Baca informasi proyek di sini!
Daftar naskah yang sudah diterima inbox komunitas.guru.menulis@gmail.com:
11. 004-Dwi Kurnianingsih - Tersandung Kerikil Tajam
10. 003-Dionisius Agus Puguh Santosa SE - Andai Aku Jadi Anak Kota
09. 002-Retno Sumirat - Ibu Tiri Nggak Jahat, Kok
08. 001-Sri Endah Sulistyaningtyas - Menolong Sampah
07. 005-Lilis Ummi - Mat Anakku
06. 036-Yustinus Wahyu Bintarto - 10.Tugas Ita
05. 042-Anastasia Agita - Lalita Si Rambut Brindil
04. 043-Anastasia Agita - Bunga untuk Bunda
03. 044-Anastasia Agita - Zito, Semut yang Rakus
02. 082-Chairil Anwar - Kado Istimewa Buat Abil
01. 083-Eka Nur Apiyah - Ransel Berwarna Hitam
Masih ditunggu kiriman naskahnya!
Rabu, 29 April 2015
Selasa, 28 April 2015
LOKAKARYA SEHARI untuk GURU: Menuliskan Pengalaman (Best Practices) Langsung Jadi Buku Ber-ISBN: Daftar Naskah
baca sebelumnya..
Galeri foto kegiatan LOKAKARYA SEHARI untuk GURU:
Menuliskan Pengalaman (Best Practices) Langsung Jadi Buku Ber-ISBN bisa dilihat di sini
Sudah mengirimkan revisi:
Galeri foto kegiatan LOKAKARYA SEHARI untuk GURU:
Menuliskan Pengalaman (Best Practices) Langsung Jadi Buku Ber-ISBN bisa dilihat di sini
Sudah mengirimkan revisi:
09. Ari Nuraeni - Pesan Singkat Beratai REVISI 1
19. Nafi’a - Karena Mereka Bukanlah Boneka REVISI
13. Frida Fatmawati - Karena Cinta AKu Bertahan
Berikut daftar naskah yang sudah diterima komunitas.guru.menulis@gmail.com
37. Eko Sunaryo - Pitutur Sang Wali
36. Sumarsih Mufidan - Implementasi Karakter Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran Enviromental Caring (EC)
Berikut daftar naskah yang sudah diterima komunitas.guru.menulis@gmail.com
37. Eko Sunaryo - Pitutur Sang Wali
36. Sumarsih Mufidan - Implementasi Karakter Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran Enviromental Caring (EC)
35. Dwi Ermavianti Wahyu Sulistyorini - Promosi Sekolah Berbasis Testimoni
34. Purwanti Susilastuti - Katakan Tidak Anakku
33. Madiyono - Jejak Kehidupan
32. Retno Sumirat - Role Playing dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran Pantun
31. Luh Putu Udayati - Sekaki Langit
30. Dwi Kurnianingsih - Laskar Si Jago Matematika
29. Rizki Amalia Sholihah - Mengajar Itu (Tidak) Mudah
28. Yuni Astutik - Jilan . . .sedang koma !
27. Ririn Nathalia Kusumasetyarini Darono - Semangat
26. Fxsuparta - Sekeping Hati untuk Roi
25. Noorvyta Wati - Jejak Langkah Angga
24. Onten Surtini - Kuat Hebat
23. Dian Nofitasari - Ceklik
22. Dian Nofitasari - Mainkan Jarimu
21. Sulastri Buana - Jadi Jokinya Kuda yang Belum Berlari
20. Vincensia Mujiyarni - Pendampingan Sepenuh Hati
19. Fikriana Nafi'a Elsimbany Nafi’a - Karena Mereka Bukanlah Boneka
18. Heri Cahyono - Siswa Sulit, Tinggal atau Buang Saja?
17. Rnd Krisnawati - Jangan Berakhir
16. Kang Gitoo - Guru Kiprah Murid Menjarah
15. Ria Santati - Impian Stella
14. Yati Utami Purwaningsih - Menyalakan Pelita Dalam Gelap
13. Frida Fatmawati - Karena Cinta AKu Bertahan
12. Sudaryati - Membangun Rasa Tanggung Jawab
11. Lilis Umi Fa'iezah - Pelajaran Berharga dari Negeri Tetangga
10. Nuryanti Yogya - Belajarku...
09. Ari Nuraeni - Pesan Singkat Berantai
08. Anastasia Agita Yuri - Goal Istimewa
07. Anastasia Agita Yuri - Miss Aku Cuma Ingin Maen Bareng
06. Haryani Yani - Guru Inspiratif
05. Tanjung Purnamasari Utomo - Terbanglah Tinggi Layang-layangku
04. Summa Hafidz Sumarsih - Sepenggal Episode Diandra
03. Sumarsih - Asyiknya Mengajar Penelitian
02. Veronica Endang Wahyuni - Aku Hanya Ingin Dipeluk
01. Retno Hastutiningsih - Kasih yang Merengkuh Hati
32. Retno Sumirat - Role Playing dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran Pantun
31. Luh Putu Udayati - Sekaki Langit
30. Dwi Kurnianingsih - Laskar Si Jago Matematika
29. Rizki Amalia Sholihah - Mengajar Itu (Tidak) Mudah
28. Yuni Astutik - Jilan . . .sedang koma !
27. Ririn Nathalia Kusumasetyarini Darono - Semangat
26. Fxsuparta - Sekeping Hati untuk Roi
25. Noorvyta Wati - Jejak Langkah Angga
24. Onten Surtini - Kuat Hebat
23. Dian Nofitasari - Ceklik
22. Dian Nofitasari - Mainkan Jarimu
21. Sulastri Buana - Jadi Jokinya Kuda yang Belum Berlari
20. Vincensia Mujiyarni - Pendampingan Sepenuh Hati
19. Fikriana Nafi'a Elsimbany Nafi’a - Karena Mereka Bukanlah Boneka
18. Heri Cahyono - Siswa Sulit, Tinggal atau Buang Saja?
17. Rnd Krisnawati - Jangan Berakhir
16. Kang Gitoo - Guru Kiprah Murid Menjarah
15. Ria Santati - Impian Stella
14. Yati Utami Purwaningsih - Menyalakan Pelita Dalam Gelap
13. Frida Fatmawati - Karena Cinta AKu Bertahan
12. Sudaryati - Membangun Rasa Tanggung Jawab
11. Lilis Umi Fa'iezah - Pelajaran Berharga dari Negeri Tetangga
10. Nuryanti Yogya - Belajarku...
09. Ari Nuraeni - Pesan Singkat Berantai
08. Anastasia Agita Yuri - Goal Istimewa
07. Anastasia Agita Yuri - Miss Aku Cuma Ingin Maen Bareng
06. Haryani Yani - Guru Inspiratif
05. Tanjung Purnamasari Utomo - Terbanglah Tinggi Layang-layangku
04. Summa Hafidz Sumarsih - Sepenggal Episode Diandra
03. Sumarsih - Asyiknya Mengajar Penelitian
02. Veronica Endang Wahyuni - Aku Hanya Ingin Dipeluk
01. Retno Hastutiningsih - Kasih yang Merengkuh Hati
Minggu, 12 April 2015
Proyek Penulisan dan Penerbitan PTK atau PTS
Proyek Penulisan dan Penerbitan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau PTS (Penelitian Tindakan Sekolah)
Jika Ibu Bapak guru memiliki laporan PTK atau PTS, yuk kita terbitan menjadi buku.
Format tulisan?
1. Laporan PTK berupa laporan resmi dan dikirimkan ke email: komunitas.guru.menulis@gmail.com.
2. Membuat resume laporan (bukan abstrak), yakni semacam laporan singkat dalam bentuk bahasa yang tidak terlalu formal. Usahakan resume dikemas dalam bahasa yang populer dan enak dibaca.
Resume akan ditaruh di depan sedangkan laporan lengkap di bagian belakang sebagai lampiran.
Tebal laporan?
Ketebalan tidak ditentukan alias bebas.
Proses penerbitannya?
Jika banyak PTK yang terkirim, penerbitannya akan dikelompokkan per jenis (PTK atau PTS), per jenjang (SD, SMP, SMA, SMK), per kelas (kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII), per mata pelajaran.
Ketebalan buku?
Buku yang diterbitkan akan diusahakan tidak akan melebihi 120 halaman.
Biaya penerbitan?
Biaya penerbitan per buku adalah Rp1.250.000 (satu juta rupiah) dan ditanggung secara merata oleh kontributor dalam buku tersebut. Namun jika ada penambahan gambar, rumus, bagan, tabel akan ada penambahan biaya untuk proses layout. Besarnya penambahan biaya tergantung tingkat kesulitan pengerjaan.
Fasilitas yang didapatkan?
Editing, layout (teks), cover dan 10 buku contoh terbit dibagi merata kepada semua kontributor. Namun jika ada penambahan gambar, rumus, bagan, tabel akan ada penambahan biaya untuk proses layout. Besarnya penambahan biaya tergantung tingkat kesulitan pengerjaan.
Jika membutuhkan lebih dari 10 buku?
Biaya cetak ulang untuk buku dengan tebal maksimal 120 halaman adalah sebesar Rp 25.000 per eks.
Harga jual dan royalti?
Buku PTK dan PTS yang diterbitkan akan dipromosikan secara online dengan harga jual antara Rp35.000 hingga Rp40.000 dan pengarang akan mendapatkan royalti 10% dari harga jual dibagi rata untuk semua kontributor.
Biaya paket penerbitan buku ini tidak masuk ke dalam hitungan royalti. Royalti dihitung dari penjualan di luar biaya paket penerbitan.
Lomba Menulis Dongeng Nusantara
Dongeng selalu menarik untuk diceritakan dan didengarkan. Dogeng bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak.
Di era TI dan globalisasi sekarang ini, anak-anak kita lebih mengenal film kartun daripada mendengar dongeng. Padahal tidak semua film kartun itu memberikan pesan moral yang jelas dan sebagian besar hanya menyuguhkan hiburan semata-mata.
Berangkat dari kenyataan ini, mari kita menuliskan dongeng untuk anak-anak kita.
Ketentuan:
1. Berupa cerita rekaan dengan setting budaya Nusantara. Tidak diperkenankan mengambil setting di luar Nusantara.
2. Tidak boleh copy paste atau plagiasi. Harus merupakan karya orisinal dan belum pernah dipublikasikan di mana pun.
3. Panjang tulisan 2-4 halaman, diketik Normal (A4 kuarto, spasi satu, font type Calibri atau Times New Romans, font size 12, margin Sedang)
4. Naskah dikirimkan ke menulis.dongeng@gmail.com. Kirim sebagai lampiran (attachment) bukan di badan email. Namai file dengan LMDN-Nama - Judul Tulisan (contoh: LMDN-Wakidi Kirjo Karsinadi - Kera Sakti dari Gunung Menoreh). Jangan bubuhkan identitas apa pun di dalam file naskah kecuali dalam nama file.
5. Sertakan biodata narasi (Ceritakan siapa dirimu) dalam maksimal 100 kata, TIDAK BOLEH LEBIH yang dituliskan dalam file sendiri dengan diberi nama file Nama. Contoh: Wakidi Kirjo Karsinadi.
6. Sertakan FOTO paling keren dalam format JPG atau JPEG dengan resolusi yang cukup tinggi dan dinamai dengan nama diri, misalnya: Wakidi Kirjo Karsinadi.jpg.
Peserta:
Umum
Deadline:
Pengumuman:
Hasil lomba akan diumumkan melalui grup Menulis Dongeng Nusantara (https://www.facebook.com/groups/menulis.dongeng.nusantara/) 15 Agustus 2016
Hadiah:
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp300.000.
Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp200.000.
Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp100.000.
Akan dipilih naskah yang layak terbit untuk diterbitkan. Untuk setiap naskah yang diterbitkan, peserta wajib membeli 2 bukunya sendiri.
Sertifikat:
Akan diterbitkan 4 macam sertifikat:
Akan diterbitkan 4 macam sertifikat:
1. Sertifikat pemenang
2. Sertifikat 10 besar
3. Sertifikat untuk naskah yang diterbitkan
4. Sertifikat untuk naskah yang tidak diterbitkan*
Sertifikat akan diberikan untuk naskah yang memenuhi syarat dan akan dikirimkan bersamaan dengan buku yang sudah terbit dan cetak.
*Catatan: Bagi naskah yang tidak terpilih untuk diterbitkan, sertifikat hanya akan dikirimkan jika peserta memesan minimal 1 buku yang diterbitkan.
Royalti:
Bagi naskah yang diterbitkan, akan ada royalti 10% yang dilaporkan sekali dalam satu semester dan dibagi rata kepada setiap kontributor sesuai jumlah naskah masing-masing. Pembayaran royalti akan dilakukan melalui transfer bank dan segala pembiayaan yang terkait dengannya ditanggung oleh penerima royalti.
Persetujuan:
Ketika Anda mengirimkan naskah ke alamat email yang tertera, Anda dianggap menyetujui ketentuan lomba yang berlalu.
Apa itu dongeng? Berikut salinan dari Wikipedia
Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur.
Struktur
Dongeng biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, peristiwa atau isi dan penutup. Pendahuluan merupakan kalimat pengantar untuk memulai dongeng .Peristiwa atau isi merupakan bentuk kejadian-kejadian yang disusun besarkan urutan waktu. Penutup merupakan akhir dari bagan cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita, kalimat penutup yang sering digunakan dalam dongeng,misalnya mereka hidup bahagia selamanya.
Jenis-jenis
Dongeng dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu mite, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita perumpamaan.
Persetujuan:
Ketika Anda mengirimkan naskah ke alamat email yang tertera, Anda dianggap menyetujui ketentuan lomba yang berlalu.
Apa itu dongeng? Berikut salinan dari Wikipedia
Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur.
Struktur
Dongeng biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, peristiwa atau isi dan penutup. Pendahuluan merupakan kalimat pengantar untuk memulai dongeng .Peristiwa atau isi merupakan bentuk kejadian-kejadian yang disusun besarkan urutan waktu. Penutup merupakan akhir dari bagan cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita, kalimat penutup yang sering digunakan dalam dongeng,misalnya mereka hidup bahagia selamanya.
Ciri khas
Dongeng biasanya diceritakan dengan alur yang sederhana. Penulisan dongeng ditulis dalam alur cerita yang singkat dan bergerak cepat. Saat menceritakan atau menulis dongeng biasanya karakter tokoh tidak diceritakan secara rinci. Dongeng biasanya ditulis seperti gaya penceritaan secara lisan. Serta pendahuluan dalam cerita sangat singkat dan langsung pada topik yang ingin diceritakan.
Dongeng biasanya diceritakan dengan alur yang sederhana. Penulisan dongeng ditulis dalam alur cerita yang singkat dan bergerak cepat. Saat menceritakan atau menulis dongeng biasanya karakter tokoh tidak diceritakan secara rinci. Dongeng biasanya ditulis seperti gaya penceritaan secara lisan. Serta pendahuluan dalam cerita sangat singkat dan langsung pada topik yang ingin diceritakan.
Jenis-jenis
Dongeng dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu mite, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita perumpamaan.
Mite merupakan bentuk dongeng yang menceritakan hal-hal gaib seperti cerita tentang dewa, peri atau pun Tuhan.
Sage merupakan cerita dongeng tentang kepahlawanan, keperkasaan, atau kesaktian seperti cerita dongeng kesaktian Patih Gajah Mada.
Fabel merupakan dongeng tentang binatang yang bisa berbicara atau bertingkah laku seperti manusia.
Legenda merupakan bentuk dongeng yang menceritakan tentang suatu peristiwa mengenai asal usul suatu benda atau pun tempat.
Cerita jenaka merupakan cerita yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat komedi serta dapat membangkitkan tawa contoh Cerita Pak Belalang.
Cerita pelipur lara biasanya merupakan bentuk cerita yang bertujuan untuk menghibur para tamu dalam suatu perjamuan dan diceritakan oleh seorang ahli cerita seperti wayang yang diceritakan oleh seorang dalang.
Cerita perumpamaan merupakan bentuk dongeng yang mengandung kiasan/ibarat nasihat-nasihat, yang bersifat mendidik contoh seorang Haji pelit.
Cerita daerah ialah cerita yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah.
Unsur-unsur intrinsik
Dongeng biasanya mengandung lima unsur intrinsik yaitu tema, alur, penokohan, latar, amanat.
Dongeng biasanya mengandung lima unsur intrinsik yaitu tema, alur, penokohan, latar, amanat.
Tema merupakan ide pokok dari cerita dan merupakan patokan untuk membagun suatu cerita.
Alur merupakan jalan cerita yang diurutkan besarkan sebab-akibat atau pun besarkan urutan waktu.
Penokohan merupakan proses penampilan tokoh dengan pemberian watak, dan sifat.
Latar merupakan salah satu unsur pembentuk cerita yang menunjukkan di mana, dan kapan rangkaian-rangkaian cerita itu terjadi.
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.
Rabu, 08 April 2015
Proyek Penulisan dan Penerbitan Buku Pendidikan Karakter oleh Para Guru
Kepada rekan-rekan semua guru, Ibu Noorvyta Wati memiliki naskah tentang Pendidikan Karakter dan berkeinginan untuk menerbitkan menjadi sebuah buku. Karena naskah beliau masih kurang tebal untuk dijadikan sebuah buku, bagi Ibu Bapak guru yang berminat bisa bergabung bersama Ibu Noorvytawati untuk menerbitkan buku bersama. Dibutuhkan 1 atau 2 kontributor lagi agar "layak" atau "patut" menjadi sebuah buku. Silakan yang memiliki naskah tentang pendidikan karakter boleh mengiriman naskahnya ke komunitas.guru.menulis@gmail.com. Jika peminat lebih dari 2, mungkin peluang ini bisa dibuka untuk kelompok kedua, ketiga dan seterusnya
Ketebalan naskah kurang lebih 5000 sd 10000 kata.
Berapa biaya penerbitannya?
Jika ketebalan buku tidak melebihi 120 halaman, biaya penerbitannya adalah sebesar Rp1.000.000 (satu juta rupiah) dan akan mendapatkan 10 contoh terbit. Jika melebihi 120 halaman, setiap kelebihan halaman dikenai biaya edit dan layout Rp4.500 per halaman kelebihannya.
Artinya, kalau Ibu Bapak menghendaki penerbitan tunggal, maka biaya tersebut harus ditanggung sendiri. Kalau berdua, berarti ya dibagi dua. Kalau tiga, ya dibagi tiga. Kalau 4 ya dibagi 4.
Berapa jumlah buku yang saya dapatkan?
Seperti sudah disampaikan diatas, paket penerbitan ini akan memberikan contoh terbit sebanyak 10 eks. Nah kalau ada 2 kontributor, maka masing-masing mendapatkan 5 eks. Kalau tiga, masing-masing mendapatkan 3 kemudian sisa 1 buku silakan dibicarakan akan diberikan kepada siapa. Kalau 4 kontributor, masing-masing akan mendapatkan 2 eks buku, dan 2 buku sisanya silakan dibicarakan di antara masing-masing kontributor.
Bagaimana kalau membutuhkan lebih dari 10 eks?
Jika ketebalan buku tidak melebihi 120 halaman, biaya cetak ulang per buku adalah sebesar Rp25.000 (dua puluh lima ribu rupiah).
Nah, jadi kalau misalnya nanti akan ada 3 kontributor, maka daripada susah mbagi bukunya, mending nambah 2 eks kan tinggal nambah Rp50.000 sehingga masing-masing bisa mendapatkan 4 buku.
Kalau ada 4 kontributor juga tinggal nambah 2 eks atau Rp50.000 sehingga masing-masing mendapatkan 3 buku.
Harga jual dan royalti?
Buku Pendidikan Karakter yang diterbitkan akan dipromosikan secara online dengan harga jual antara Rp35.000 hingga Rp45.000 (tergantung ketebalan) dan pengarang akan mendapatkan royalti 10% dari harga jual dibagi rata untuk semua kontributor.
Bagi Ibu dan Bapak guru/dosen yang belum bergabung ke Komunitas Guru Menulis, silakan bergabung di:
https://www.facebook.com/groups/gurumenulis/
Atau hubungi Koordinator di 08882882749(sms, WhatsApp).
Selasa, 07 April 2015
Belajar Membuat Pantun: Karya Anggota Komunitas Guru Menulis
Pantun adalah warisan budaya asli Indonesia dan pernah mencapai kejayaannya di abad-18 saat pantun menjadi seni yang benar-benar merakyat. Pada zaman itu pantun digunakan dalam pertemuan-pertemuan seperti menyambut tamu, pernikahan atau kelahiran seorang bayi.
Seni pantun mampu membawakan daya tarik tersendiri. Pantun mudah diciptakan dalam waktu sesaat, komunikatif dan efektif. Keindahan pantun mampu mencairkan ketegangan suasana, menghaluskan budi pekerti dan sekaligus menjernihkan pikiran (katarsis). Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih seseorang berpikir secara asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata lain. Pantun dapat membuat seseorang cerdas tidak hanya dalam berpikir, namun juga secara sosial dalam berkomunikasi. Sehingga, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan. Bait pantun mengandung ungkapan realitas kehidupan manusia sehingga seni berpantun dapat melembutkan budi pekerti.
Namun, peran pantun yang demikian indahnya itu kini mulai ditinggalkan oleh generasi muda kita. Pantun tidak lagi populer di kalangan kaum remaja bahkan di kalangan kaum tua. Mereka menyenangi seni sebagai hiburan semata, bukan lagi memanfaatkan seni sebagai sesuatu yang dapat menjadi katarsis bagi jiwa. Terbitnya buku ini layak disambut dengan gembira agar tradisi berpantun dapat ditumbuhkembangkan kembali di antara generasi mendatang.
Contoh pantun:
Pantun karya Hafiz Maulana (siswa SD)
Ada Singa tidur nyenyak
Ada Burung bernyanyi merdu
Bawa uang saku banyak
Pikiran akan terganggu
Gagak terbang tinggi sekali
Rajawali hinggap di batu
Anak yang berbakti
Pasti akan disayang ibu
Judul: Belajar Membuat Pantung - Buku Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SD/MI
Penulis: Gito, S.Pd. (Kang Gitoo)
Tebal: 88 Halaman
ISBN: 978-602-1630-27-3
Harga: Rp 30.000
Sudah bisa dipesan plus ongkos kirim dari Jogja. Silakan hubungi 08882882749 (sms, WhatsApp).
Seni pantun mampu membawakan daya tarik tersendiri. Pantun mudah diciptakan dalam waktu sesaat, komunikatif dan efektif. Keindahan pantun mampu mencairkan ketegangan suasana, menghaluskan budi pekerti dan sekaligus menjernihkan pikiran (katarsis). Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih seseorang berpikir secara asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata lain. Pantun dapat membuat seseorang cerdas tidak hanya dalam berpikir, namun juga secara sosial dalam berkomunikasi. Sehingga, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan. Bait pantun mengandung ungkapan realitas kehidupan manusia sehingga seni berpantun dapat melembutkan budi pekerti.
Namun, peran pantun yang demikian indahnya itu kini mulai ditinggalkan oleh generasi muda kita. Pantun tidak lagi populer di kalangan kaum remaja bahkan di kalangan kaum tua. Mereka menyenangi seni sebagai hiburan semata, bukan lagi memanfaatkan seni sebagai sesuatu yang dapat menjadi katarsis bagi jiwa. Terbitnya buku ini layak disambut dengan gembira agar tradisi berpantun dapat ditumbuhkembangkan kembali di antara generasi mendatang.
Contoh pantun:
Pantun karya Hafiz Maulana (siswa SD)
Ada Singa tidur nyenyak
Ada Burung bernyanyi merdu
Bawa uang saku banyak
Pikiran akan terganggu
Gagak terbang tinggi sekali
Rajawali hinggap di batu
Anak yang berbakti
Pasti akan disayang ibu
Judul: Belajar Membuat Pantung - Buku Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SD/MI
Penulis: Gito, S.Pd. (Kang Gitoo)
Tebal: 88 Halaman
ISBN: 978-602-1630-27-3
Harga: Rp 30.000
Sudah bisa dipesan plus ongkos kirim dari Jogja. Silakan hubungi 08882882749 (sms, WhatsApp).
Kamis, 02 April 2015
Lomba Nulis Pengalaman Guru Mendidik dengan Hati, Komunitas Guru Menulis
Ibu Bapak guru dan dosen, ke depan Komunitas Guru Menulis akan mengadakan serangkaian proyek penulisan, berupa lomba dan proyek penerbitan buku. Berikut adalah salah satu lomba yang akan kami selenggarakan.
1. Lomba Nulis Pengalaman Guru: Mendidik dengan Hati
Pengalaman yang Inspiratif
Setiap guru yang membuka diri dan membiarkan dirinya menjadi bagian dari kehidupan muridnya, pasti memiliki kisah inspiratif yang layak dibagikan kepada sesama guru atau khalayak. Saat Ibu Bapak menghadapi murid yang "unik"; saat Ibu Bapak menghadapi pilihan yang sulit antara memilih "membela" murid atau kepentingan lain (entah egoisme diri atau pihak lain); saat kegigihan dan ketekunan Ibu Bapak akhirnya membuahkan kemanisan setelah melewati masa-masa tanpa secercah pun harapan.
Atau jika Ibu Bapak pernah berhadapan dengan situasi yang menantang posisi keguruan Ibu Bapak dan Ibu Bapak dengan penuh tanggung jawab menghadapi tantangan tersebut, itu artinya sudah saatnya Ibu Bapak untuk melahirkan kisah yang menggugah.
Pengalaman Membaca Pengalaman
(Ini salinan postingan saya, Wakidi Kirjo Karsinadi, di Facebook 24 April 2015. Barangkali bisa menjadi gambaran apa yang dimaui oleh kontes ini.)
1. Lomba Nulis Pengalaman Guru: Mendidik dengan Hati
Setiap guru yang membuka diri dan membiarkan dirinya menjadi bagian dari kehidupan muridnya, pasti memiliki kisah inspiratif yang layak dibagikan kepada sesama guru atau khalayak. Saat Ibu Bapak menghadapi murid yang "unik"; saat Ibu Bapak menghadapi pilihan yang sulit antara memilih "membela" murid atau kepentingan lain (entah egoisme diri atau pihak lain); saat kegigihan dan ketekunan Ibu Bapak akhirnya membuahkan kemanisan setelah melewati masa-masa tanpa secercah pun harapan.
Atau jika Ibu Bapak pernah berhadapan dengan situasi yang menantang posisi keguruan Ibu Bapak dan Ibu Bapak dengan penuh tanggung jawab menghadapi tantangan tersebut, itu artinya sudah saatnya Ibu Bapak untuk melahirkan kisah yang menggugah.
Pengalaman Membaca Pengalaman
(Ini salinan postingan saya, Wakidi Kirjo Karsinadi, di Facebook 24 April 2015. Barangkali bisa menjadi gambaran apa yang dimaui oleh kontes ini.)
Membaca naskah-naskah calon buku KAPUR & PAPAN Cerita tentang Pengelolaan Kelas, saya belajar 1 hal yang menjadi benang merah kisah-kisah yang menurutku inspiratif sehingga [saya nilai] layak terbit:
Guru akhirnya "berhasil" meruntuhkan konsepsi hubungannya dengan muridnya yang semula, yang cenderung satu arah, dan menggantikannya dengan yang baru, dua arah, tidak lagi mengajar namun terlebih belajar dari murid .... sekalipun pada awalnya murid terkesan hanya menjadi sumber masalah dan sumber kejengkelan.
Keterbukaan dan kerelaan membuka hati dan diri menjadi kunci pembuka hubungan yang buntu ... dan banyak yang akhirnya menikmati sebuah level hubungan baru yang amat bermakna dengan muridnya. Guru demikian biasanya memerlukan perjuangan awal untuk mau merendah dan "tidak memaksakan paradigmanya" dalam hubungan mereka ... untuk akhirnya memasuki paradigma hubungan yang baru. Dan tidak jarang guru harus mau berkorban untuk bisa memasuki wilayah-wilayah relasi yang baru.
Bentuk dan Gaya Tulisan: Kisah Pengalaman bukan Paparan Teori atau Wawasan
Ini adalah tentang sepenggal pengalaman. Sepenggal saja dari begitu banyak pengalaman yang Ibu Bapak pernah alami. Fokuslah pada 1 peristiwa atau kejadian, pada seorang murid atau segerombolan murid, atau pada satu pergumulan batin.
Dan ini adalah tentang pengalaman, tentang berkisah, ini tentang curhat, bukan tentang paparan teori atau suguhan keluasan wawasan. Ini tentang Ibu Bapak sendiri, kejadian yang Ibu Bapak alami, bukan teori atau metode yang Ibu Bapak pelajari, juga bukan tentang kritik atas kebijakan.
Boleh tentang kejadian milik sendiri, atau milik orang lain pun juga boleh.
Prinsip Kehati-Hatian dan Hormat
Ketika menyangkut orang lain dan kisah Ibu Bapak merupakan sesuatu yang "sensitif", sebaiknya minta izinlah kepada yang bersangkutan untuk mengisahkannya. Atau paling tidak, mungkin Ibu Bapak perlu menyamarkan nama agar di kemudian hari tidak menimbulkan ketidakenakan ketika naskah Ibu Bapak sudah diterbitkan menjadi buku.
Sudut Pandang
Gunakan sudut pandang dan tingkat keformalan dengan konsisten. Kalau menggunakan sudut pandang orang pertama non formal, gunakan aku secara konsisten. Atau saya untuk menciptakan situasi yang sedikit lebih formal. Hindari penggunaan aku dan saya secara bersamaan dalam satu naskah, kecuali salah satunya digunakan dalam kutipan langsung.
Gaya Penulisan Narasi
Gunakan gaya bahasa bercerita atau narasi. Biarkanlah pembaca ikut mengalami kejadian yang Ibu Bapak alami. Biarkanlah pembaca ikut melihat gambar kejadiannya, mendengar suara yang ditimbulkannya dan merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Biarkanlah pembaca melihat kejadiannya sebagaimana Ibu Bapak melihatnya, mendengar sebagaimana Ibu Bapak mendengar, dan merasakan apa yang Ibu Bapak rasakan saat mengalami kejadian.
Kebaruan Ide Cerita
Kalau Ibu Bapak pernah mengikuti lomba kami sebelumnya, TIDAK DIPERKENANKAN menceritakan kisah atau kejadian yang sama yang pernah dikisahkan dan dikirimkan ke kami. Ambil pengalaman yang lain.
Perbaikan Kualitas Naskah
Bagi Ibu Bapak yang pernah mengikuti lomba yang kami selenggarakan, upayakan kualitas tulisan Ibu Bapak lebih baik daripada naskah yang dikirimkan kepada kami sebelumnya. Mulai tata struktur cerita dengan efektif. Mulai perhatikan kaidah berbahasa, ejaan dan tata bahasa. Miringkan istilah yang tidak baku atau istilah asing. Bedakan cara penulisan awalan dan kata depan untuk "di" dan "ke". Hindari spasi berlebihan. Jangan tambah spasi setelah tanda petik awal dan sebelum tanda petik akhir, juga sesudah tanda kurung awal dan sebelum tanda kurung akhir. Juga jangan tambahkan spasi sebelum koma atau titik dua atau titik koma. Tunjukkan bahwa Ibu Bapak memang belajar dan mau maju bersama kami.
Untuk EYD
Ketik pada Word dengan ukuran kertas A4 margin SEDANG dan spasi tunggal (1). Gunakan Font Type Times New Romans atau Calibri. Atau dengan kata lain, tidak usah diatur-atur. Panjang tulisan HARUS 3-5 halaman atau antara 1.600 sampai 2.600 kata.
Peserta Lomba
Guru atau dosen. Baik di sekolah formal, non formal maupun informal. Boleh juga kepala sekolah atau pengawas.
Pengiriman naskah
Diemail ke akun lomba.nulis.guru@gmail.com dalam file terpisah (lampiran). Nama file: LNPG-2015-Nama Penulis - Judul Naskah. Contoh nama file: LNPG-2015-Wakidi Kirjo Karsinadi - Berburu Semut di Lobang Karang. Jangan menuliskan identitas apa pun di dalam naskah.
Deadline
Naskah diemail ke lomba.nulis.guru@gmail.com paling lambat 30 November 2015 pukul 23.59 WIB.
Biodata Penulis
Bersamaan dengan pengiriman naskah, peserta wajib menyertakan BIODATA PENULIS pendek (maksimal 100 kata) dalam file terpisah dengan dinamai Nama Lengkap Beserta Gelar. Jangan memamerkan diri dalam biodata ini tetapi cukup cantumkan informasi paling penting. Kali ini kami akan ketat membatasi panjang biodatanya. Kalau sudah punya banyak sekali pengalaman mengajar? Pilih yang paling ingin ditonjolkan dan ditambah keterangan "pernah mengajar di 25 sekolah lain". Kalau sudah menerbitkan ratusan buku? Sebut saja yang paling membanggakan dan ditambah "ratusan buku lain".
Hasil Lomba
Hasil lomba akan diumumkan di Grup Facebook Guru Menulis, Lomba Nulis Pengalaman Guru, fanpage Facebook Komunitas Guru Menulis pada tanggal 15 Januari 2016.
Akan dipilih 3 pemenang.
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp300.000.
Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp200.000.
Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp100.000.
Akan dipilih naskah yang layak terbit untuk diterbitkan. Untuk setiap naskah yang diterbitkan, peserta wajib membeli 2 bukunya sendiri.
Sertifikat akan diberikan untuk naskah yang memenuhi syarat dan akan dikirimkan bersamaan dengan buku yang sudah terbit dan cetak.
Kami ingin lebih baik
Untuk itu kami mengajak Ibu Bapak untuk menyiapkan tulisan sebaik mungkin. Ambil waktu yang cukup untuk mulai menulis. Yang biasa kerja semalam, cobalan pilih semalam itu sekarang bukan saat deadline tinggal beberapa jam. Ingatlah ketika Ibu Bapak mengatakan kepada murid agar mereka lebih baik! Yuk, kita sendiri juga menjadi lebih baik!
Kriteria Penilaian Naskah
1. Bobot Dampak
Yang dimaksud dengan bobot dampak adalah, seberapa inspiratif kisah tersebut bagi pembaca. Seberapa kuat kisah menyentuh hati dan menggerakkan pembaca (guru lain) untuk juga “menggerakkan hatinya” di saat mengajar.
Bobot dampak ini menjadi pertimbangan paling penting di dalam penilaian. Bobot dampak ini akan membedakan kisah ini dari sekadar keterampilan dan kelihaian bernarasi. Narasi yang baik memang harus namun isinya atau dampaknya yang paling menentukan penilaian.
2. Kedalaman refleksi penulis.
Kemampuan penulis merefleksikan dan mengenali gejolak yang berlangsung di dalam dirinya yang terungkap di dalam kisah, dan sejauh mana penulis belajar dari dan mengolah pengalaman yang dikisahkan untuk kemudian bersikap dengan tepat demi kemajuan diri pendidik dan anak didik.
Kedalaman refleksi akan terbaca dalam kisah dan membuat kisah itu menjadi lebih berbobot.
3. Penyajian, mencakup beberapa kriteria
a. Struktur Cerita: mengalirkah, runtutkah, mudah diikuti jalan cerita dan logika ceritanya?
b. Gaya atau kekuatan bahasa: sejauh mana penulis mampu mengeksplorasi kekayaan bahasa untuk menyampaikan cerita. Tentu termasuk di dalamnya: penguasaan tata bahasa dan kaidah berbahasa, pemilihan kata, gaya berkalimat/berbahasa, punctuation (tanda baca),
c. Bobot sebagai sebuah cerita: Menarikkah tulisan yang ada sebagai sebuah cerita untuk dibaca.
Poin 3 ini akan membuat isi atau materi pengalaman yang dahsyat menjadi sebuah kisah yang sangat indah dan semakin menyentuh. Kalau materi sudah sangat baik, namun kemampuan bernarasinya kurang, maka potensi dampak yang dimaksudkan menjadi kurang kedahsyatannya. Jadi, meskipun yang paling penting adalah dampak, namun narasi tetap harus diupayakan baik. Narasi yang baik membuat kisah menjadi menarik dan menghibur untuk dibaca. Kisah jadi "nendang" dan "menggigit" dan dampaknya menjadi sangat tajam serta mengena.
4. Kebutuhan Editing
Sejauh mana naskah memerlukan proses editing untuk menjadi layak terbit. Tanpa editing sama sekali? Dengan sedikit editing? Perlu banyak editing? Atau harus dirombak sama sekali?
Salam Menulis
Wakidi Kirjo Karsinadi
Koordinator Komunitas Guru Menulis
Guru akhirnya "berhasil" meruntuhkan konsepsi hubungannya dengan muridnya yang semula, yang cenderung satu arah, dan menggantikannya dengan yang baru, dua arah, tidak lagi mengajar namun terlebih belajar dari murid .... sekalipun pada awalnya murid terkesan hanya menjadi sumber masalah dan sumber kejengkelan.
Keterbukaan dan kerelaan membuka hati dan diri menjadi kunci pembuka hubungan yang buntu ... dan banyak yang akhirnya menikmati sebuah level hubungan baru yang amat bermakna dengan muridnya. Guru demikian biasanya memerlukan perjuangan awal untuk mau merendah dan "tidak memaksakan paradigmanya" dalam hubungan mereka ... untuk akhirnya memasuki paradigma hubungan yang baru. Dan tidak jarang guru harus mau berkorban untuk bisa memasuki wilayah-wilayah relasi yang baru.
Bentuk dan Gaya Tulisan: Kisah Pengalaman bukan Paparan Teori atau Wawasan
Ini adalah tentang sepenggal pengalaman. Sepenggal saja dari begitu banyak pengalaman yang Ibu Bapak pernah alami. Fokuslah pada 1 peristiwa atau kejadian, pada seorang murid atau segerombolan murid, atau pada satu pergumulan batin.
Dan ini adalah tentang pengalaman, tentang berkisah, ini tentang curhat, bukan tentang paparan teori atau suguhan keluasan wawasan. Ini tentang Ibu Bapak sendiri, kejadian yang Ibu Bapak alami, bukan teori atau metode yang Ibu Bapak pelajari, juga bukan tentang kritik atas kebijakan.
Boleh tentang kejadian milik sendiri, atau milik orang lain pun juga boleh.
Prinsip Kehati-Hatian dan Hormat
Ketika menyangkut orang lain dan kisah Ibu Bapak merupakan sesuatu yang "sensitif", sebaiknya minta izinlah kepada yang bersangkutan untuk mengisahkannya. Atau paling tidak, mungkin Ibu Bapak perlu menyamarkan nama agar di kemudian hari tidak menimbulkan ketidakenakan ketika naskah Ibu Bapak sudah diterbitkan menjadi buku.
Sudut Pandang
Gunakan sudut pandang dan tingkat keformalan dengan konsisten. Kalau menggunakan sudut pandang orang pertama non formal, gunakan aku secara konsisten. Atau saya untuk menciptakan situasi yang sedikit lebih formal. Hindari penggunaan aku dan saya secara bersamaan dalam satu naskah, kecuali salah satunya digunakan dalam kutipan langsung.
Gaya Penulisan Narasi
Gunakan gaya bahasa bercerita atau narasi. Biarkanlah pembaca ikut mengalami kejadian yang Ibu Bapak alami. Biarkanlah pembaca ikut melihat gambar kejadiannya, mendengar suara yang ditimbulkannya dan merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Biarkanlah pembaca melihat kejadiannya sebagaimana Ibu Bapak melihatnya, mendengar sebagaimana Ibu Bapak mendengar, dan merasakan apa yang Ibu Bapak rasakan saat mengalami kejadian.
Kebaruan Ide Cerita
Kalau Ibu Bapak pernah mengikuti lomba kami sebelumnya, TIDAK DIPERKENANKAN menceritakan kisah atau kejadian yang sama yang pernah dikisahkan dan dikirimkan ke kami. Ambil pengalaman yang lain.
Perbaikan Kualitas Naskah
Bagi Ibu Bapak yang pernah mengikuti lomba yang kami selenggarakan, upayakan kualitas tulisan Ibu Bapak lebih baik daripada naskah yang dikirimkan kepada kami sebelumnya. Mulai tata struktur cerita dengan efektif. Mulai perhatikan kaidah berbahasa, ejaan dan tata bahasa. Miringkan istilah yang tidak baku atau istilah asing. Bedakan cara penulisan awalan dan kata depan untuk "di" dan "ke". Hindari spasi berlebihan. Jangan tambah spasi setelah tanda petik awal dan sebelum tanda petik akhir, juga sesudah tanda kurung awal dan sebelum tanda kurung akhir. Juga jangan tambahkan spasi sebelum koma atau titik dua atau titik koma. Tunjukkan bahwa Ibu Bapak memang belajar dan mau maju bersama kami.
Untuk EYD
Ibu Bapak bisa cek di http://kbbi.web.id/ == kbbi online atau gunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (Luring) == kbbi offline atau http://kateglo.com/.
Format Pengetikan
Ketik pada Word dengan ukuran kertas A4 margin SEDANG dan spasi tunggal (1). Gunakan Font Type Times New Romans atau Calibri. Atau dengan kata lain, tidak usah diatur-atur. Panjang tulisan HARUS 3-5 halaman atau antara 1.600 sampai 2.600 kata.
Peserta Lomba
Guru atau dosen. Baik di sekolah formal, non formal maupun informal. Boleh juga kepala sekolah atau pengawas.
Pengiriman naskah
Diemail ke akun lomba.nulis.guru@gmail.com dalam file terpisah (lampiran). Nama file: LNPG-2015-Nama Penulis - Judul Naskah. Contoh nama file: LNPG-2015-Wakidi Kirjo Karsinadi - Berburu Semut di Lobang Karang. Jangan menuliskan identitas apa pun di dalam naskah.
Deadline
Naskah diemail ke lomba.nulis.guru@gmail.com paling lambat 30 November 2015 pukul 23.59 WIB.
Biodata Penulis
Bersamaan dengan pengiriman naskah, peserta wajib menyertakan BIODATA PENULIS pendek (maksimal 100 kata) dalam file terpisah dengan dinamai Nama Lengkap Beserta Gelar. Jangan memamerkan diri dalam biodata ini tetapi cukup cantumkan informasi paling penting. Kali ini kami akan ketat membatasi panjang biodatanya. Kalau sudah punya banyak sekali pengalaman mengajar? Pilih yang paling ingin ditonjolkan dan ditambah keterangan "pernah mengajar di 25 sekolah lain". Kalau sudah menerbitkan ratusan buku? Sebut saja yang paling membanggakan dan ditambah "ratusan buku lain".
Hasil Lomba
Hasil lomba akan diumumkan di Grup Facebook Guru Menulis, Lomba Nulis Pengalaman Guru, fanpage Facebook Komunitas Guru Menulis pada tanggal 15 Januari 2016.
Akan dipilih 3 pemenang.
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp300.000.
Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp200.000.
Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp100.000.
Akan dipilih naskah yang layak terbit untuk diterbitkan. Untuk setiap naskah yang diterbitkan, peserta wajib membeli 2 bukunya sendiri.
Sertifikat akan diberikan untuk naskah yang memenuhi syarat dan akan dikirimkan bersamaan dengan buku yang sudah terbit dan cetak.
Kami ingin lebih baik
Untuk itu kami mengajak Ibu Bapak untuk menyiapkan tulisan sebaik mungkin. Ambil waktu yang cukup untuk mulai menulis. Yang biasa kerja semalam, cobalan pilih semalam itu sekarang bukan saat deadline tinggal beberapa jam. Ingatlah ketika Ibu Bapak mengatakan kepada murid agar mereka lebih baik! Yuk, kita sendiri juga menjadi lebih baik!
Kriteria Penilaian Naskah
1. Bobot Dampak
Yang dimaksud dengan bobot dampak adalah, seberapa inspiratif kisah tersebut bagi pembaca. Seberapa kuat kisah menyentuh hati dan menggerakkan pembaca (guru lain) untuk juga “menggerakkan hatinya” di saat mengajar.
Bobot dampak ini menjadi pertimbangan paling penting di dalam penilaian. Bobot dampak ini akan membedakan kisah ini dari sekadar keterampilan dan kelihaian bernarasi. Narasi yang baik memang harus namun isinya atau dampaknya yang paling menentukan penilaian.
2. Kedalaman refleksi penulis.
Kemampuan penulis merefleksikan dan mengenali gejolak yang berlangsung di dalam dirinya yang terungkap di dalam kisah, dan sejauh mana penulis belajar dari dan mengolah pengalaman yang dikisahkan untuk kemudian bersikap dengan tepat demi kemajuan diri pendidik dan anak didik.
Kedalaman refleksi akan terbaca dalam kisah dan membuat kisah itu menjadi lebih berbobot.
3. Penyajian, mencakup beberapa kriteria
a. Struktur Cerita: mengalirkah, runtutkah, mudah diikuti jalan cerita dan logika ceritanya?
b. Gaya atau kekuatan bahasa: sejauh mana penulis mampu mengeksplorasi kekayaan bahasa untuk menyampaikan cerita. Tentu termasuk di dalamnya: penguasaan tata bahasa dan kaidah berbahasa, pemilihan kata, gaya berkalimat/berbahasa, punctuation (tanda baca),
c. Bobot sebagai sebuah cerita: Menarikkah tulisan yang ada sebagai sebuah cerita untuk dibaca.
Poin 3 ini akan membuat isi atau materi pengalaman yang dahsyat menjadi sebuah kisah yang sangat indah dan semakin menyentuh. Kalau materi sudah sangat baik, namun kemampuan bernarasinya kurang, maka potensi dampak yang dimaksudkan menjadi kurang kedahsyatannya. Jadi, meskipun yang paling penting adalah dampak, namun narasi tetap harus diupayakan baik. Narasi yang baik membuat kisah menjadi menarik dan menghibur untuk dibaca. Kisah jadi "nendang" dan "menggigit" dan dampaknya menjadi sangat tajam serta mengena.
4. Kebutuhan Editing
Sejauh mana naskah memerlukan proses editing untuk menjadi layak terbit. Tanpa editing sama sekali? Dengan sedikit editing? Perlu banyak editing? Atau harus dirombak sama sekali?
Salam Menulis
Wakidi Kirjo Karsinadi
Koordinator Komunitas Guru Menulis
Rabu, 01 April 2015
Mengenal Juara: Luh Putu Udayati dengan Naskah "Menggantikan Cinta yang Hilang" dalam Lomba Nulis Pengalaman Guru 2013 Mendidik dengan Hati
Pemenang satu
Pemenang dua
#mengenalSangJuara (2)
Praktik mengguru pernah ditelanjangi dengan sangat terbuka tanpa tedeng aling-aling oleh Bapak Rai Sujaya dalam tulisannya yang berjudul "Guru Mendidik dan Mengajar, Yang Mana?" dalam buku Kapur & Papan Kumpulan Kisah Pengalaman Guru yang Jujur dan Menggugah.
Jujur Ibu Bapak, ketika harus memilih, (1) anak dari keluarga baik-baik, kaya lagi, tampan, cerdas, pintar, baik hati, penuh pengertian, atau (2) bermasalah, nakal, hampir tidak pernah melakukan yang benar, pembuat onar. Mana yang Ibu Bapak pilih?
Situasi yang kedua itulah yang dihadapi Ibu Udayati. Bukan saja ia berhadapan dengan anak yang menjengkelkan, tetapi juga ancaman orang tua murid lain yang akan menarik anaknya dari sekolah itu seandainya si pembuat onar masih ada di sekolah itu. Apa yang akan Ibu Bapak lakukan ketika berhadapan dengan situasi yang sama?
Jalan paling gampang tentu saja mengeluarkan anak nakal itu. Tetapi kondisi anak ini justru menghunjamkan serangan tepat di titik hati tempat panggilan keguruan itu berada. Ibu Udayati memilih menyelamatkan si anak jahanam, meski ia tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa digenggam untuk meyakinkan pilihannya, dengan risiko yang sudah sangat jelas menanti kegagalannya.
Seorang pendidik memang harus menjadi guru untuk muridnya, seperti yang ingin dikatakan oleh buku tulisan Bapak St Kartono. Di sini juga Ibu Udayati memilih menjadi guru untuk muridnya, murid yang tersingkirkan, murid yang tiada memberikan seberkas pun harapan. Seorang pendidik berani mengambil risiko bahkan yang paling menakutkan sekali pun, termasuk ancaman orang tua.
Kisah ini mengingatkan kita, para guru, bahwa tugas kita adalah membaikkan yang belum baik, memintarkan yang belum pintar, menyantun yang memerlukan kasih, mengayakan yang belum kaya. Bukan memilih anak yang sudah pintar, yang sudah baik, yang sudah santun.
Dan ... pilihan Ibu Udayati ternyata tidaklah sia-sia. Apa yang dilakukannya dan bagaimana akhir kisahnya, baca saja tulisannya berjudul "Menggantikan Cinta yang Hilang" dalam buku Cinta Sang Guru.
Pemenang dua
Praktik mengguru pernah ditelanjangi dengan sangat terbuka tanpa tedeng aling-aling oleh Bapak Rai Sujaya dalam tulisannya yang berjudul "Guru Mendidik dan Mengajar, Yang Mana?" dalam buku Kapur & Papan Kumpulan Kisah Pengalaman Guru yang Jujur dan Menggugah.
Jujur Ibu Bapak, ketika harus memilih, (1) anak dari keluarga baik-baik, kaya lagi, tampan, cerdas, pintar, baik hati, penuh pengertian, atau (2) bermasalah, nakal, hampir tidak pernah melakukan yang benar, pembuat onar. Mana yang Ibu Bapak pilih?
Situasi yang kedua itulah yang dihadapi Ibu Udayati. Bukan saja ia berhadapan dengan anak yang menjengkelkan, tetapi juga ancaman orang tua murid lain yang akan menarik anaknya dari sekolah itu seandainya si pembuat onar masih ada di sekolah itu. Apa yang akan Ibu Bapak lakukan ketika berhadapan dengan situasi yang sama?
Jalan paling gampang tentu saja mengeluarkan anak nakal itu. Tetapi kondisi anak ini justru menghunjamkan serangan tepat di titik hati tempat panggilan keguruan itu berada. Ibu Udayati memilih menyelamatkan si anak jahanam, meski ia tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa digenggam untuk meyakinkan pilihannya, dengan risiko yang sudah sangat jelas menanti kegagalannya.
Seorang pendidik memang harus menjadi guru untuk muridnya, seperti yang ingin dikatakan oleh buku tulisan Bapak St Kartono. Di sini juga Ibu Udayati memilih menjadi guru untuk muridnya, murid yang tersingkirkan, murid yang tiada memberikan seberkas pun harapan. Seorang pendidik berani mengambil risiko bahkan yang paling menakutkan sekali pun, termasuk ancaman orang tua.
Kisah ini mengingatkan kita, para guru, bahwa tugas kita adalah membaikkan yang belum baik, memintarkan yang belum pintar, menyantun yang memerlukan kasih, mengayakan yang belum kaya. Bukan memilih anak yang sudah pintar, yang sudah baik, yang sudah santun.
Dan ... pilihan Ibu Udayati ternyata tidaklah sia-sia. Apa yang dilakukannya dan bagaimana akhir kisahnya, baca saja tulisannya berjudul "Menggantikan Cinta yang Hilang" dalam buku Cinta Sang Guru.
Mengenal Juara: Yulia Loekito dengan Naskah Edo dalam Lomba Nulis Pengalaman Guru 2013 Mendidik dengan Hati
Pemenang satu
Pemenang dua
#mengenalSangJuara (1)
Apakah Ibu Bapak sudah mengenal mereka yang pernah juara di dalam lomba ini?
Ada Ibu Yulia Loekito dengan tulisan berjudul "Edo". Berkisah tentang pengalaman dahsyat namun tidak kalah dengannya adalah pergumulan batin mengguncangkan sangat hebat.
Dalam kisah ini, Ibu Bapak akan menemukan kisah "patah hati" yang sangat bernilai dan bermakna.
Baca selengkapnya di buku Cinta Sang Guru.
Kalau Ibu Bapak ingin menulis "dengan benar" harus baca kisah ini. Tanpa pernah membaca kisah semacam ini, sangat diragukan Ibu Bapak bisa melahirkan kisah yang benar-benar berarti.
Pemenang dua
Apakah Ibu Bapak sudah mengenal mereka yang pernah juara di dalam lomba ini?
Ada Ibu Yulia Loekito dengan tulisan berjudul "Edo". Berkisah tentang pengalaman dahsyat namun tidak kalah dengannya adalah pergumulan batin mengguncangkan sangat hebat.
Melalui kisah ini Ibu Bapak akan tahu bahwa prestasi bukanlah tujuan akhir seorang pendidik. Tentu prestasi selayaknya membuat kita bangga dan semakin memberikan energi bagi kita untuk melangkah maju. Namun ketika prestasi menjadi menjadi titik akhir dan kita hanya berhenti di situ, sebenarnya kita sedang tersesat dan teperdaya.
Pendidik yang mumpuni harus melangkah melampaui pencapaian prestasi. Ia harus rela membiarkan anak didiknya mandiri dan "melupakan" kita, setelah kita mengalami masa-masa demikian indah dan membanggakan dengan mereka, betapa pun kita akan merasakan berbunga-bunga karena kita sedang dan pernah membuat arti bagi hidup anak-anak kita. Tetapi yang namanya bunga, seindah apa pun, ia hanyalah tetap bunga, memesona namun ia bukanlah buahnya. Buah pendidikan bukanlah ketika anak didik kita bisa menyampaikan rasa terima kasih atas jasa-jasa kita, tetapi ketika mereka menjadi pribadi yang mandiri dan tidak lagi tergantung kepada kita.
Dalam kisah ini, Ibu Bapak akan menemukan kisah "patah hati" yang sangat bernilai dan bermakna.
Baca selengkapnya di buku Cinta Sang Guru.
Kalau Ibu Bapak ingin menulis "dengan benar" harus baca kisah ini. Tanpa pernah membaca kisah semacam ini, sangat diragukan Ibu Bapak bisa melahirkan kisah yang benar-benar berarti.
Wakidi Kirjo Karsinadi
Dapatkan buku Cinta Sang Guru seharga Rp 65.000 (ditambah ongkos kirim)