Aku ingin menyimpannya sendiri.
Sembari memilah puzle-puzle usang.
Kisah-kisah bodoh yang melukai
Kutepikan agar ku tak tersandung lagi
Atau setusuk duri menikam di kaki.
Aku ingin menyimpannya sendiri.
Aku benar-benar ingin menghindari
Dan melampaui konfrontasi
Yang membuat jiwa terluka
Lebih baik pergi dan tak usah dengar lagi.
Aku ingin menyimpannya sendiri.
Aku bukan orang yang intim bergibah,
Lebih baik tersenyum sendiri menepis
Segala suara-suara tak berarti
Tapi bisa membunuh mood pagi ini.
Aku ingin menyimpannya sendiri
Dan nanti bila aku telah letih
Kuletakkan di bawah salib-Mu, Tuhan
Sebagai persembahan bagi-Mu
Bak dadu yang tak pernah selesai.
Aku ingin menyimpannya sendiri
Dan membakar semua cerita bodoh
Yang tak tahu siapa pengarangnya
Abunya kan kujadikan pupuk
Bagi serangkai melati ... wangi
Yang tumbuh di tepi pagar rumah kami.
Aku ingin menyimpannya sendiri
Berembus angin pagi
Mengantar wewangiannya menggugah pagi
Kutatap kisah-kisah bodoh
Yang terbawa angin entah terbang ke mana
Aku ingin menyimpannya sendiri
Apakah itu fitnah atau gibah
Yang berembus melanda tubuhku
Yang nyaris oleng tapi masih tertegak
Di depan rumah sunyi sembari menanti
Aku ingin menyimpannya sendiri
Wahai fitnah atau gibah
Yang tak pernah membawa warna cinta
Kuletakkan seluruh bagianmu di Salib-Nya
Biarlah Dia yang menyelesaikan
Aku ingin menyimpannya sendiri
Photo by Mati Mango from Pexels |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar