Puisi Akrostik Lailatul Khurriyah
Penulis bernama lengkap Lailatul Khurriyah, S.Pd.Ing. Coretan pena ini merupakan hasil karya ke-2 setelah Untaian Sedoka untuk Kekasih. Bangga menjadi pengajar Bahasa Inggris di SMPN1 Salatiga dan tak pernah berhenti mencoba dan berusaha menjadi teladan bagi para siswanya. Keluarga tetaplah yang utama
Puisi ini diambil dari buku Puisi Akrostik #1: Kumpulan Puisi Akrostik Komunitas Guru Menulis halaman 44-45
Photo by Steve Johnson from Pexels |
Cerita Nyata
Cemas kurasa menyesak dada
Enggan terlepas semakin menusuk sukma
Riak riak kehidupan terasa mendera
Iri, dengki, bully semakin nampak nyata
Tercekam dalam ketakutan dibuatnya
Nyinyir kata mengalir pedas
Yang salah dan benar nampak tak jelas
Apakah ini puncak kerusakan dunia?
Tak mampu kumenjawabnya
Asa dan doa tak henti kujaga
Cinta-Mu
Cemara tegak berdiri menggigil
Iringi kesunyian malam menyelimuti alam
Nyanyian burung tak lagi terdengar
Tiupan angin sepoi yang mulai kurasakan
Akhirnya kuhanya pasrah pada Tuhan
Munajat tulus kupanjatkan
Untuk mengetuk pintu ampunan
Alunan Kalam
Angin dingin menusuk ragaku dalam kesunyian malam
Lembut kudengar alunan merdu Alquran
Untuk menebarkan rasa damai di alam
Niat baik semogalah segera diaminkan
Agar semakin terang benderang cahaya bersinar
Nian memudar sempurna semua kegelapan
Kaki menapak kuat tertancap di bumi
Arahkan lurus ke depan mencari damai di hati
Lantas nikmat mana lagi yang kan kucari
Angkasa luas, samudra lepas telah kujelajahi
Menikmati berkat-Mu telah lama
Penulis bernama lengkap Lailatul Khurriyah, S.Pd.Ing. Coretan pena ini merupakan hasil karya ke-2 setelah Untaian Sedoka untuk Kekasih. Bangga menjadi pengajar Bahasa Inggris di SMPN1 Salatiga dan tak pernah berhenti mencoba dan berusaha menjadi teladan bagi para siswanya. Keluarga tetaplah yang utama
Puisi ini diambil dari buku Puisi Akrostik #1: Kumpulan Puisi Akrostik Komunitas Guru Menulis halaman 44-45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar