Sabtu, 30 Oktober 2021

Browny


Foto oleh Ala J Graczyk

Tegal
Kak Indah tak membagikan kuah mie rebusnya
Untuk Boli
Engkau marah-marah

Browny
Kauberi makan dari piringmu
Kaubedung dengan selimutmu
Kaumandikan dengan sabun wangi
Kaubedaki dengan pupur mahal dan parfum harum-harum
Tapi Boli, saudara seperurtmu?

Aku yang telah lunas belisku kautendang keluar
Lantas kupulang ke rumah ibuku
Malam itu juga

Dua malam engkau tak nyeyak, aku tahu itu
Maka pagi-pagi buta aku datang lagi
Membawa serta sakit perutku
Siapa tahu kaumau mengerti beban pikiranku
yang sudah memberat ke perut

Tapi kausibuk
Sibuk
sibuk

Setengah tiga subuh kaubangun
Mengurusi popcornmu
Aku muntah di depan matamu menjijiki tendanganmu tiga hari yang lalu itu
dan kau mengangkatku
Bukan untuk meninabobokanku di dadamu
seperti yang sudah-sudah
Tapi mengangkat buangku keluar melalui pintu dapur
Karena jijik

Rimis
Makin kuat
Menghantarku ke belakang dapur tetangga
Lalu mati di situ, di tanah orang
Meninggalkan Indah
dan semua kamu yang memang sungguh menyayangiku

Di subuh buta aku pergi
Di subuh buta aku mati tanpa ratap dan pedih penghabisan
Sebab kutakut Indah menangis
Melihat mayatku berair mata meratapi keterpisahan kami
Juga takut serumah duka

Aku
Duluan
dengan seluruh rinduanku padamu semua

Indah
Menguburkanku di bawah rimis
Menanami bunga di atas makamku
Semoga keharumannya mengisi ruang-ruang kita
yang tetap saja kosong tanpa aku
Di situ

Indah sedih
Mau berselfi terakhir kalinya dengan mayatku
Tapi pun urung karena takut padamu

Pulang dari Berastagi
Kau terburu-buru mengajak Indah
dan berdua mengatapi makamku malam-malam
Di bawah guyuran air mata langit
Dengan selembar seng merah hati ayam
Berian Jokowi

Kau menyesal, aku tahu
Cintamu kelewat kuat, itu pun kutahu
Tapi amarahmu?

Makam cinta kita

Perteguhen, 30 Oktober 2021

Selasa, 12 Oktober 2021

Keagungan Pesta


Foto oleh cottonbro studio dari Pexels

        Wasiat Ayah



Kalau hendak membangun pesta
Jangan lupa sertakan garam
Agar tak hambar
Masakanmu

Kalau hendak mengundang pesta
Undang dahulu yang seperut
Sebab ia tungku periuk
Pestamu

Agar pesta tak berkekurangan
Apa pun

Perteguhen, 05 Oktober 2021

Kamis, 07 Oktober 2021

Dongeng Bulan



Foto Pedro Figueras


Mengenang Ayah, 04 Juni 1987


Bulan
Kemari lagi malam ini
Mencari kami yang biasanya berbaring di depan pondok
Didongeng ayah di atas tikar lontar anyaman mama
Atau di bale-bale bambu buatan ayah

Berbantal
Kedua lengan ayah
Kami dituntun cahya rembulan
Mendugai kedalaman tinggi langit
Sambil dongeng curahan hati ayah
Membawa kami menyelami lubuk terdalam
Hati kami bertujuh

Bulan
Berdarah lagi malam ini
Tertusuk duri jeruk depan pondok bambu
Tegal tergopoh turun mencari kami
yang tak lagi sama
Sekumpul dulu

Bulan
Masih saja merindukan dongengan ayah
Pengumpul kami
Seikat lagi

Begitulah
Mengapa bulan
Kemari lagi saban malam

Dari Medan jauh, 04 Juni 2021