa indah lukisan tadi

Yang mana puisimu?

Gang Olakisat, 16 Desember 2021


Tenaga Honorer

Foto oleh Alex Green dari Pexels



Kami masih saja jadi bantal
Alas empuk kepala

Ditindas kami diam saja
Dilindas kami diam saja
Ditindih pun kami diam-diamkan saja
Demi perut serumah dan sekolah anak-anak bersama

Kami masih saja jadi bantal
Alas empuk
Kepala

Gang Olakisat, 27 Januari 2022


Kami Minta

Foto oleh Tim Mossholder dari Pexels


Kami minta
Cuma cangkul dan linggis secukupnya
Untuk mencongkel batu hitam dari rimba belantara
Tutupi lubang-lubang yang masih saja
Menganga sepanjang jalan
Menelan korban
Kapan saja
Ia mau

Kami minta
Tak alat berat pelindas
Tak aspal hitam penggelap
Tak jalan lebar pemulus bulus

Kami minta jalan lurus
Tak berkelok
Tak berbelit
Melilit

Kami minta jalan rata
Tak berlubang
Tak bertumbal
Tiada lain
Lain

Gang Olakisat, 26 Januari 2022

Elang dan Gagak

Foto oleh Tim Mossholder dari Pexels





                    Membaca status Epafro Ama Ili


Elang terbang
Gagak hitam tambah bangga di punggungnya
Mematuk-matuk punggung elang malang tunggangannya
Menembus angkasa

Elang terbang tenang nian
Biarpun perih berjilid-jilid berunjuk rasa dalam sumsumnya
Minta hentikan patukan gagak
Hitam kelam

Elang tenang
Terbang meninggi
Bergeming menuju bulan
Gagak tambah bangga merasa menang
atas elang terbang merunduk

Tiba di ruang hampa udara
Gagak lemas mati sendiri
Jatuh sendiri

Siapa salah?

Gang Olakisat, 19 Januari 2022


Menangkap Bulan

Foto oleh Alisa Mitus dari Pexels




                    Membaca gambar Mansoer Chan



Bocah cekatan
Melompat tinggi tinggalkan bola pada tanah
Menangkap bulan purnama raya
Berian alam malam tadi

Bulan
Benderang
Dalam dada
Cahyai ingatan
Akan bola mainan tadi
Akan tanah tumpuan tadi

Bocah cekatan
Lincah bermain
Di tanah tumpuan bola dan dirinya
Dituntun bulan purnama raya

Gang Olakisat, 19 Januari 2022

Minggu, 16 Januari 2022

Memperkenalkan Rima Tusuk Tikam Jejak


                   

Rima adalah pengulangan bunyi yang ditimbulkan oleh kata, suku kata ataupun huruf dalam larik-larik puisi. Namun dengan Rima Tusuk Tikam Jejak (selanjutnya: Rima TTJ) lebih dimaksudkan pengulangan bunyi suku terakhir dari kata terdahulu oleh suku awal kata ikutannya, pada satu larik yang sama. Pengulangannya bisa secara sempurna, penuh maupun sebagian.

Demi mempertegas batasan Rima TTJ tersebut, berikut ini ragamnya yang paling mungkin beserta contoh.

1. Rima TTJ Penuh

Rima TTJ Penuh adalah  pengulangan secara utuh suku terakhir kata terdahulu oleh suku awal kata ikutannya. Dengan lain perkataan, suku pertama kata ikutan, mengulangi secara penuh suku terakhir kata yang disusulinya.

Untuk sebuah contoh.


PANDAN WATAN RAJA


                      Membaca Pandan Mingar


Pandan dandanan nan abadi disungkur babi besi

Pandan tumbang

Pantai telanjang 


Ombak

Menjilat

Mencaplok pantai

Menelannya sejengkal demi sejengkal

Sejak pasukan pengamanan mati masal

Sebelum ajal


Siapa peduli?


Babi makan dari situ

Taik pun di situ

Tidur di situ

Di atas itu


Dari Medan Jauh, 5 Februari 2022


Rima TTJ Penuh terdapat pada larik pertama dengan pengulangan: / dan-dan / nan-nan /di-di/.


2. Rima TTJ Tak Penuh

Bila pada Rima TTJ Penuh, suku terakhir yang diulang itu terjadi secara penuh atau utuh, maka pada Rima TTJ Tak Penuh pengulangan terjadi hanya untuk sebagian dari suku kata terakhir, bisa dua huruf bahkan satu huruf saja. Huruf yang mendapat pengulangan pun, bisa huruf terakhir, tengah atau huruf pertama dari suku akhir kata tersebut.

Sebagai contoh.


BERPERANG DENGAN DIRI


Jika kawan nekat kuat 

Nantikan nakhoda kaliber berat

Baru berlaga dengan gelombang selautan ini


Kita pisah di sini sekarang!

Kata hatiku

Kepadaku


Aku 

Berangkat

Kaki telanjang

Berenang dengan senang

Berperang dengan gelombang

Digelora rindu pada pantai

Impian semesta


Hiu

Menyergap

Menelanku lalu lari

Membawa pergi janinnya 

Melampaui garang gelombang


Di pantai tiba

Hiu melahirkan bayinya

Imut-imut


Gang Olakisat, 12 Januari 2022


Rima TTJ Tak Penuh terdapat pada larik pertama dengan pengulangan bunyi: /n-n /, dan /k-k/. Pengulangan /n-n/ pada kata: kawan-nekat, dan /k-k/ pada kata /nekat-kuat/.

Berikut contoh lain lagi untuk Rima TTJ Tak Penuh tersebut.


TETAP ADA


Nama

Kita tetap ada

Dalam aliran air ketuban bunda

dan air mata

Doanya


Nama 

Kita tetap ada

Berenang riang dalam darah sedarah

Sekalipun putus tali leherku

Tergigit ganas 

Taringmu


Nama

Kita tetap ada

Dalam alir air ketuban bunda dan darah sedarah


Gang Olakisat, 14 Januari 2022


Rima ini terdapat pada bait pertama larik kedua

dengan pengulangan bunyi:  / t-t / a-a /. Larik kedua: / a-a / a-a /. Larik ketiga: / b-b /.


3. Rima TTJ Campuran Penuh dan Tak Penuh

Pada rima jenis ini, pengulangan suku akhirnya bisa secara penuh,  maupun sebagian.

Sebuah contoh.


ANDALAN KAMI


Kami tidak andalkan kantong tuan

Kendati tiga goni nasi sebulan


Niat tulus

Makanan nurani nasi serumah


Gang Olakisat, 14 Januari 2022


Kecuali larik pertama, semua larik susulannya mengandung Rima TTJ Campuran. Larik pertama, pengulangan bunyi a-a (Rima TTJ Tak Penuh) pada kata " Tidak andalkan". Bunyi kan-kan (Rima TTJ Penuh) pada kata "andalkan kantong". Bunyi t-t (Rima TTJ Tak Penuh) pada kata  "kantong tuan", dan seterusnya.


4. Rima TTJ Terbuka

RTTJ Terbuka adalah pengulangan suku akhir terbuka, oleh suku pertama kata ikutan pada larik yang sama. Suku akhir terbuka karena suku tersebut berakhir dengan vokal, huruf hidup.

Contoh:


BABI DAN TUANNYA


Babi bisa saja jadi diam

Bila lagi kenyang

Taik

Tuannya?


Gang Olakisat, 12 Januari 2022


Baik larik pertama maupun kedua,  setiap kata bersuku akhir terbuka diulangi oleh setiap suku awal kata ikutannya. Terlihat pada larik itu pengulangan bunyi: bi-bi / sa-sa/ ja-ja / di-di pada larik pertama. Pada larik kedua: la-la /.


5. Rima TTJ Tertutup

Kalau pada Rima TTJ Terbuka, suku akhir dari kata yang diikuti adalah suku terbuka, maka pada Rima TTJ Tertutup, suku akhir dari kata yang diikuti berupa suku tertutup; karena berhuruf akhir konsonan, huruf mati. Rima tersebut tampak pada contoh berikut ini.


BUKAN KANTONG


Ketimbang banggakan kantong

Pelanggeng gengsi

Congkak belaka


Mari

Setikar rata

Sama sedarah

Setali pusat pengikat kita


Bukan kantong


Gang Olakisat, 15 Januari 2022


Rima TTJ Tertutup terdapat pada larik pertama: bang-bang / kan-kan. Juga pada larik kedua: geng-geng.


6. Rima TTJ Campuran Terbuka dan tertutup

Dengan rima jenis ini, pengulangan suku akhir terbuka dan tertutup pada larik yang sama.

Akan hal itu, contoh berikut bisa memperlihatkannya.


JALAN LIMA TAHUNAN


Ketika kami memikul letih tambah batu

di atas bahu tak berpenopang

Menutupi ngangaan lubang-lubang 

jalan laluan lima tahunanmu ke gubuk-gubuk reyot


Engkau

Lambaikan tangan

Tinggalkan kami memikul lapar 

Tertindih batu sepanjang jalan rusak parah


Kami miskin di pinggir bibir negri ini

Ngeri-ngeri sedap makan batu berak batu

Menambal jalan laluan lima tahunan


Ketika kami

Memikul letih tambah lapar dan batu pelindas atasnya

Engkau memikul keringat gemohing sekampung

Mencecerkannya ke mana-mana

Sampai pulang tehege-hege memikul nama besarmu

Demi melindas batu-batu itu

Mengelokinya dengan ter hitam kilap


Biar mulus lumpuhkan kami

Mati terlindas

Nama


Gang Olakisat, 15 Januari 2022


Larik pertama berima ka-ka pada kata "ketika kami" merupakan pengulangan penuh suku akhir terbuka. Sedangkan pada larik kedua dengan rima l-l / t-t / b-b, semuanya merupakan pengulangan sebagian dari suku akhir tertutup. 


7. Rima TTJ Sempurna

Disebut sempurna karena semua jenis dari Rima Tusuk Tikam Jejak  termuat di sini. Rima TTJ Sempurna ini sebagai pemudah dalam pemilihan kata atau diksi. Sebab dengan rima ini kita lebih leluasa, lebih besar peluang perolehan kata yang tepat untuk mengungkapkan nilai yang hendak ditawarkan dalam puisi tertentu.

Sebuah contoh.


KITA TAK AKAN


Kita tak akan nikmati tidur dan damai malam

Selama masih hidup dalam angan 

dan diam memendam


Kita tak akan nikmati taman melati indah

Selama masih sibukkan kalbu

dengan gelisah serakah

dan dendam menahun


Mati tak nyenyakkan jiwa lagi

Sayang


Gang Olakisat, 16 Januari 2022


Kiranya Rima Tusuk Tikam Jejak yang diperkenalkan ini dapat menggelisahkan para pihak untuk menyumbangkan masukan berupa kritik dan saran demi pengembangan lebih jauh.


Sumber Inspirasi: https://www.dosenpendidikan.co.id/rima.adalah

Kamis, 13 Januari 2022

Descriptive and Recount Texts for Junior High School




Kode: 0620001
Judul: Descriptive and Recount Texts for Junior High School
Penulis: MGMP Bahasa Inggris SMP Marsudirini:
ISBN: 978-623-7421-51-1
Terbit: 10-Jan-22
Tebal: 84 (x+74)
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp45.000

Daftar Penulis
  1. Benedicta Budi Krismastuti
  2. Dumora Purba
  3. Eko Ariyanto
  4. Estheria Maysa
  5. Francisca Kumalasari
  6. Frida Purusadani
  7. Heribertus Panji Wicaksana
  8. Lilin Kristanti
  9. Marcelina Ulina Bukit 
  10. Maria Goretti Suratmi
  11. Maria Rosalia Ulina Sri Handayani Beru Bukit
  12.  Maria Theresia Rosari Niken Palupi
  13. Nicholas Adhista Wiryatama
  14. Nova Sri Yolanda Sinaga
  15. Setianingrum Trimartani Theresia
  16. Siska Suanti Manurung
  17. Vita Kresna Permata Sari
  18. Yustina SNW

Deskripsi
Buku Descriptive and Recount Texts for Junior High School adalah hasil tulisan 18 guru SMP Marsudirini yang mengampu pelajaran Bahasa Inggris.
This book is a collection of descriptive and recount a texts written by 18 teachers who are members of the Teachers' Consultation for English subjects at the junior high school level within the Marsudirini Foundation. These texts are intended to be used by teachers in the process of teaching English in the classroom.

Descriptive and recount texts are types of text that must be recognized, understood, and mastered by junior high school students. This book will assist teachers in introducing the two types of texts to their respective students both in the teaching process and in other learning activities.

Daftar Tulisan
Daftar Isi
Descriptive Texts
My Mask
A Yellow Umbrella
My Little Daughter
My Sister’s House
Bona and Boni
My Lovely Mother
My House
The Interesting Bandung
Galang Refugee Camp
My Discus Fish
My Father, A Busy Man
My Favourite Bicycle
My Family
My Lovely Dog
My House
My Dad
Home Sweet Home
My Dog, Astro
The Lovely Dog
Wickey, The Yellow Doll
Angela Wijaya
Richie
My Cat, Spotty
My Favorite Bolster
My Little Daughter
My Idol
Greeny, My Favorite Flower
Dolphin, The Love Pillow 
Michael Jordan
My Onthel Bicycle
Giovinco’s Family
Gaby’s Pets
My Children
My Mom

Recount Texts
My Vacation
How Lucky We Were
In Grandparents’ Home
Alexa’s Birthday
Came Late to School
Quarantined at Mess Bunut
Mom’s Death
Visiting Kopi Daong Ecopark
The Scout Camping
The Scar on My Forehead
Got Vaccinated
My Lost Doggy
A Trip To Toba
My Unforgettable Experience
Scared of Loud Noises
Wet Shopping
My Saddest Birthday
Study Tour to Bali
Sight Seeing
The Beauty of North Sumatra
Holiday during COVID-19
Mrs. Galih’s Bakery
I Found My Faith
My Moment during Quarantined Time
My Saddest Birthday
An Exciting Weekend
Mr. Ade
General Sudirman
On Vacation
Grandpa’s Visit
A Stranger
A Wedding Mass




 

Rastika Palupi

 


Rastika Palupi. Lahir di Purwodadi pada 12 Oktober 2002 dan sekarang menetap di Nunggal Rejo, Punggur. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Nunggal Rejo pada tahun 2014, dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 6 Metro dan lanjut di SMK Negeri 2 Metro pada tahun 2017 dan lulus tahun 2020. Setelah lulus SMK memutuskan untuk kerja sebagai pramuniaga toko, setelah satu tahun bekerja melanjutkan studi strata satu di Universitas Terbuka(UT) PDGS. 

Memiliki moto hidup "Lakukan yang bisa anda lakukan hari ini, jangan tunda esok hari". Sudah pernah menerbitkan buku ber-ISBN dengan judul Lokawigna pada tahun 2020. Memiliki akun sosial media Facebook "Rastika Palupi" dan Instagram @rstk_plpi.


Karya Bersama Komunitas Guru Menulis




Malam Kelam: Kumpulan Puisi #38
Judul Puisi:
Bahagiamu Mereka Indah
Stasiun Harapan
Letih Berdengus
Menjeda Rindu
Netra
Sepeda Ringkih
Masa Tua 

Malam Kelam: Kumpulan Puisi #38






Kode: 0120056
Judul: Malam Kelam: Kumpulan Puisi #38
Penulis: Agus Supriyanto, Rastika Palupi
ISBN: 978-623-7421-52-8
Terbit: 12-Jan-22
Tebal: 80 (vi+74) halaman
Ukuran: 14.5x21 cm
Harga: Rp40.000

Deskripsi

Ini merupakan buku kumpulan puisi ke-38 semenjak komunitas ini menerbitkan antologi puisi dari banyak penulis. Buku ini menampilkan 48 puisi karya 2 penulis. 


Penulis dan Daftar Puisinya
Di Sudut Kampung Itu
Yang Maya dan Yang Nyata
Matahari Tetap Sama
Menemukan Ke-diri-an
Panggilan, Pilihan, atau Jalan Hidup
Cepat
Air Hidup
Antara Lokal dan Global
Sang Pembuka Jalan
Keseharian dan Kesederhanaan Hidup 
Malam Kelam
Inspirasi Kesederhanaan
Apa yang Kaucari?
Anugerah 
Manusia Terpilih 
Kontradiksi - Paradoks 
Dua Sisi
Tenanglah, Ini Aku Jangan Takut
Kacamata Kuda
Tubuh Ini
Cukup
Lepas
Cemas dan Takut 
Taat
Apa Dosamu?
Liat–Lentur 
Hanya Debulah Aku
Anonim
Egoku 
Wajah
Kurungan 
Satu Fakta Seribu Rupa
Sungai Kata-Kata 
Kedasih
Dentuman Bodem 
Pelangi Nusantara
Kamulyan Jati
Refleksi Diri: Who Am I 
Kepentingan Abadi
Teriakan dalam Diam
Dari Ritual Menuju ke Yang Sakral

Bahagiamu Mereka Indah
Stasiun Harapan
Letih Berdengus
Menjeda Rindu
Netra
Sepeda Ringkih
Masa Tua