Puisi Ambo Asse
Photo by Danu Hidayatur Rahman from Pexels |
Teruntuk belahan jiwa dan teman hidupku ...
Wahai istriku, saya bersyukur mendapat pendamping seperti dirimu
Yang selalu bersabar akan kondisi dan kekuranganku
Wahai istriku, saat kita ijab kabul berjanji untuk mengarungi bahtera hidup rumah tangga
Kita telah berikrar menempuh satu jalan
Meskipun banyak pilihan jalan yang lain
Yakni menjalani kehidupan bahtera rumah tangga dengan pedoman agama
Sebagaimana yang telah disunahkan oleh Rasulullah Sallallahualaihi wasallam.
Itulah keyakinan kita, meskipun kita dengan keterbatasan
Tapi usaha dan perjuangan selalu
Wahai istriku, ketahuilah membangun rumah tangga yang sesuai dengan harapan tidaklah mudah, untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawadah dan warahmah. Olehnya suamimu butuh dukungan dan kesabaran untuk memperjuangkannya.
Istriku, rumah tangga yang bahagia tidaklah cukup hanya bermodal cinta saja
Akan tetapi rumah tangga dibangun atas hak dan kewajiban di mana cinta dan keromantisan sebagai penghiasnya.
Wahai istriku,
Saya sadar akan beratnya tanggung jawab sebagai suami dan kepala rumah tangga
Yang tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup keluarga
Tetapi menjaga keluarga dari beratnya siksaan api neraka
Semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita
Wahai istriku, ibu dari anak-anakku
Saya tahu dan mengerti beratnya perjuanganmu untuk anak-anak kita
Dengan mengandung, melahirkan, membesarkan, merawat dan mendidik mereka
Namun engkau tetap sabar, tegar bahkan menikmati
Semoga anak-anak kita menjadi anak yang soleh dan soleha
Wahai istriku, yang selalu memenuhi dan memanjakan diriku
Dirimu begitu tangguh dalam mengurus makananku, tidurku, pakaianku, dan semua keperluanku
Engkau melakukannya dengan sabar dan ketulusan
Dirimu begitu sabar dengan suamimu yang terkadang meminta sesuatu yang punya selera tinggi meskipun kondisi ekonomi lemah
Dirimu selalu menemaniku saat lelah dan letih
Yang selalu menyuntikkan energi dan semangat bagiku
Wahai istriku, maafkan suamimu yang serba kekurangan
Suamimu masih terbatas ilmu sehingga tergopoh-gopoh membimbingmu mengarungi hidup ini dalam mencari rida sang pencipta
Suamimu ini masih terbatas dalam memenuhi kebutuhan hidupmu
karena gaji suamimu hanya pas-pasan
Maafkan suamimu, jika kamu sering merasa kurang diperhatikan
Bahkan cuek, meskipun yang sebenarnya rasa cinta dan sayang suamimu tak mampu diluahkan melalui lisan dan kalimat-kalimat yang indah yang senantiasa engkau nantikan.
Maafkan suamimu, tidak seromantis yang selalu kamu inginkan
Terima kasih istriku ...
Engkau telah bersedia menjadi pendampingku
Engkau telah melayaniku selama ini
Engkau telah mengandung, melahirkan, merawat, membesarkan dan mendidik suriatku
Engkau telah bersabar dalam lelah letihku dalam perjuangan hidup ini
Istriku, saya tahu ucapan terima kasihku ini tidak cukup dengan pengorbananmu selama ini ...
Semoga Allah senantiasa meridai kita dan mempertemukan kita kembali di jannahnya
dari buku Kosong: Kumpulan Puisi Januari 2019 #2 halaman 19-21
Pembacaan puisi ini bisa dinikmati dalam video berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar