Puisi Mufarihah Iha
Photo by Luis Fernandes from Pexels |
Ingin rasanya kugantung rindu di kerling matamu
Agar dirimu tahu betapa rindu ini menumpuk laksana salju
Dingin ... menghias bilik-bilik hati
Sepi ... menjalari ruang-ruang hari
Terlalu lama hati ini menyisakan cerita rindu
Pada rona kuyu berbalut senyum tanpa makna
Hingga membekas jadi guratan di wajah
Menua menunggu saat pertemuan bermakna
Jikalau saja kautahu
Betapa rindu ini menunggu seutas harapan
Untuk sajak pertemuan bermakna
Meski entah kapan saatnya
Pastinya kata-kata rindu ini
Akan mencair pada kuluman senyum bahagia
Tak lagi hanya sebatas kisah dan harapan
Tak lagi menjadi hiasan malam tanpa batas
Sungguh ... merengkuh rindu ini
Seperti menahan gejolak rasa tak bertepi
Mengganggu rasa yang masyuk terpendam
Selalu saja menyeruak muncul pada mozaik tepian hari
Sejatinya tak layak manjakan rindu hingga ke pucuk harapan
Sejatinya ... biarkan rindu ini liar pada rangkaian masanya
Menjadi penghias indahnya kelakar dan amarah di pusara cerita
Menjadi diksi indah di tepian mimpi dan jejak masa lalu
Berikut pembacaan puisi Seutas Rindu yang Tertinggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar