Jumat, 08 Mei 2020

Seutas Rindu yang Tertinggal

Seutas Rindu yang Tertinggal, puisi Mufarihah Iha
Photo by Luis Fernandes from Pexels


Ingin rasanya kugantung rindu di kerling matamu
Agar dirimu tahu betapa rindu ini menumpuk laksana salju
Dingin ... menghias bilik-bilik hati
Sepi ... menjalari ruang-ruang hari

Terlalu lama hati ini menyisakan cerita rindu 
Pada rona kuyu berbalut senyum tanpa makna
Hingga membekas jadi guratan di wajah
Menua menunggu saat pertemuan bermakna

Jikalau saja kautahu
Betapa rindu ini menunggu seutas harapan
Untuk sajak pertemuan bermakna
Meski entah kapan saatnya

Pastinya kata-kata rindu ini
Akan mencair pada kuluman senyum bahagia
Tak lagi hanya sebatas kisah dan harapan
Tak lagi menjadi hiasan malam tanpa batas

Sungguh ... merengkuh rindu ini 
Seperti menahan gejolak rasa tak bertepi
Mengganggu rasa yang masyuk terpendam
Selalu saja menyeruak muncul pada mozaik tepian hari

Sejatinya tak layak manjakan rindu hingga ke pucuk harapan
Sejatinya ... biarkan rindu ini liar pada rangkaian masanya
Menjadi penghias indahnya kelakar dan amarah di pusara cerita
Menjadi diksi indah di tepian mimpi dan jejak masa lalu

diambil dari buku Balada Ban Luar: Kumpulan Puisi Mei 2019 halaman 31

Berikut pembacaan puisi Seutas Rindu yang Tertinggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar