Galeri foto kegiatan LOKAKARYA SEHARI untuk GURU:
Menuliskan Pengalaman (Best Practices) Langsung Jadi Buku Ber-ISBN bisa dilihat di sini
TENTANG PENGGALIAN IDE
Eka Nur Apiyah, Ibu Udayati, Ria Santati |
Ibu Eka Nur Apiyah mengungkapkan bahwa ide dapat diperoleh dari mana saja. Ide bisa muncul dari hal yang sederhana. Khusus untuk tulisannya Ibu Eka Nur Apiyah memang terinspirasi dari keadaan anak didiknya yang hingga kelas 4 SD tampak belum bisa membaca, yang setelah diselidiki ternyata anak tersebut menderita rabun jauh.
Berbeda dengan 2 pembicara sebelumnya, Pak Sobat mengaku bahwa beliau mendapatkan ide dari suatu kejadiaan. Suatu peristiwa yang cukup mengejutkan dan mengguncang dirinya sebagai seorang guru.
Lebih lanjut lagi, Ibu Udayati mengatakan bahwa ide tulisannya adalah dari pengamatan terhadap dua orang siswanya yang jauh berbeda, satu dengan cacat fisik dan satu lagi tidak. Dan keduanya memiliki perilaku yang berbeda. Kemudian ide tersebut menjadi refleksi dan lahirlah tulisannya “Detik-detik Terakhir.”
Ibu Fiqih Nindya mengungkapkan bahwa tulisannya yang berjudul “Anak Emas” adalah bentuk pengalaman serta pengakuan jujurnya tentang bagaimana sikap guru terhadap murid-muridya. Jadi ide didapat dari proses refleksi yang terjadi dalam dirinya.
Lalu, Ibu Ria Santati menjelaskan dengan lugas bahwa ide tulisannya yang berjudul “Piala Pertama” adalah inspirasi tokoh, muridnya.
Sedangkan Bapak Sanie mengungkapkan bahwa ide tulisannya “Madrasahku Aku Kembali” diambil dari pengalaman dan pergulatan batinnya.
Ibu Udayati, Ria Santati, Fx Suparta, Chairil Anwar |
PROSES PENEMUAN JUDUL TULISAN
Bapak Chairil Anwar yang memiliki tulisan berjudul “Gadis Cilik Berkalung Buku” mengungkapkan bahwa dari judulnya beliau berharap bahwa ketika pembaca membaca judul tulisannya, pembaca pertama kali merasa tertarik, lalu timbul rasa penasaran. Ada pula maksud beliau bahwa judul tulisannya mengusik benak pembaca bahwa buku bisa mempengaruhi kepribadian anak.
Bapak Sobat penulis kisah “Boneka Kayu dari Balik Jendela” mengaku bahwa beliau menetapkan judul tulisan setelah tulisan rampung ditulis. Judul tulisan tersebut dipilih untuk memberikan deskripsi singkat mengenai tokoh utamanya yang menurut pengakuan beliau badannya kurus, seperti boneka kayu, sehingga pembaca bisa punya gambaran singkat tentang isi ceritanya dan tentu saja untuk mengusik rasa ingin tahu pembaca.
Ria Santati, Fx Suparta, Chairil Anwar, Sanie Ramadhan |
PROSES PENGGARAPAN ALUR CERITA
Ibu Udayati menjelaskan dalam proses menulis beliau membiarkan semuanya mengalir dahulu. Tulis saja, tidak perlu dihapus dulu. Nanti ketika tulisan sudah mulai berbentuk, baru kita bisa periksa kembali lalu sunting di sana sini.
Ibu Eka Nur Apiyah secara sederhana juga mengungkapkan bahwa ia tulisannya adalah rekaman dari kejadian yang sesungguhnya. Jadi alur ceritanya pun sesuai dengan alur cerita pada kejadian yang sesungguhnya.
Berbeda dengan dua pemateri sebelumnya, Ibu Yeti Islamawati mengungkapkan bahwa karena ide bisa datang sewaktu-waktu, maka segera ketika ide itu muncul beliau segera menuliskannya. Tanpa membuat rancangan plot sebelumnya, serupa dengan ibu Udayati.
Ibu Udayati menjelaskan dalam proses menulis beliau membiarkan semuanya mengalir dahulu. Tulis saja, tidak perlu dihapus dulu. Nanti ketika tulisan sudah mulai berbentuk, baru kita bisa periksa kembali lalu sunting di sana sini.
Ibu Eka Nur Apiyah secara sederhana juga mengungkapkan bahwa ia tulisannya adalah rekaman dari kejadian yang sesungguhnya. Jadi alur ceritanya pun sesuai dengan alur cerita pada kejadian yang sesungguhnya.
Sanie Ramadhan, Dwitya Sobat, Noorvytawati |
Berbeda dengan dua pemateri sebelumnya, Ibu Yeti Islamawati mengungkapkan bahwa karena ide bisa datang sewaktu-waktu, maka segera ketika ide itu muncul beliau segera menuliskannya. Tanpa membuat rancangan plot sebelumnya, serupa dengan ibu Udayati.
Soal sudut pandang cerita, Pak Fx Suparta memilih menggunakan sudut pandang orang ketika, padahal beliau bercerita tentang dirinya sendiri. Penggunaan sudut pandang orang ketiga ini memiliki keuntungan untuk menggambarkan diri penulis karena akan menghindarkan penulis dari kesan sombong dan membanggakan diri.
Selanjutnya para pemateri berbagi pemikiran tentang bagaimana memulai, memunculkan konflik, dan mengakhiri kisah-kisah mereka. Ada yang berpendapat bahwa cerita boleh diawali dengan barisan puisi, agar tak membosankan. Ada juga yang suka memulai kisah langsung pada pemunculan konflik agar tak bertele-tele dan menyebabkan pembaca bosan. Pemateri lain mengungkapkan beliau suka memulai kisahnya dengan narasi yang membawa gambaran suasana agar emosi pembaca terbawa masuk ke dalam kisahnya.
Kemudian pada bagian pemunculan konflik, ada berbagai macam pendapat. Ada yang mengatakan konflik muncul dari kondisi riil pendidikan di Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa konflik bisa muncul beberapa kali dalam sebuah kisah.
Akhirnya, para pemateri berbagi pendapat mengenai bagaimana cara mereka mengakhiri kisah. Sebagian besar mengungkapkan bahwa selalu ada pesan yang disampaikan di akhir tulisan, entah tersirat ataupun tersurat.
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan 1 (Bapak Rudi):
Tulisan yang dihasilkan adalah hasil dari pengalaman para guru. Lalu seberapa jauh sebuah ide yang muncul dari pengalaman tersebut dieksplorasi oleh penulis? Seberapa jauh penulis berefleksi dan menemukan makna di balik makna cerita?
Pak Sobat menanggapi: Ide selalu muncul dari momen yang muncul pada saat mengajar. Lalu ide yang muncul itu diolah sedemikian rupa menjadi tulisan yang sedap dibaca. (Pak Sobat belum mengungkapkan seberapa dalam beliau berefleksi)
Ibu Udayati juga menanggapi: Menulis adalah melukis kata hati, pikiran, dan perasaan.
Pertanyaan 2:
Bagaimana kriteria tulisan best practice yang layak terbit?
Jawab:
Best practice yang dimaksud oleh panitia adalah best practice yang lebih banyak bercerita soal pengalaman, gaya tidak harus formal, boleh naratif.
Pertanyaan 3:
Saya punya banyak ide, tapi sering lupa kalau tidak segera ditulis. Bagaimana tipsnya?
Jawab:
Bu Yeti Islamawati mengungkapkan bahwa jika ada ide muncul memang harus segera ditulis.
Bapak Chairil Anwar memberi tips untuk menggunakan aplikasi perekam yang ada di HP untuk merekam ide yang muncul di saat kita ada pada situasi yang tak memungkinkan untuk segera menuliskannya.
Galeri foto kegiatan LOKAKARYA SEHARI untuk GURU:
Menuliskan Pengalaman (Best Practices) Langsung Jadi Buku Ber-ISBN bisa dilihat di sini
baca selanjutnya ...
Selanjutnya para pemateri berbagi pemikiran tentang bagaimana memulai, memunculkan konflik, dan mengakhiri kisah-kisah mereka. Ada yang berpendapat bahwa cerita boleh diawali dengan barisan puisi, agar tak membosankan. Ada juga yang suka memulai kisah langsung pada pemunculan konflik agar tak bertele-tele dan menyebabkan pembaca bosan. Pemateri lain mengungkapkan beliau suka memulai kisahnya dengan narasi yang membawa gambaran suasana agar emosi pembaca terbawa masuk ke dalam kisahnya.
Sanie Ramadhat, Dwitya Sobat |
Kemudian pada bagian pemunculan konflik, ada berbagai macam pendapat. Ada yang mengatakan konflik muncul dari kondisi riil pendidikan di Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa konflik bisa muncul beberapa kali dalam sebuah kisah.
Akhirnya, para pemateri berbagi pendapat mengenai bagaimana cara mereka mengakhiri kisah. Sebagian besar mengungkapkan bahwa selalu ada pesan yang disampaikan di akhir tulisan, entah tersirat ataupun tersurat.
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan 1 (Bapak Rudi):
Tulisan yang dihasilkan adalah hasil dari pengalaman para guru. Lalu seberapa jauh sebuah ide yang muncul dari pengalaman tersebut dieksplorasi oleh penulis? Seberapa jauh penulis berefleksi dan menemukan makna di balik makna cerita?
Pak Sobat menanggapi: Ide selalu muncul dari momen yang muncul pada saat mengajar. Lalu ide yang muncul itu diolah sedemikian rupa menjadi tulisan yang sedap dibaca. (Pak Sobat belum mengungkapkan seberapa dalam beliau berefleksi)
Ibu Udayati juga menanggapi: Menulis adalah melukis kata hati, pikiran, dan perasaan.
Pertanyaan 2:
Bagaimana kriteria tulisan best practice yang layak terbit?
Noorvytawati, Fiqih Nindya Palupi, Yeti Islamawati |
Best practice yang dimaksud oleh panitia adalah best practice yang lebih banyak bercerita soal pengalaman, gaya tidak harus formal, boleh naratif.
Pertanyaan 3:
Saya punya banyak ide, tapi sering lupa kalau tidak segera ditulis. Bagaimana tipsnya?
Jawab:
Bu Yeti Islamawati mengungkapkan bahwa jika ada ide muncul memang harus segera ditulis.
Bapak Chairil Anwar memberi tips untuk menggunakan aplikasi perekam yang ada di HP untuk merekam ide yang muncul di saat kita ada pada situasi yang tak memungkinkan untuk segera menuliskannya.
Galeri foto kegiatan LOKAKARYA SEHARI untuk GURU:
Menuliskan Pengalaman (Best Practices) Langsung Jadi Buku Ber-ISBN bisa dilihat di sini
baca selanjutnya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar